Prajurit TNI Diperbantukan sebagai Pendidik di Daerah Khusus Dibekali Kurikulum 2013
Indonesian Military Assigned as Teachers in Remote Areas
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Markas Besar TNI menegaskan komitmennya untuk turut berperan serta dalam bidang pendidikan, mengingat tantangan dan persoalan terkait pendidikan yang dihadapi ke depan, sungguh jauh lebih berat dan rumit. TNI sebagai komponen bangsa berkewajiban untuk mempersiapkan generasi yang mampu mengelola dan menjawab berbagai persoalan dan tantangan tersebut sesuai dengan jamannya.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan keberadaan prajurit TNI di seluruh Indonesia, yang tugas pokoknya adalah pertahanan dan keamanan, bisa mendapat tugas tambahan untuk turut serta mencerdaskan anak bangsa atau menjadi guru di sekolah-sekolah di daerah khusus manakala kekurangan tenaga pendidik, sehingga dapat meningkatkan akses layanan pendidikan.
"Anak-anak harus mendapatkan layanan pendidikan yang semakin terjangkau dan semakin berkualitas. Mereka harus mendapatkan layanan pendidikan sedini mungkin atau star earlier, setinggi mungkin atau stay longer) dan mampu menjangkau seluas mungkin, termasuk bagi yang tidak terjangkau atau reach wider," kata Jenderal Moeldoko dalam sambutannya, yang dibacakan Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Panglima TNI Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan.
Kehadiran Brigjen TNI Sturman Panjaitan terkait kegiatan “Bimbingan Teknis Penguatan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi TNI Yang Diperbantukan Sebagai Pendidik di Daerah Khusus” di Makassar, Sulawesi Selatan. Turut hadir Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim dan Rektor Universitas Hasanuddin, Dwia Ariestina.
Kegiatan tersebut berlangsung pada 6-11 Oktober 2014 yang diikuti oleh 219 prajurit TNI, terdiri dari: 130 prajurit TNI AD dari personel Koramil dan Kodim Wilayah Kodam VII/Wirabhuana dan 89 prajurit TNI AL dari personel Pangkalan TNI AL (Lanal) wilayah timur.
“Kurikulum 2013 yang akan diterapkan secara bertahap dan menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015, bagi prajurit TNI materi pendidikan ini adalah materi baru karena saat prajurit TNI mengenyam pendidikan umum sebelum masuk menjadi anggota TNI adalah masih menggunakan kurikulum yang lama, dengan demikian perlu adanya penyesuaian terhadap materi yang akan diberikan”, ujar Panglima TNI.
Jakarta (B2B) - Indonesian Military (TNI) Headquarters reaffirmed its commitment to participate in education, because of the challenges, and the issue of the future of education will be more severe and complicated. TNI as a component of the nation is obliged to prepare the next generation that is able to manage and answer the problems and challenges of the future.
TNI Commander Gen. Moeldoko said military duty throughout Indonesia, with the main task of maintaining security and defense, can participate as a substitute teacher at schools in remote areas that lack teachers.
"School students should receive a quality education even in remote areas. They should get a star Earlier, stay longer and wider reach," General Moeldoko in his speech, which was read by the Deputy Assistant Territorial, Brigadier General (Mar) Sturman Panjaitan.
Brigadier General (Mar) Sturman Panjaitan represents TNI Commander in the "Technical Guidance Strengthening Implementation of Curriculum 2013 for the the Military" in Makassar, South Sulawesi. Also presented Deputy Minister of Education and Culture, Musliar Kasim and Rector of Hasanuddin University, Dwia Ariestina.
Technical assistance activities in 6 to 11 October 2014 was followed by 219 TNI soldiers, the 130 soldiers of the Army Military Command VII / Wirabhuana and 89 sailors from the Navy Base eastern region.
"Curriculum 2013, which will be implemented gradually until across Indonesia in the academic year 2014/2015 is a new material that needs adaption to the new curriculum," TNI Commander said.