Subsidi BBM 2015, Pemerintah Usulkan Hanya 17,9 Juta Kiloliter
Indonesian Govt Proposes Cut in Volume of Subsidized Oil Fuels
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
 b.jpg)
Jakarta (B2B) - Pemerintah mengusulkan asumsi volume BBM dan elpiji bersubsidi dalam RAPBN Perubahan 2015 sebesar 17,9 juta kiloliter. Usulan pemerintah tersebut turun dibandingkan dengan realisasi volume BBM bersubsidi pada tahun 2014 yaitu 46,79 kiloliter. Sedangkan untuk elpiji 3 kg pemerintah mengusulkan jumlahnya tetap dengan APBN 2015 yaitu 5,76 juta ton.
Menteri ESDM Sudirman Said, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI mengatakan usulan tersebut dikarenakan perubahan kebijakan yaitu penghapusan subsidi untuk premium, menyusul penurunan harga minyak mentah.
"Kami usulkan BBM bersubsidi volumenya 17,9 juta kiloliter. "Saya kira jumlahnya sama dengan APBN jadi mungkin tidak perlu tambahan,"katanya di Jakarta pada Senin (2/2).
Terkait dengan alokasi subsidi BBM untuk bahan bakar nabati (BBN), Sudirman menjelaskan bahwa ada peningkatan yang cukup signifikan.
"Subsidi biodiesel semula Rp1.500 per liter menjadi Rp5.000 per liter sedangkan bioetanol semula Rp2.000 per liter menjadi Rp3.000 per liter," katanya.
Jakarta (B2B) - The Indonesian government proposed to the parliament a cut in volume of subsidized oil fuel to 19.9 million kiloliters from 46.79 million kiloliters in 2014.
Energy and Mineral Resources Minister Sudirman Said in a working meeting with the Commission VII of the Parliament said the proposed cut followed the abolition of subsidy on Premium gasoline as a result of oil price fall.
The government did not change the volume of subsidized liquefied petroleum gas (LPG) in its proposal from the level of 5.76 million tons in 2014.
"I think the volume is the same , therefore, no need for additional volume," Sudirman said.
However, there is a significant increase in the subsidy on biofuel proposed for 2015, he said.
"The subsidy on biodiesel is raised from Rp15,000 to Rp5,000 per liter in 2015 and that on bio-ethanol from Rp2,000 to Rp3,000 per liter," he said.
