ASEAN Open Sky 2015 Harus Segera Diantisipasi

Indonesian Must Anticipate ASEAN Open Sky in 2015

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


ASEAN Open Sky 2015 Harus Segera Diantisipasi
Kesiapan Indonesia juga dinilai perlu dilakukan tidak hanya dalam bentuk kerangka regulasi. Tetapi juga dalam menyiapkan sarana, prasarana, serta SDM yang memadai seperti pilot (Ilustrasi: christchurchairport.co.nz)

Jakarta (B2B) - Indonesia harus mengantisipasi kebijakan Open Sky Policy di bidang penerbangan di kawasan Asia Tenggara pada 2015.

"Roadmap ASEAN Single Aviation Market hingga yang berlaku setelah 2015 meliputi elemen ekonomi dan teknis. Sehingga perlu mengantisipasinya pada tingkat nasional," kata Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murjatmodjo melalui keterangan tertulis pada Minggu.

Menurut Djoko, kesimpulan dari Badan Litbang Perhubungan menyatakan secara regulasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan telah siap menghadapi "ASEAN Open Sky".

Namun, perlu penajaman kajian tidak hanya sebatas UU, tetapi juga sejumlah aturan di bawahnya. Apakah perlu diperbaiki atau ditambah.

Hal lain yang mesti diantisipasi, katanya lagi, terkait dengan kemungkinan penyatuan standar keamanan dan manajemen lalu lintas penerbangan di ASEAN.

Kesiapan Indonesia juga dinilai perlu dilakukan tidak hanya dalam bentuk kerangka regulasi. Tetapi juga dalam menyiapkan sarana, prasarana, serta SDM yang memadai seperti pilot.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti menyatakan bahwa dunia penerbangan di Indonesia membutuhkan hingga sekitar 800 pilot per tahun.

"Kebutuhan pilot secara totalitas hingga 800 pilot per tahun," katanya dalam konferensi pers tentang Angkasa Aviation Academy di Tangerang, belum lama ini.

Berdasarkan data Kemenhub, berbagai sekolah penerbangan di Indonesia hanya dapat menghasilkan sekitar 400 pilot per tahun. Atau, hanya sekitar separuh dari kebutuhan yang sebenarnya diperlukan dunia penerbangan nasional.

Sebagaimana diberitakan, sektor penerbangan di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, berdasarkan riset perusahaan Airbus, merupakan pasar dengan pertumbuhan terpecat dan diperkirakan membutuhkan 11.000 pesawat dalam 20 tahun mendatang.

"Tidak diragukan bahwa pasar Asia Pasifik sangatlah penting untuk saat ini dan juga pada masa depan," kata Chief Operating Officer Customers Airbus John Leahy.

Jakarta (B2B) - Indonesian need to anticipate the ASEAN Open Sky Policy in the aviation sector in the Southeast Asian region in 2015.

"The Roadmap of the ASEAN Single Aviation Market will be in place in 2015. It includes economic and technical sectgors so that Indonesia needs to take anticipatory steps in the national level," Director for Air Transportation Affairs of the Ministry of Transportation Djoko Murjatmodjo through written statement said here on Sunday.

According to Murjatmodjo, the Research and Development Agency of the Ministry of Transportation has concluded that in terms of regulations, namely Law No.1/2009 on Aviation, Indonesia is now ready to face the "ASEAN Open Sky" policy.

However, he said, Indonesia needs to sharpen its research, by not only preparing a law but also improving or revising a number of regulations.

What needs to be anticipated, he said, is the possibility of the uniformity of security and management standards of aviation traffic in the ASEAN region.

Besides regulations, Indonesia also needs to prepare infrastructure and facilities as well as adequate human resources like pilots.

Previously, Director General of Air Transportation Herry Bakti said earlier that Indonesias aviation sector needed some 800 pilots per annum.

"We need a total of 800 pilots per annum," he told the press on aviation at the Aviation Academy in Tangerang, Banten, recently.

Based on data, Indonesia could only produce 400 pilots a year or only about half of the needs of its aviation sector.

According to reports, based on the Airbus company research, the Asia Pacific region, including Indonesia, is the fastest growing market and is expected to need 11,000 airplanes in the coming 20 years.

"There is no doubt that the Asia Pacific region is a very important region now and in the future," Chief Operating Officer and Customers of Airbus John Leahy said.