Jokowi Disadap, BIN Bantah karena Tidak Berkepentingan

Indonesia Intelligence Agency Denies Wiretapped Jakarta Governor

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Jokowi Disadap, BIN Bantah karena Tidak Berkepentingan
Marciano Norman (Foto: tempo.co)

Jakarta (B2B) - Badan Intelijen Negara (BIN) membantah telah menyadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo karena lembaga itu tidak memiliki kepentingan apapun.

"Saya pastikan BIN tidak melakukan itu (penyadapan pada Jokowi) apalagi terhadap beliau (Megawati Soekarnoputri) yang merupakan mantan pejabat yang kami hormati," kata Marciano Norman usai Rapat Koordinasi dengan Komisi I DPR RI, di Jakarta, Senin.

Marciano mengatakan dirinya sudah menyampaikan agar Jokowi menata sistem pengamanan internalnya. Hal itu menurut dia agar tidak memberi peluang pada siapapun untuk masuk ke internal yang bersangkutan dan melakukan penyadapan.

"Saya sudah sampaikan bahwa beliau menata sistem pengamanan internalnya," ujarnya.

Dia berharap semua pihak yang berkompetisi dalam pemilu menjaga dirinya dan komunitasnya masing-masing.

Menurut dia, para pihak itu harus membatasi peredaran informasi yang dianggap rahasia.

"Batasi peredaran informasi yang mereka anggap rahasia dengan semua upaya pembatasan informasi tidak perlu maka penyadapan itu tidak akan berjalan," tegasnya.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan ditemukan tiga alat sadap di rumah dinas Jokoi dan itu diindikasi kuat adanya teror yang mengarah pada partainya dari pihak eksternal.

Tiga alat sadap itu menurut Tjahjo berada di tempat tidur, ruang tamu, dan di tempat makan. Penggeledahan pun menurut dia sudah dilakukan beberapa waktu lalu karena partainya merasa ada satu kekuatan yang ingin menggangu PDI Perjuangan di Pemilu 2014.

Selain itu menurut Tjahjo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hampir selalu diikuti intelijen yang belum diketahui asal usulnya.

Jakarta (B2B) - The State Intelligence Agency (BIN) has denied allegations of having wiretapped Jakarta Governor Joko Widodo, emphasizing that it has no interest in eavesdropping on the governors activities.

"I assure that BIN did not wiretap Jokowi (Joko Widodo), let alone she (former president Megawati Soekarnoputri)," BIN Chairman Marciano Norman stated after attending a coordinating meeting with the House of Representatives (DPR)s Commission I, here on Monday.

Norman remarked that he had requested Jokowi to improve his internal security system. He made the suggestion, so that no one could get access to the governors internal system and conduct wiretapping.

"I have told him to improve his internal security system," he stressed.

He hoped that all the contestants in the general elections will protect themselves and their supporters or communities. These parties should restrict the circulation of nonessential or classified information.

"You must restrict disseminating classified information, because by doing so, any attempt to wiretap will not happen," he explained.

Earlier, Secretary General of the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDIP) Tjahjo Kumolo revealed that three wiretapping devices were found in Jokowis official residence.

It is strongly believed that the planting of the device was an act of terror aimed at his political party (PDIP) by an external source.

According to Tjahjo, the three wiretapping devices were found in the bedroom, living room, and dining room of the Jakarta governors residence.