Bocah Tewas Terinjak-injak Saat `Open House` di Kediaman JK
A Child Died after Being Trampeled in Open House at the Residence of Indonesian VP-Elect
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Makassar (B2B) - Seorang bocah putri, Radika usia 11 tahun, anak warga Jalan Daeng Tantu, Kelurahan Rappokalling, Makassar, meninggal dunia karena terinjak-injak massa saat silaturahmi terbuka (open house) di kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jl Haji Bau, Makassar, Selasa siang.
"Dika terinjak-injak saat berdesak-desakan mengantri," kata keluarga korban Hawiah di Makassar, Selasa. Jenazah Radika kini disemayamkan di RS Stella Maris, Makassar.
Ribuan orang memadati rumah wakil presiden yang juga pemilik kelompok usaha terkemuka itu, yang akan memangku jabatannya pada 20 Oktober nanti bersama Presiden terpilih Joko Widodo.
Salah satu penyebab ribuan orang itu "menyerbu" rumah Kalla karena ada pembagian uang tunai yang dikabarkan sebesar Rp50.000 perorang, selain kotak makan siang.
"Kami dapat kotak makanan dan uang Rp50.000," kata salah seorang warga yang turut mengantri, Dahlia.
Peristiwa mengenaskan ini kerap terjadi dan diduga akibat kelalaian penyelenggara khususnya cara pengamanan serta pembagian atas "serbuan" warga yang datang, berebut sekedar uang pemberian atau sejenisnya. Akibat kelalaian itu, nyawa orang bisa melayang.
Selain Radika, enam warga lain yang berdesakan "berjuang" mendapatkan uang Rp50.000 dan kotak makanan di rumah Kalla itu juga dirawat di ruang UGD rumah sakit itu. (Ant)
Makassar (B2B) - Radika, an 11-year-old child, died after she was trampled in an open-house gathering at the residence of Vice President-elect Jusuf Kalla on Tuesday.
"She fell and was trampled while the people were jostling," stated Hawiah, a family member.
Thousands of people congregated during an open-house gathering held at Jusuf Kallas residence since morning to greet "Happy Idul Fitri" to the regions national community figure and to get donations in the form of money. Muslims are required to pay alms on Idul Fitri.
"We get a box of food and Rp50 thousand bill," one of the people remarked.
Besides Radika, some others were hospitalized for injuries they suffered due to the stampede.
Makassar city mayor expressed regret over the incident and, along with Jusuf Kalla and his family, conveyed their deepest condolences to the victims family.
"This is an incident. Let us be patient," he noted.
On the occasion of Idul Fitri, public officials or community figures often hold an open-house gathering to exchange greetings.