35 Kapal Asing Ditenggelamkan di Lima Perairan oleh TNI AL

Indonesian Navy Drown 35 Foreign Fishing Boats

Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


35 Kapal Asing Ditenggelamkan di Lima Perairan oleh TNI AL
Foto: Puspen TNI

Jakarta (B2B) - Sebanyak 35 kapal penangkap ikan milik asing yang kedapatan beroperasi ilegal di perairan Indonesia ditenggelamkan oleh TNI AL dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di lima tempat secara bersamaan yakni di Bitung, Sulawesi Utara sebanyak 15 kapal, Ranai Kalimantan Barat (17), dan masing-masing satu kapal nelayan di Belawan dan Tanjung Balai Asahan di Sumatera Utara, dan Lhokseumawe (NAD).

Proses penenggelaman kapal penangkap asing ilegal disaksikan Panglima Armada Timur, Laksamana Muda TNI Darwanto dari geladak KN Singa Laut yang berlayar di dekat lokasi penenggelaman.

Turut hadir Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan (PSDKP) KKP, Laksamana Muda TNI Asep Burhanuddin, Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Dan Lantamal) VIII Manado Laksamana Pertama TNI Sulaeman Bandjarnahor.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir memastikan eksekusi tersebut telah mendapatkan penetapan dari pengadilan berupa persetujuan untuk dimusnahkan atau ditenggelamkan.

Jakarta (B2B) - A total of 35 foreign fishing boats operating illegally in Indonesian waters were sunk by the Navy, and Maritime Affairs and Fisheries Ministry in five waters simultaneously ie in North Sulawesi´s Bitung much as 15 vessels, West Kalimantan´s Ranai much as 17 boats, and each one in Belawan and Tanjung Balai Asahan of North Sumatra, and Aceh´s Lhokseumawe.

The drowning process witnessed by the Eastern Fleet Commander, Rear Admiral TNI Darwanto of deck KN Sea Lion sailing near the location of the drownings.

Also attended Director General of Marine Resources in the ministry, Rear Admiral TNI Asep Burhanuddin, Commander of the Navy Main Base VIII Manado First Admiral TNI Sulaiman Bandjarnahor.

Head of Information Dept of Indonesian Navy, First Admiral TNI Manahan Simorangkir ensure the execution had been sentenced by the courts, which approved the drowning of the fishing boats.