Jakarta (B2B) - Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda Heart Center mengajak masyarakat lebih peduli pada penyakit jantung, dengan memahami risiko dan mengajak para pengidap kardiovaskular untuk mengubah total gaya hidupnya agar penyakitnya tidak bertambah berat atau kambuh.

Dokter spesialis penyakit jantung RSU Bunda, dr Dicky A Hanafy, Sp mengingatkan penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Merujuk pada data Organisasi Kesehatan Dunia PBB (World Health Organization/WHO) yang memperkirakan pada 2030 kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat lebih dari 23 juta.

"WHO memperkirakan pada 2012 ada sekitar 17,5 juta penduduk dunia meninggal dunia akibat penyakit kardivaskular atau 31% dari total kematian di seluruh dunia. Dari 17,5 juta kematian tersebut, sekitar 7,4 juta akibat penyakit jantung koroner dan 6,7 akibat stroke," kata Dicky A Hanafi pada media gathering bertema 'Living with Heart Disease' di Bunda Heart Center di Jakarta, belum lama ini.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memodifikasi faktor risiko penyakit seperti merokok, diet tidak sehat, obesitas, kurang aktivitas fisik, penyalahgunaan alkohol dan sebagainya. Kendati begitu, banyak pula pengidapnya yang bertahan hidup dan tetap produktif dengan menjalani rawat inap selama tiga hari hingga sepekan paska serangan jantung. Namun lama rawat inap akan lebih lama apabila ditemukan komplikasi penyakit.

"Saya ingatkan kepada penderita penyakit jantung yang berhasil survive untuk mengubah total gaya hidupnya, apabila tidak ingin penyakitnya bertambah berat atau kambuh," kata Dicky.

Dia menambahkan, Bunda Heart Center adalah layanan jantung terpadu yang menyediakan skrining, diagnosis dan terapi konvensional serta intervensi untuk kondisi-kondisi seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung dan gangguan irama jantung.