"Apa Kita Harus Menunggu Krisis Energi Baru Kemudian Membangun PLTN?"

The Nuclear Young Indonesian Community Support the Development of Nuclear Power Plants

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


"Apa Kita Harus Menunggu Krisis Energi Baru Kemudian Membangun PLTN?"
Ketua Komunitas Muda Nuklir (Kommun) Said Mubbarak bersama Kepala Badan Tenaga Nuklir (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto (Foto: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - "Apa kita harus menunggu krisis energi baru kemudian membangun PLTN?," kata Said Mubbarak, Ketua Komunitas Muda Nuklir (Kommun) kepada pers di Jakarta, Sabtu.

Kommun adalah komunitas yang menghimpun sejumlah anak muda untuk mendukung rencana pemerintah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Said Mubarrak bersama anggota Kommun berkumpul di Jakarta dalam kaitan Nuclear Youth Summit 2014 atau NYS yang pertama kali digagas di Yogyakarta pada 2013. Sebuah wadah yang diperuntukkan bagi kaum muda yang peduli dan tertarik pada perkembangan teknologi nuklir secara nasional maupun internasional.

"Kami mendukung pembangunan PLTN secepatnya," kata Said Mubbarak.

Menurutnya, pembangunan PLTN membutuhkan waktu lima tahun, untuk itu perlu gerak cepat. PLTN, sambung dia, memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan PLTU seperti ramah lingkungan, harga murah, serta bahan baku yang melimpah.

Rencananya, PLTN akan dibangun di Bangka Belitung. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan kapan pembangunan itu diwujudkan.

"Kami juga akan melakukan sosialisasi kepada kaum muda mengenai pemanfaatan nuklir dengan cara yang lebih kreatif," kata mahasiswa Fisika Medis Universitas Indonesia itu.

Selama ini, kaum muda banyak tidak mengetahui mengenai pemanfaatan nuklir. Said sendiri mengenal nuklir ketika duduk kelas tiga SD.

"Itu juga mengenai bom atom Nagasaki dan Hiroshima. Jadi, saya hanya tahu dampak buruknya saja. Padahal nuklir sendiri banyak dimanfaatkan di dunia kesehatan dan bukan sesuatu yang asing," ujarnya.

Jakarta (B2B) - "Do we have to wait for the energy crisis then build a nuclear power plant ?," Said Mubbarak, Chairman of Nuclear Young Indonesian Community or Kommun told reporters here on Saturday.

Kommun is the community of Indonesian young which is support the Indonesian government´s plan to build a Nuclear Power Plant.

Said Mubarrak gathered in Jakarta with members of Kommun, in relation Nuclear Youth Summit 2014 or NYS, who was first initiated in Yogyakarta in 2013. Kommun is a non-profit organization for young people who are concerned, and interested in the development of nuclear technology.

"We support the development of of nuclear power plants as soon as possible," he said.

He added, development of nuclear power plant take five years, it is necessary to move quickly. Nuclear power plant better than steam power plants such as environmentally friendly, low price, and abundant raw materials.

According to the plan, first nuclear power plants will be built in Bangka Belitung province. But until now there is no clarity.

"We will disseminate nuclear use in creative ways," said the student of Medical Physics, University of Indonesia.

So far, young people in Indonesia unfamiliar with the utilization of nuclear to support the development, Said himself claimed to know about nuclear when he was in the third grade of elementary school.

"It was about the atomic bomb Nagasaki and Hiroshima. I only know the bad effects of it. In fact the nuclear a lot of benefits such as for medical needs," he said.