Mataram, NTB (B2B) - Kementerian Pertanian memproyeksikan target luas tambah tanam (LTT) padi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada April - September 2016 (Asep) mencapai 2.585 hektar dari target Asep 2016 seluas 155.112 hektar, sementara target LTT padi nasional mencapai 1.204.844 hektar dan target Asep 2016 mencapai 7.272.107 atau meningkat 19,9% dari Asep 2015 seluas 6.067.263 hektar.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kinerja luas tanam (LT) padi NTB pada Oktober -  Maret 2015/2016 (Okmar) ditargetkan meningkat 1.356 hektar atau naik 0,4% pada Okmar 2015/2016 seluas 312.925 dari Okmar 2014/2015 seluas 311.569 hektar, sementara kinerja LT padi di seluruh Indonesia pada Okmar 2015/2016 mencapai 361.959 hektar atau naik 4,3% dari Okmar 2014/2015 seluas 8.391.325 hektar.

"Peningkatan luas tanam padi dilakukan untuk mencapai target produksi beras, yang pada tahun depan diharapkan mencapai 77 juta ton, selain pada musim hujan maka produksi padi juga harus meningkat pada musim kemarau," kata Mentan Amran Sulaiman saat melakukan gerakan mekanisasi pertanian pada Jumat siang (19/8) di Desa Keru, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Bupati Lombok Barat, Lalu Pathul Bahri; Asisten Teritorial Kepala Staf TNI AD (Kasad), Mayor Jenderal TNI Komaruddin Simanjuntak, sejumlah kepala dinas pertanian kabupaten/kota di NTB dan sejumlah komandan Kodim di seluruh provinsi tersebut.

Menurut Mentan, langkah tersebut diikuti peningkatan serapan gabah yang dilakukan melalui pendampingan Badan Urusan Logistik dengan TNI AD agar berlangsung efektif dan mencapai sasaran. Tujuannya menjamin harga yang biasanya jatuh saat panen raya di musim hujan sehingga menjamin pendapatan petani, menjamin ketersediaan pangan untuk aparat dan warga miskin, dan stabilisasi harga melalui operasi pasar apabila diperlukan.

"Tujuan penting lainnya adalah mencegah impor melalui penguatan cadangan saat paceklik khususnya pada Desember hingga Februari, dan meningkatkan cadangan beras Bulog agar jaminan ketersediaan cadangan dapat mencapai delapan bulan," kata Mentan.

Masa Paceklik
"Saat ini pemerintah menggalakkan percepatan tanam hingga satu juta ton, dan tidak ada sejarahnya lebih tinggi dari 600 ribu ton paling hanya mendekati 700 ribu ton, dan tidak pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir," k

Amran Sulaiman menambahkan selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa masa paceklik berlangsung tiga bulan: Desember, Januari dan Februari setelah masa tanam pada Juli hingga September yang rata-rata luas tanam hanya 500.000 hektar padahal idealnya satu juta hektar.

"Akibatnya apa? Dari luas tanam 500 ribu hektar dikali enam ton hanya menghasilkan gabah tiga juta ton lalu setelah digiling hanya diperoleh 1,5 juta ton beras selama satu bulan sementara kebutuhan konsumsi penduduk 2,6 juta ton sebulan, sehingga terjadi defisit produksi 1,1 juta ton selama tiga bulan," kata Mentan.

Menurutnya, luas tanam ideal 1 juta ton dihasilkan 6 juta ton gabah dan setelah diproses di penggilingan padi dihasilkan tiga juta ton dibanding kebutuhan konsumsi 2,6 juta ton berarti masih surplus 400.000 ton beras dalam sebulan, artinya bulan-bulan shortage tersebut hilang.