Reklamasi Teluk Jakarta Dilanjutkan jadi Sorotan Dunia

Indonesia to Resume Work on `Giant Sea Wall` to Save Sinking Jakarta

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Reklamasi Teluk Jakarta Dilanjutkan jadi Sorotan Dunia
Proyek reklamasi Teluk Jakarta (Foto: istimewa)

INDONESIA akan melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta yang bertujuan mencegah rob atau banjir air laut yang mengancam Jakarta, setelah proyek raksasa tersebut ditangguhkan selama lima bulan lantaran masalah regulasi dan lingkungan.

Jakarta, salah satu kota yang paling padat penduduknya di dunia, berada di dataran berawa dan tinggi permukaan daratan berada di bawah air laut yang berlangsung lebih cepat daripada kota-kota lain di dunia.

Jakarta memusatkan perhatiannya pada pengembangan dinding laut di Teluk Jakarta sepanjang 24 km perbaikan sistem kanal banjir.

Pemerintah memutuskan pada Selasa untuk melanjutkan proyek reklamasi sebagai tahap kunci dari pembangunan 'Giant Sea Wall', yang bertujuan untuk menopang Jakarta utara dilanjutkan pembangunan Jakarta sebagai kota di tepi laut seperti halnya Singapura.

"Kalau proyek Giant Sea Wall tidak dilakukan, dikhawatirkan berdampak besar pada Jakarta yang berkaitan penyediaan sumber air," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Panjaitan kepada pers di Jakarta pada Selasa.

Termasuk dalam rencana induk pembangunan adalah 17 pulau-pulau buatan di lepas pantai utara Jakarta, di mana pengembang properti berencana untuk membangun pusat perbelanjaan dan atraksi yang mirip dengan Pulau Sentosa di Singapura.

Namun pekerjaan proyek yang ditunda pada April lantaranperbedaan pendapat antara pemerintah dan Gubernur DKI Jakarta yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan izin. Beberapa nelayan juga memprotes reklamasi, yang menurut mereka akan mengurangi hasil tangkapan ikan mereka.

Menanggapi hal itu, pemerintah berencana untuk menawarkan mereka izin penangkapan ikan hingga ke perairan dekat Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Penghentian proyek reklamasi pada April juga mengancam kelangsungan pengembang properti PT Agung Podomoro Land untuk membangun proyek miliaran dolar Pluit City, yang terdiri atas apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan di kawasan reklamasi tersebut.

"Kami masih menunggu arahan pemerintah," kata Justini Omas, sekretaris perusahaan. "Sebelumnya, kami telah merencanakan bahwa pembangunan pulau akan dilakukan pada 2018."

Awal bulan ini, mantan eksekutif Agung Podomoro Ariesman Widjaja dipenjara selama tiga tahun karena menyuap anggota DPRD DKI Jakarta untuk mempengaruhi regulasi proyek reklamasi lahan, kata media seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

INDONESIA will resume land reclamation that will help prevent Jakarta from sinking below sea level, a cabinet minister said, five months after work was suspended due to regulatory and environmental concerns.

Greater Jakarta, one of the world's most densely populated cities, sits on a swampy plain and is sinking at a faster rate than any other city in the world.

Jakarta has focused its attention on bolstering its defences with a 15-mile sea wall and refurbishing the crumbling flood canal system.

The government decided late on Tuesday to allow work to continue on a key phase of the "Giant Sea Wall", which aims to shore up northern Jakarta while revamping the capital's image into a Singapore-like waterfront city.

"If this Giant Sea Wall is not done, that will create a big impact on Jakarta with regards to salt water penetration," Coordinating Maritime Minister Luhut Pandjaitan told reporters on Tuesday.

Included in the master plan is the building of 17 artificial islands off Jakarta's northern coast, where property developers plan to build shopping malls and attractions similar to Singapore's Sentosa Island.

But work on that project was suspended in April following disagreements between the government and the Jakarta governor over who had authority to issue permits. Some fishermen have also protested against reclamation, saying it would reduce their catch.

In response, the government plans to offer them fishing permits in waters near the Natuna Islands.

The suspension in April also threatened to delay Indonesian property developer PT Agung Podomoro Land's multi-billion-dollar Pluit City, comprising apartments, offices and shopping malls on parts of artificial land it was constructing.

"We are still waiting for government direction," said Justini Omas, the company's corporate secretary. "Previously, we had planned that construction of the island would be done in 2018."

Earlier this month, former Agung Podomoro executive Ariesman Widjaja was jailed for three years for bribing a member of the Jakarta provincial assembly to influence the regulation for the land reclamation, media said.