Indonesia di Peringkat ke-119 dalam `Good Country Index`

Indonesia is ranked 119 in the Good Country Index

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Indonesia di Peringkat ke-119 dalam `Good Country Index`
Tabel: goodcountry.org

INDONESIA tercatat dunia di peringkat 119 di dunia, dalam kontribusinya terhadap kehidupan di bumi dan kemanusiaan, menurut survei The Good Country Index terhadap 125 negara di seluruh dunia. Sementara Irlandia terpilih sebagai negara ´terbaik´ di dunia.

Walau secara keseluruhan Indonesia berada di peringkat ke-119, dalam bidang perdamaian dan keamanan internasional Indonesia masuk di peringkat ke-36.

Inggris berada di peringkat ketujuh dalam indeks secara keseluruhan, tetapi dinobatkan sebagai negara terbaik di dunia untuk kontribusinya dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan, seperti dilansir MailOnline di penghujung Juni lalu.

Indeks yang disusun oleh Survei The Good Country Index, dilakukan oleh penasehat kebijakan Simon Anholt, yang menganalisa 35 jenis data dari PBB, Bank Dunia dan organisasi internasional lainnya dan LSM. 

Indeks ini meliputi informasi seperti kebebasan pers, jumlah pengungsi, jumlah ekspor senjata dan jumlah pemenang Hadiah Nobel. Inilah pertama kalinya indeks ini dipublikasikan.

Negara-negara tersebut kemudian disusun peringkatnya menurut kontribusi negara terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, perdamaian dan keamanan internasional, tatanan dunia, planet dan iklim, kesejahteraan dan kesetaraan, dan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia. 

Mungkin mengejutkan, Irak, Libya dan Vietnam yang masuk 10 besar ´terburuk´ bersama Indonesia  adalah negara-negara yang memberikan kontribusi bagi kebaikan global. 

Mr Anholt mengatakan survei ini tidak bermaksud mempermalukan suatu negara dan bangsa atau untuk memberikan penilaian moral, tetapi untuk meningkatkan wacana tentang peran suatu negara dalam konteks global.

Menurutnya: "Ide dari penyusunan the Good Country Index adalah cukup sederhana; untuk mengukur apa kontribusi tiap negara di dunia terhadap kebaikan bersama umat manusia, dan apa yang dibutuhkan mahluk di planet ini.´ 

Kawasan Nordik, sesuai harapan, memberikan kontribusi kolektif untuk kemanusiaan dan kehidupan di bumi yang lebih baik dari kawasan lain, sementara AS berada di peringkat ke-21 karena catatan buruk dalam hal Perdamaian Dunia dan Keamanan Global.

Mr Anholt mengatakan ia berharap Indeks akan mengubah cara negara melakukan bisnis, dengan mendorong mereka untuk berpikir tentang dampak global dari tindakan mereka. Ia berharap hal itu akan memicu perdebatan tentang apa tujuan dari berdirinya suatu negara.

Dia menambahkan: "Apakah mereka sungguh-sungguh melayani kepentingan para politisi mereka sendiri, pengusaha dan warga negara, atau apakah mereka secara aktif bekerja untuk seluruh umat manusia dan seluruh planet?"

´Perdebatan adalah salah satu hal penting, karena jika jawaban pertama adalah yang benar, kita semua dalam kesulitan besar." 

Di luar Eropa Barat dan di kawasan yang berbahasa Inggris, negara di peringkat tertinggi adalah Kosta Rika, di peringkat ke-22, sementara Chile di peringkat ke-24.

Negara Afrika yang berkontribusi paling besar terhadap planet ini adalah Kenya, yang, berada di peringkat ke-26, adalah satu-satunya negara di benua itu yang masuk 30 besar. 

Para peneliti mengatakan Kenya adalah ´contoh inspirasi´ yang menunjukkan bahwa membuat kontribusi yang berarti kepada masyarakat adalah ´tidak mesti sebagai kawasan eksklusif kaya dan masuk kategori "negara maju".

Namun demikian, sembilan dari 10 negara di Eropa Barat, sebagai negara ´terbaik´ di dunia. Belgia adalah negara pertama di dunia untuk kontribusinya dalam hal budaya, sementara Spanyol berkontribusi pada kategori kesehatan dan kesejahteraan. 

Rusia peringkat ke-95, dengan kontribusi terhadap kepentingan global dekat dengan Honduras dan Republik Demokratik Kongo, sementara India berada di peringkat ke-81, jauh di atas China di peringkat 107. 

Mr Anholt menyerukan negara-negara untuk berhenti bersikap ´seolah-olah mereka adalah kawasan terpisah´. 

Dia berkata: "Seluruh dunia terhubung satu sama lain yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun kita masih memperlakukan negara-negara seolah-olah masing-masing terletak di planet masing-masing."

"Ini saatnya negara-negara di dunia mulai berpikir jauh lebih sulit tentang konsekuensi global dari tindakan mereka; jika mereka tidak, tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, krisis ekonomi, terorisme, narkoba dan pandemi hanya akan bertambah buruk.´

INDONESIA are worst in index that measures nations´ contribution to humanity was ranked in 119th place, according to a new survey which measures what 125 nations contribute to the planet and humanity, while Ireland is the ‘goodest’ country in the world.

Although the overall ranking of Indonesia at 119, but to international peace and security category, Indonesia was ranked 36th.

The UK made it to the seventh place in the overall index but was crowned as the best country in the world for its contribution in terms of technology and science. 

The Good Country Index, conceived by policy adviser Simon Anholt, analyses 35 different types of data from the UN, the World Bank and other international organisations and NGOs.

This includes information such as freedom of the press, the number of refugees hosted, the amount of weapons exported and the number of Nobel Prize winners. This it the first time the Index is published. 

Countries are then ranked according to their contribution to science and technology, culture, international peace and security, world order, the planet and climate, prosperity and equality, and the health and well-being of humanity.

Maybe unsurprisingly, Iraq, Libya and Vietnam were the countries which contributed least to the global good.

Mr Anholt said the survey was not meant to name and shame nations or to give moral judgements, but to engage in a discourse about what is the role of countries in a global context.

He said: ‘The idea of the Good Country Index is pretty simple; to measure what each country on earth contributes to the common good of humanity, and what it takes away.’ 

The Nordic Region, as might be expected, makes a collective contribution to humanity and the planet which is well in advance of any other region, while the US ranked 21st due to a poor record in terms of International Peace and Security. 

Mr Anholt said he hopes the Index will transform the way countries do business by encouraging them to think about the global impact of their actions. He hopes it will spark debate about what the purpose of a country is.

He said: ‘Do they exist purely to serve the interests of their own politicians, businesses and citizens, or are they actively working for all of humanity and the whole planet?

‘The debate is a critical one, because if the first answer is the correct one, we´re all in deep trouble.’

Outside of western Europe and the English-speaking world, the highest ranked country is Costa Rica, which comes in at 22nd place, while Chile was ranked in 24th place.

The African nation which contributes most to the planet is Kenya, which, at 26th place, is the only country on the continent to break into the top 30. 

Researchers said Kenya was an ‘inspiring example’ which showed that making a meaningful contribution to society is ‘by no means the exclusive province of rich "first-world" nations’. 

Nevertheless, nine of the top 10 countries are in Western Europe, making it by far the ‘goodest’ part of the world. Belgium was the first country in the world for its contribution in terms of culture, while Spain came top in the health and well-being category.

Russia ranked 95th, with its contributions to the global good close to those of Honduras and the Democratic Republic of the Congo, while India made it to the 81st place, well ahead of China at 107th place.

Mr Anholt called for countries to stop behaving ‘as if they are islands’. 

He said: ‘The whole world is connected as never before, yet we still treat countries as if each one was located on its own private planet.

‘It´s time countries started thinking much harder about the international consequences of their actions; if they don´t, the global challenges like climate change, poverty, economic crises, terrorism, drugs and pandemics will only get worse.’