Transportasi Umum di Jakarta di Peringkat Kelima Terburuk di Dunia
Bogota, Mexico City, Lima, New Delhi and Jakarta are the World`s Most Unsafe Public Transport Systems
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
KOTA-KOTA Amerika Latin memiliki sistem transportasi yang paling berbahaya bagi perempuan, menurut sebuah survei baru. Jakarta masuk di peringkat kelima dari transportasi umum bagi kaum wanita.
Setelah tiga kota di Amerika Selatan dan Delhi, yang terburuk kelima dalam daftar adalah Jakarta, diikuti oleh Buenos Aires, Kuala Lumpur, Bangkok, Moskow, Manila, Paris dan Seoul.
Ibukota Kolombia, Bogota, yang tidak memiliki sistem kereta kota tapi jaringan bus merah, dinyatakan sebagai kota dengan transportasi umum yang paling tidak aman dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh YouGov, seperti dilansir MailOnline.
Jajak pendapat dari 15 ibukota terbesar di dunia dan New York, kota AS yang paling padat penduduknya, menempatkan Bogota diikuti di peringkat hasil survei diikuti oleh Mexico City, Lima, Delhi kemudian Jakarta.
Survei dilakukan terhadap lebih dari 6.550 perempuan dan pakar gender menempatkan Moskow sebagai sebagai ibukota yang terburuk di Eropa, berada di peringkat kesembilan dari hasil jajak pendapat, dan warganya tidak yakin bahwa pemerintah akan menyelidiki laporan penyalahgunaan.
Paris berada di peringkat ke-11, dengan responden mengatakan mereka agak yakin bahwa penumpang lain akan membantu seorang wanita yang dalam kesulitan.
New York dinilai yang terbaik dari 16 kota, diikuti oleh Tokyo, ibukota terbesar di dunia dengan penduduk 38 juta jiwa, kemudian Beijing dan London.
Penelitian ini dilakukan atas permintaan Thomson Reuters Foundation, dengan minimal 380 tanggapan dari masing-masing kota antara Agustus dan September 2014.
Para responden wanita ditanyai enam pertanyaan yang fokus pada pengalaman mereka bepergian sendirian di malam hari dengan bus, kereta api atau trem.
Mereka ditanya tentang risiko pelecehan seksual secara lisan oleh pria, risiko pelecehan fisik seperti digerayangi pria, keyakinan mereka apakah penumpang lain akan membantu seorang wanita yang dilecehkan, keyakinan pada pemerintah untuk menyelidiki laporan tentang pelecehan seksual atau kekerasan dan ketersediaan transportasi umum yang aman.
Mexico City, ibu kota terbesar ketiga di dunia dengan 21 juta jiwa, sebagai kota terburuk memperlakukan wanita ketika responden ditanya apakah mereka berada pada risiko pelecehan lisan atau fisik di transportasi umum.
Lebih dari enam responden dari 10 perempuan di Mexico City, 64%, mengatakan mereka telah mengalami beberapa jenis pelecehan fisik di transportasi umum.
Setelah tiga kota di Amerika Selatan dan Delhi, yang terburuk kelima dalam daftar adalah Jakarta, diikuti oleh Buenos Aires, Kuala Lumpur, Bangkok, Moskow, Manila, Paris dan Seoul.
Sebaliknya hanya tiga dari 10 perempuan yang disurvei di New York mengatakan mereka mengalami segala jenis pelecehan lisan atau fisik saat menggunakan sistem kereta bawah tanah dan bus.
Setelah kota-kota Amerika Latin, New Delhi berada di peringkat terburuk berikutnya dalam daftar kota-kota terbesar di dunia dengan sistem transportasi yang paling aman bagi wanita.
Perempuan di Moskow, ibukota Rusia menyatakan mereka tidak percaya pada otoritas setempat untuk menyelidiki pelecehan yang dialami kaum wanita.
LATIN American cities have the most dangerous transport systems for women, according to a new survey. Jakarta in Indonesia came fifth in the survey
After the Latin American cities and Delhi, the fifth worst in the list was Jakarta, followed by Buenos Aires, Kuala Lumpur, Bangkok, Moscow, Manila, Paris and Seoul.
Colombia's capital Bogota, that has no city train system but a network of red buses, was found to have the most unsafe public transport in a poll conducted by YouGov.
The poll of 15 of the world's largest capitals and New York, the most populous US city, found Bogota was followed in the list by Mexico City, Lima, Delhi and then Jakarta.
The survey of more than 6,550 women and gender experts ranked Moscow as the worst European capital, coming ninth in the list, with women lacking confidence that authorities would investigate reports of abuse.
Paris came 11th, with those questioned saying they had little confidence that other passengers would help a woman in trouble.
New York was rated the best of the 16 cities, followed by Tokyo, the world's largest capital with 38 million people, then Beijing and London.
The study was commissioned by the Thomson Reuters Foundation, with a minimum of 380 responses from each city between August and September this year.
The female participants were asked six questions focussing on their experiences of travelling alone at night on buses, trains or trams.
They were asked about the risk of being verbally harassed by men, the risk of being groped or physically harassed, their trust in whether other passengers would assist a woman being abused, trust in authorities to investigate reports of sexual harassment or violence and the availability of safe public transport.
Mexico City, the world's third largest capital with 21 million people, fared worst when women were asked if they were at risk of verbal or physical abuse on public transport.
More than six out of 10 women in Mexico City, 64 percent, said they had experienced some type of physical harassment on public transport.
After the Latin American cities and Delhi, the fifth worst in the list was Jakarta, followed by Buenos Aires, Kuala Lumpur, Bangkok, Moscow, Manila, Paris and Seoul.
By contrast only three out of 10 women surveyed in New York said they had suffered any kind of verbal or physical harassment while using the city's extensive subway system and buses.
Women in Moscow ranked the Russian capital as worst when it came to confidence in authorities investigating harassment.