Menkop Akan Koordinasi dengan Mendag terkait Impor Baju Bekas
Indonesian Minister Admitted Concern on Used Clothing Imports
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Menteri Koperasi AAGN Puspayoga akan berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel terkait impor baju bekas yang dinilai berdampak besar pada pelaku usaha kecil menengah (UKM) garmen, karena akan menurunkan omset mereka lantaran penjualan baju bekas impor.
"Kenapa baju bekas harus diimpor? Pelaku UKM garmen akan rugi besar, karena produknya tidak laku dijual sehingga produksi pun menurun," kata Puspayoga pada peluncuran satu juta wirausaha di Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta pada Jumat.
Dia mengaku akan segera berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel untuk mencari solusi terkait masalah impor baju bekas, yang lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya bagi perekonomian nasional.
"Saya miris. Saya prihatin. Apa semiskin itu bangsa kita? Ini harus dikaji bersama dengan kementerian perdagangan. Kalau impor baju baru masih masuk akal, ini baju bekas," kata Puspayoga.
Menurutnya, untuk mengantisipasi hal itu maka jumlah wirausahawan Indonesia harus meningkat hingga sejuta wirausahan, karena saat ini jumlahnya sangat kecil. Dari 248 juta penduduk Indonesia, hanya 3,87 juta atau 1,56% yang menjadi wirausahawan padahal perekonomian Indonesia masih membutuhkan pertumbuhan wirausaha baru maka Indonesia masih membutuhkan 1,09 juta wirausahawan baru.
"Saya harapkan dukungan semua kementerian untuk bergerak meningkatkan kewirausahaan, yang tujuan utamanya mengurangi pengangguran atau meningkatkan kelas pekerja menjadi pengusaha," kata Puspayoga.
Jakarta (B2B) - Indonesian Cooperatives, Small and Medium Enterprises (SMEs) Minister, AAGN Puspayoga AAGN Puspayoga will coordinate with the Trade Minister Rahmat Gobel related used clothing imports which was considered a major impact on small and medium entrepreneurs (SMEs) garment, because it would reduce their turnover.
"Why should used clothing imports? Small and medium entrepreneurs will lose because the products are not sold so that production is declining," Puspayoga told reporters at at the launch of one million entrepreneurs at his office here on Friday.
He claims will to coordinate with Trade Minister Rahmat Gobel to find solutions related to used clothing imports, the more harm than benefit to the national economy.
"I´m sad. I´m was concerned. What is so poor that our nation? It must be assessed with the Trade Ministry. If the import of new clothes still make sense, but it´s used clothing," Puspayoga said.
According to him, to anticipate that the number of Indonesian entrepreneurs should be increase up to a million entrepreneur. The number of Indonesian entrepreneurs only 3.87 million or 1.56% of the 248 million Indonesian people, whereas the Indonesian economy requires
1.09 million new entrepreneurs.
"I expect support of all ministries to improve entrepreneurship, which is the ultimate goal of reducing unemployment or increasing the working class to be an entrepreneur," he said.