Moeldoko: "Prajurit TNI Tidak Disiplin Apa Bedanya dengan Banser?"

Indonesian Military Commander: "Soldiers Not a Member of Mass Organizations, Should be Discipline"

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Moeldoko: "Prajurit TNI Tidak Disiplin Apa Bedanya dengan Banser?"
Panglima TNI Jenderal Moeldoko dibonceng sepeda motor oleh Letkol Inf Rui Duarte untuk mengunjungi kawasan perbatasan, bersama prajurit (atas) dan menyampaikan arahan pada prajurit TNI (Foto2: Puspen TNI)

Jakarta (B2B) - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui adanya kecenderungan disiplin para prajurit TNI semakin merosot akhir-akhir ini setelah terjadinya bentrokan bersenjata dengan personil Polri. Prajurit TNI berbeda dengan satuan tugas (Satgas) atau barisan serba guna (Banser) dari sejumlah organisasi masyarakat, karena prajurit TNI dibekali peraturan militer dasar atau Permildas.

"Kalau prajurit TNI sudah tidak memiliki disiplin maka kamu sama saja dengan Banser, hal itu akan sangat  membahayakan karena prajurit TNI dilengkapi senjata. Tidak ada lagi yang main-main dengan Permildas. Tidak ada yang dikurangi. Tegakkan disiplin. Tegakkan itu Permildas," kata Jenderal TNI Moeldoko saat inspeksi mendadak di Batalyon Infanteri (Yonif) 752/Vira Yudha Sakti di Jl Basuki Rahmat Km 10, Kabupaten Sorong Papua Barat, Senin.

Inspeksi mendadak tersebut, kata Jenderal Moeldoko, bertujuan melihat secara langsung kesiapan dan kedisiplinan para prajurit TNI di Batalyon 752/Vira Yudha Sakti menghadapi tugasnya di perbatasan Papua dengan Papua Nugini, dengan mengunjungi barak para prajurit. Beberapa tempat yang dikunjungi antara lain barak tempat tidur, ruang makan dan kamar mandi.

Dalam sidak tersebut, Panglima TNI beserta rombongan diterima oleh Wakil Komandan Batalyon Infantri (Wadanyonif) 752 Mayor Inf Abdul Hamid.

“Barak atau asrama merupakan tempat tinggal prajurit. Harus tertib, nyaman dan sehat agar prajurit merasa betah. Terlebih lagi Papua adalah tempat endemik malaria, prajurit TNI yang bertugas di Papua harus disiplin dan selalu menjaga kebersihan agar tetap sehat. Kalau barak prajurit tidak tertib dan lingkungan tidak mendukung, maka prajurit tidak akan betah berada di asrama," kata Jenderal Moeldoko.

Jenderal Moeldoko didampingi Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, Asintel Panglima TNI Laksda TNI Amri Husaini, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiharta, Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya dan Danrem Sorong Brigjen TNI Djoko Subandrio.

Jakarta (B2B) - Indonesian military commander, Army Gen. Moeldoko recognizes the tendency of of Indonesian military personnel, known as TNI, discipline deteriorated lately, after several armed clashes with police. TNI soldiers different to members of mass organizations as soldiers bound by military regulations.

"If TNI soldiers are undisciplined, you´re just the same as members of mass organizations, it is very dangerous because the soldiers equipped with weapons. Obey the military regulations. Do not ignore the Indonesian military rule. Should be discipline," Army Gen. Moeldoko while impromptu visit at the Infantry Battalion 752/Vira Yudha Sakti in Basuki Rahmat Street Km 10 in Sorong, West Papua province on Monday.

The impromptu visit aims to look directly readiness and discipline of the TNI soldiers in West Papua Province especially keep border between Indonesia and Papua New Guinea to review the soldiers barracks includes a dining room and bathrooms.

TNI Commander and his entourage received by the Deputy Commandant of Infantry Battalion 752, Army Major Abdul Hamid.

"Military Barracks is home to the soldiers. Should be orderly, comfortable and healthy so that soldiers feel at home. Moreover Papua is endemic malaria, TNI soldiers who served in Papua have to be disciplined and always keep it healthy. Poor condition of the military barracks made the soldiers are not at home," said Moeldoko, who uses only one name.

Gen. Moeldoko accompanied by Chief of Staff Indonesian Navy Admiral Marsetio, Indonesian Air Force Chief Marshal Ida Bagus Putu Dunia, and a number of high ranking officers of TNI Headquarters in Cilangkap, Jakarta and Commandant of Sorong Military Command, Brigadier General Djoko Subandrio.