KUKM Terdampak Banjir Bandang Garut Antusias Hadiri Bimtek Advokasi Usaha
Indonesian Govt Support Business Recovery of Garut`s Flood Victims
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Garut, Jabar (B2B) - Hampir seratus pengurus dan anggota koperasi maupun pelaku usaha kecil menengah (UKM) terdampak bencana banjir bandang Garut pada 21 September 2016 menyambut antusias kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) advokasi manajemen keuangan dan pemulihan ekonomi dampak bencana banjir bandang Garut yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM pada hari ini, Jumat (31/3) di Garut.
Bimtek dibuka oleh Asisten Deputi Perlindungan Usaha, Karimuddin yang mengatakan bahwa penyelenggaraan Bimtek bertujuan meminimalisir risiko yang dihadapi koperasi dan UKM setelah tidak dapat melaksanakan kegiatan usaha secara maksimal, karena harus mengungsi sehingga mempengaruhi pendapatan dan keuntungan mereka, dan Bimtek ini dapat membuka cakrawala dan membangkitkan semangat untuk bangkit kembali melanjutkan usahanya.
"Beberapa aspek yang perlu disoroti dalam Bimtek ini adalah memahami permasalahan advokasi manajemen dan keuangan bagi koperasi dan UKM khususnya struktur keuangan, struktur kelembagaan, dan struktur manajemen. Kami hadirkan direktur dari BNPB dan dua nara sumber dari Universitas Pancasila Jakarta tentang dukungan pemerintah maupun kiat dan strategi melakukan pemulihan usaha pasca terdampak bencana alam," kata Karimuddin.
Tampak hadir Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi Pascabencana - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Siswanto Budi Prasodjo, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut H Rd Tedi dan narasumber Harimurti Wulanjani dan Shanti Lysandra dari Universitas Pancasila Jakarta, dan Kepala Bidang Advokasi Usaha, Dwi Lestari.
Pasar Baru
Karimuddin menambahkan, dalam kegiatan pemulihan usaha maka koperasi dan pelaku UKM diharapkan mampu berkreasi menciptakan pasar baru, dengan mengikuti selera pasar dan bukan sekadar business as usual seperti selama ini dikerjakan sebelum terdampak bencana.
"Pengembangan usaha harus didukung aspek legalitas dengan berupaya mendapatkan izin usaha mikro dan kecil atau IUMK yang dikeluarkan oleh camat setelh mendapat pendelegasian dari bupati atau walikota. Saya harap bapak dan ibu mendapatkan pencerahan dari kegiatan ini sehingga usahanya pasca bencana menjadi lebih maju," kata Karimuddin.
Kundang dan Asep pelaku UKM konveksi dekat RSU Garut yang terdampak banjir bandang terparah, kini mengungsi ke tempat lain dan tetap melanjutkan usaha konveksi meksi dalam kondisi terbatas.
"Alhamdulillah pemerintah pusat peduli pada kami, datang dari Jakarta ke Garut untuk membuka wawasan kami bagaimana mengembangkan usaha. Hikmah dari bencana kemarin, kami didatangi pejabat pemerintah tentang berbisnis secara modern seperti memanfaatkan internet," kata Kundang.
Sementara Asep berniat mengembangkan usaha konveksi dengan mengembangkan pasar baru seperti diingatkan Karimuddin, sehingga tidak hanya menunggu pesanan dari langganan yang ordernya diberikan pada saat-saat tertentu saja.
"Saya tertarik dengan dorongan motivasi untuk pengembangan usaha seperti memanfatkan internet untuk mecari pasar baru," kata Asep yang melanjutkan usahanya di sebuah rumah kontrakan setelah rumahnya habis diterjang banjir.
Garut, West Java (B2B) - Nearly a hundred small and medium entrepreneurs in Garut, West Java province, flood victims on 21 September 2016 attended the technical guidance and advocacy for financial management and recovery of disaster impact organized by the Indonesian Cooperatives and SMEs Ministry which was held here on Friday (March 31st ).
Technical guidance was opened by Assistant Deputy for Business Advocation of the ministry, Karimuddin who said that the purpose of minimizing risk activities of cooperative businesses and SMEs because of the impact of the disaster, which affected revenue and operating profit so that technical guidance is expected to encourage them to continue their business activities.
"The main aspect of concern is understand advocacy and financial management for cooperatives and SMEs in particular financial structure, institutional structure, and management structure. We invited director of Indonesian disaster management agency or BNPB and speakers of Jakarta's Pancasila University of tips and strategies for business recovery post natural disasters," said Karimuddin who goes by one name, like many Indonesians.
It was attended by the director of the socio-economic recovery post disaster of the BNPB Siswanto Budi Prasodjo, Head of Garut Cooperatives Office H Rd Tedi also speakers of Jakarta's Pancasila University Harimurti Wulanjani and Shanti Lysandra, and Head of Business Advocacy of the ministry, Dwi Lestari.
New Markets
Karimuddin added, cooperative management and SMEs are expected to create new markets to follow the desires of the market, and not just business as usual before the flood disaster.
"Business development must be supported legality, with an operating license issued by the local government, especially of subdistrict head. I expect this event opened the horizons for business activities," he said.
Kundang and Asep, a small businessman who lived near the Garut Hospital worst affected by flash floods, now displaced to other places and continue the business of garment although in limited situation.
"Thank God, the central government cares about us, came from Jakarta to Garut to open our insights about business development. Lessons of the flood disaster, we were invited to discussion about modern business such as use the internet," Kundang said.
While Asep intends to developing convection business by open new markets as reminded by Karimuddin, so it is not just waiting for orders from customers acquired at certain times only.
"I am interested of motivation for business development with internet access to open new markets," said Asep who carry on its business in rented house after his home was destroyed by the flood.