Pendukung Gubernur Ahok Unjuk Rasa Damai di Balaikota

Supporters Rally for Jakarta`s Jailed Christian Governor

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pendukung Gubernur Ahok Unjuk Rasa Damai di Balaikota
Foto: MailOnline

PENDUKUNG Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkumpul di depan Balaikota DKI pada Rabu, sehari setelah Ahok dipenjara karena penistaan agama, dalam kasus yang telah merusak citra Indonesia sebagai benteng toleran Islam.

Sebagian besar dari mereka mengenakan kemeja atau kaos warna merah dan putih - warna bendera Indonesia - berkumpul di luar gedung era kolonial yang menuntut Ahok dibebaskan dari penjara, dan kemudian mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu kebangsaan.

"Mari berjuang untuk keadilan," kata Gubernur Djarot Saiful Hidayat, yang merupakan wakil Ahok dan ditunjuk menjadi gubernur setelah Ahok masuk bui, yang disambut tempik sorak pendukungnya.

Ahok masuk bui pada Selasa dengan vonis dua tahun setelah dinyatakan bersalah melakukan penghinaan terhadap Islam, sebuah keputusan mengejutkan setelah jaksa hanya merekomendasikan hukuman percobaan dua tahun.

Hukuman penjara dan kekalahannya dalam Pilkada DKI Jakarta bulan lalu terhadap gubernur beragama Islam, Anis Baswedan di tengah kontroversi penistaan agama telah memicu kekhawatiran bahwa warga Muslim Indonesia yang toleran yang sangat dibanggakan di negara berpenduduk mayoritas Muslim terpadat di dunia berada dalam ancaman.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa menyatakan prihatin atas vonis tersebut sementara Amnesty International mengatakan bahwa hal itu "akan merusak reputasi toleransi di Indonesia."

Terlepas dari vonis bahwa dia menghina Islam, Ahok, 50, tetap didukung para loyalisnya karena tekadnya membereskan Jakarta dari sederet masalah.

Lebih dari 1.000 pendukung memadati halaman Balaikota DKI pada demonstrasi tersebut, seraya meneriakkan "Bebaskan Ahok."

"Saya mengagumi Ahok, cara dia memimpin, terlepas dari agamanya," kata Diana Sari, 49, yang mengaku sebagai Muslim.

Pejabat gubernur Djarot menambahkan: "Tadi malam saya bertemu dengan Ahok dan dia ingin saya menyampaikan pesan ini: 'Kita harus menghormati apapun yang telah ditentukan hakim, tapi pertarungan belum berakhir."

Ahok, gubernur pertama dari keturunan China dan penganut Kristen selama setengah abad terakhir, dipindahkan Rabu pagi ke rumah tahanan Brimob Kelapa Dua dan ratusan pendukungnya mendatangi penjara barunya tersebut.

Kelompok garis keras Islam - yang memimpin serangkaian demonstrasi massa tahun lalu terhadap Ahok - merayakan vonis hakim, walaupun banyak pendukungnya yang marah dan tidak menerima hukuman penjara maksimal lima tahun.

Dakwaan penistaan agama berawal dari pernyataan Ahok pada September 2016 dalam sebuah pidato pra-pemilihan, di mana dia menuduh lawan politiknya menggunakan ayat Alquran untuk mengelabui orang agar tidak memilih dirinya seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

SUPPORTERS of Jakarta's Christian governor staged a colourful rally outside city hall Wednesday a day after he was jailed for blasphemy, in a case that has damaged Indonesia's image as a bastion of tolerant Islam.

A crowd wearing red and white -- the colours of the Indonesian flag -- gathered outside the colonial-era building calling for Basuki Tjahaja Purnama's release, and singing the country's national anthem.

"Let's fight for justice," said acting governor Djarot Saiful Hidayat, who was Purnama's deputy and has taken over his powers, to cheers from the crowd.

Purnama was jailed Tuesday for two years after being found guilty of blasphemy against Islam, a shock decision after prosecutors recommended only probation.

The jail sentence and his loss in last month's Jakarta's election to a Muslim rival amid the blasphemy controversy have stoked concerns that a much-vaunted brand of tolerant Islam in the world's most populous Muslim-majority country is under threat.

The United Nations and European Union have expressed concerns over the verdict while Amnesty International said it "will tarnish Indonesia´s reputation for tolerance".

Despite the claims he insulted Islam, Purnama, 50, retained a loyal following due to his determined efforts to clean up the chaotic Indonesian capital.

Over 1,000 supporters packed out the courtyard of city hall at the rally, chanting "Free Ahok".

"I admire Ahok, the way he leads, regardless of his religion," said Diana Sari, 49, adding she was a Muslim.

Acting governor Hidayat added: "Last night I met with Ahok and he wants me to convey this message: 'We have to respect whatever the judges have decided, but the fight is not over yet'."

Purnama, Jakarta's first Christian governor for half a century and its first ethnic Chinese leader, was transferred early Wednesday to a high-security detention facility outside the capital after hundreds of supporters descended on the jail where he was initially sent.

Islamic hardliners -- who led a series of mass protests last year against Purnama -- celebrated after the verdict was handed down, although some were angry the governor did not receive the maximum jail term of five years.

The blasphemy allegations stemmed from comments that Purnama made in September in a pre-election speech, in which he accused his rivals of using a Koranic verse to trick people into voting against him.