Amran - Enggar Bagi Tugas: Kementan di Desa Dorong Produksi, Kemendag Pantau Kota Stabilkan Harga

Indonesian Govt Seeks to Ensure Food Supplies at Affordable Prices for the People

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Amran - Enggar Bagi Tugas: Kementan di Desa Dorong Produksi, Kemendag Pantau Kota Stabilkan Harga
Mentan Andi Amran Sulaiman dan Mendag Enggartiasto Lukita tiba Senin tengah malam (22/8 di Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, berbincang dengan pengelola pasar Hartono (kiri atas) dan memeriksa kesegaran cabai (Foto2: B2B/Gusmiati Waris)

Tangerang, Banten (B2B) - Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan mendorong terciptanya sinergi untuk mendukung 500.000 kelompok tani di seluruh Indonesia meningkatkan produksi pangan, dan membuka akses petani ke pasar untuk memotong rantai pasok didukung perdagangan online seperti diterapkan oleh pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang di Provinsi Banten.

"Kita bagi tugas, Kementan di desa mendorong peningkatan produksi pangan, dan Kemendag di kota melakukan stabilisasi harga. Tujuannya sesuai instruksi Presiden Joko Widodo untuk menjamin pasokan pangan dengan harga terjangkau. Petani sejahtera, pedagang untung dan konsumen tersenyum," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada kegiatan blusukan di Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang pada Senin malam (22/8).

Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengatakan persoalan utama ketersediaan pangan saat ini adalah panjangnya rantai pasok, dan pemerintah akan berupaya menjamin distribusi dan pemasaran hasil produksi pangan ke pasar dapat diperoleh konsumen dalam keadaan segar dengan harga terjangkau.

"Saya harus bisa mengikuti larinya Mentan setelah dua pekan lalu diajak panen padi dan bawang merah di Cirebon dan Brebes. Di sana, saya lihat langsung produksi pangan meningkat dan yang masih menjadi persoalan adalah memotong rantai pasok agar konsumen tidak terbebani dengan harga yang mahal tapi petani tetap untung," kata Mendag di tempat yang sama.

Tampak hadir Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti; Kepala Badan Ketahanan Pangan, Gardjita Budi; Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan; Sekretaris Jenderal Kemendag, Srie Agustina; Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Bachrul Chairi; Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi; Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disindagkop) Kota Tangerang, Sayuti; dan Pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi, Hartono; dan Kepala Bagian Humas Kementan, Marihot H Panggabean.

Mentan mengapresiasi kebijakan Mendag yang akan mengatasi panjangnya rantai pasok pangan dan sinergi mendukung pasokan pangan dari desa ke kota didukung Bulog dan telah dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mendukung distribusi dan operasi pasar di Jakarta.

"Ini berkat ketegasan Mendag yang mengatakan bahwa kita harus memotong rantai pasok, dan dari segi produksi maka petani di seluruh Indonesia yang bergabung di 500 ribu kelompok tani mendapat jaminan dari Kemendag untuk masuk pasar termasuk berdagang pangan secara online seperti dikembangkan Pak Hartono," kata Amran Sulaiman.

Kebijakan Pangan Jokowi
Terkait kebijakan pangan, Presiden RI Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menyatakan bahwa pemerintah menginginkan petani sejahtera, pedagang untung, dan konsumen mendapatkan pangan dengan harga yang terjangkau, dan meminta lembaga perumus kebijakan pangan yakni Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan mengedepankan cara pandang komprehensif rumusan kebijakan yang menyeimbangkan kepentingan produsen, pedagang, dan konsumen.

Menurutnya, tujuan kebijakan di bidang pangan adalah membuat rakyat cukup pangan. "Sekali lagi saya ulang, untuk membuat rakyat cukup pangan. Ini yang harus digarisbawahi, membuat rakyat cukup pangan."

Kedua, menurunkan kemiskinan karena masalah pangan ini memberikan kontribusi yang besar terhadap angka kemiskinan. Ketiga, membuat petani lebih sejahtera, kemudian juga membuat produsen pangan dalam negeri makin besar andilnya untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan. Keempat, untuk membuat APBN kita semakin efektif untuk menyejahterakan rakyat.

Tangerang, Banten (B2B) - The Indonesian government through the Agriculture Ministry and Trade Ministry encourages the synergy supports 500,000 farmer groups across the country to increase food production, and open access to markets for farmers to cut supply chain supported online trade as applied by the manager of Tangerang´s Tanah Tinggi Central Market of Banten Province.

"We will divide authorities, the agriculture ministry in the village encourage increased food production and the trade ministry in town for price stabilization. Farmers and the merchant make a profit, and consumers were smiling," said Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman at unannounced inspections here on Monday night (August 22).

Trade Minister Enggartiasto Lukita said the main problem is the availability of food supply chain, and the government will seek to ensure the distribution and marketing of food production to the market can be obtained by consumers in a fresh condition at an affordable price.

"I have to keep pace with the performance of Mr Sulaiman after two weeks ago took the rice harvest in Cirebon and shallots harvest in Brebes. I see food production is increasing, and that is still a problem is to cut the supply chain so that consumers are not burdened and farmers remain profitable," Minister Lukita said.

Seen attending President Director of National Logistics Agency (Bulog) Djarot Kusumayakti; Head of Food Security Agency, Budi Gardjita; Director General of Domestic Trade, Oke Nurwan; Secretary General of the Trade Ministry, Agustina Srie; The head of the Commodity Futures Trading Regulatory Agency, Bachrul Chairi; Head of Public Relations and Public Information of Agriculture Ministry, Agung Hendriadi; Head of Industry, Trade and Cooperatives of Tangerang City, Sayuti; Manager of Tangerang´s Tanah Tinggi Central Market, Hartono.

Minister Sulaiman appreciated the policy of Minister Lukita which will overcome the supply chain of food, and synergy supporting the supply of food from rural to urban areas supported by Bulog, and has coordinated with relevant parties such as Jakarta Governor Basuki Tjahaja Purnama to support the distribution and bazaar of food in Jakarta.

"It´s thanks to the firmness of the Minister Lukita who say that we should cut the supply chain, and in terms of production of the farmers across Indonesia who joined 500 thousand farmers´ groups have been guaranteed by the Trade Ministry to enter the market including trade food online as developed Mr. Hartono," said Amran Sulaiman.

Joko Widodo Food Policy
Previously reported, Indonesian President Joko Widodo reminded that the government wants farmers prosperous Indonesia, traders make a profit, and consumers get food at affordable prices, and policy makers of food, especially the Agriculture Ministry and Trade Ministry thinking comprehensively with the policy of balanced for the benefit of producers, traders, and consumers.

According to him, the objective of food policy is to make the people enough food. "I repeat, to make people enough food. It should be remembered, make people enough food."

Secondly, reducing poverty because of the food problem is a major contribution to poverty. Third, make farmers prosperous, then also make domestic food producers the greater its share support the fulfillment of food needs. Fourth, to make the state budget more effectively for the welfare of the people.