Menkop Harapkan Korsel Dukung Pelatihan Operasional Alat Sortasi Kopi

Indonesian Govt Supports Development of Coffee Cooperative in Bali

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Menkop Harapkan Korsel Dukung Pelatihan Operasional Alat Sortasi Kopi
Menkop UKM AAGN Puspayoga mengamati cara kerja alat pemilah biji kopi bantuan dari Korea Selatan (Foto: Humas Kemenkop)

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI akan meminta pihak terkait di Korea Selatan untuk memberikan pelatihan penggunaan alat pemilah biji kopi (sortasi) yang diterima oleh Koperasi Tani Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Kintamani Bali, setelah Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga mendengar keluhan Made Raka, anggota Koperasi MPIG.

"Kementerian akan mendorong pihak terkait di Korea Selatan untuk memberikan pelatihan kepada operator mesin, sehingga dapat diketahui kemampuan produksi mesin sortasi biji kopi untuk per jam dan per hari," kata Menkop UKM Puspayoga saat meninjau Koperasi MPIG di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali belum lama ini.

Menurut Puspayoga, meskipun sudah ada buku manual dalam bahasa Indonesia namun anggota koperasi masih kesulitan memahami cara mengoperasikan alat sortasi tersebut secara efektif.

"Apapun kendala dan kekurangan dari optimalisasi alat sortasi itu, kementerian harus membantu anggota koperasi agar semuanya berjalan lancar," kata Puspayoga.

Sebagaimana diketahui, alat sortasi kopi dari Korea Selatan merupakan tindak lanjut dari memoranda kesepahaman (MoU) yang diteken di New York, AS oleh Kemenkop dan UKM dengan pihak dari Korea Selatan pada pertengahan 2016. Kerjasama tersebut ditindaklanjuti dengan pendirian Indonesian Korea Technology Exchange Center (IKTEC) yang bertujuan memberikan dukungan alih teknologi, riset dan pengembangan, bantuan pembiayaan dan tenaga ahli.

Menkop Puspayoga mengharapkan pimpinan koperasi dan para petani kopi di Kintamani tidak merusak lahan yang ada hanya karena ingin menambah jumlah produksi kopi.

"Biar saja produksi kopi seperti ini, jangan ditambah bila harus merusak lingkungan dan tanah. Dampak kerusakan alam tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh."

Jakarta (B2B) - Indonesian Cooperatives and SMEs Minister, AAGN Puspayoga will asked for relevant parties in South Korea to provide operational training of coffee beans machine for machine operator in Kintamani Bali Coffee Cooperative, after Minister Puspayoga heard complaints of Made Raka, member of the cooperative.

"The ministry will encourage the relevant parties in South Korea to provide training for machine operators, so that can know the capability of production machines coffee beans for per hour and per day," Minister Puspayoga said while working visit in Kintamani Bali Coffee Cooperative here recently.

According to Puspayoga, although there are manuals in Indonesian language but the cooperative members still have difficulty understanding how to operate the coffee beans machine.

"The Ministry is responsible for coordinating with relevant parties in South Korea to optimize coffee beans machine for the cooperative members," Puspayoga said.

As known, machine coffee beans from South Korea is the realization of memorandum of understanding (MoU) signed in New York, USA by the ministry with South Korea in mid 2016. The cooperation is followed by establishing Indonesian Korea Technology Exchange Center (IKTEC) which aims to provide support for technology transfer, research and development, financial assistance and expert personnel.

Minister Puspayoga expect cooperative and farmers in Kintamani not exploit the coffee plantation just to increase coffee production.

"Let's coffee production as now, do not increase the production capacity by harming the environment. Impact damage to nature is not outweighed by the advantages of cooperatives," he said.