MIHC dari Malaysia jadi Magnet Temu Mitra KUKM Tasikmalaya Antisipasi MEA

Indonesia`s SMEs Entrepreneurs are Challenged to the International Market

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


MIHC dari Malaysia jadi Magnet Temu Mitra KUKM Tasikmalaya Antisipasi MEA
Peserta temu mitra KUKM foto bersama Deputi Yuana Sutyowati Barnas dan tim di Tasikmalaya, CEO MICH Risti Yuni Lestari (inset kiri) dan Sesmenkop UKM Agus Muharram menjawab wartawan (Foto2: B2B/Mac)

Tasikmalaya, Jabar (B2B) - Kehadiran CEO Malaysia Indonesia Corporate House (MICH), Risti Yuni Lestari yang rupawan dan komunikatif menjadi magnet kehadiran lebih 200 koperasi dan usaha kecil menengah (KUKM) di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Jumat siang (31/3) pada ´Temu Mitra KUKM dan Pengusaha Sukses´ yang dibuka oleh Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Agus Muharram dan dipandu Deputi Restrukturisasi Yuana Sutyowati Barnas.

Risti mengungkap bahwa pasar internasional khususnya Malaysia sangat menjanjikan bagi KUKM Indonesia, karena warga Malaysia membelanjakan US$1.188 setahun bandingkan dengan warga Indonesia hanya US$404 per tahun, dengan pengembangan industri retail di Malaysia mencapai 15% setahun, bandingkan dengan Singapura, 0% setahun.

"Indonesia punya peluang besar sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, dan Malaysia adalah negara yang sangat memperhatikan segala sesuatu yang halal termasuk halal TV dan radio," kata Risti mengawali sambutannya sebelum menguraikan lebih lanjut pada diskusi panel.

Sekmen Agus Muharram mengingatkan pelaku KUKM di Tasikmalaya dan di seluruh Indonesia untuk memikirkan peluang emas di pasar global, karena perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara (MEA) siap menelan mereka yang tidak siap bersaing menghadapi kompetisi bisnis dengan para pelaku KUKM di kawasan ini yang tengah bersiap memasuki pasar Indonesia.

"Bukan lagi berfikir sekadar berproduksi tapi bagaimana produk-produk Anda dapat diterima pasar domestik dan di mancanegara. Jangan salahkan siapa pun kalau Anda gagal menghadapi persaingan bebas MEA. Kita harus berfikir tentang kualitas produk, kemasan menarik, harga yang kompetitif, mengikuti selera pasar. Buang jauh-jauh pemikiran tentang business as usual tapi harus berfikir out ot the box," kata Agus Muharram.

Tas Hermes
Dia pun merujuk pada branding kelas dunia Hermes, yang harganya mencapai ratusan juta rupiah untuk sebuah tas wanita. "Bayangkan itu, nah kita harus meniru hal itu .... ya tidak perlu sampai segitu harganya, minimal mampu bersaing. Kalau konsumen puas dan bangga memilikinya, maka harga produk UKM Indonesia pun melambung," kata Agus Muharram yang menempuh perjalanan darat dari Jakarta ke Tasikmalaya selama tujuh jam untuk hadir pada kegiatan tersebut.

Agus Muharram menyambut baik inisiasi Deputi Yuana Sutyowati mengundang pengusaha indonesia yang sukses di Malaysia, Risti Yuni Lestari untuk berbagi pengalaman dan kiat bagaimana menaklukkan pasar internasional, pelaku usaha KUKM jangan lekas puas setelah menguasai pasar domestik, karena masih sekadar ´jago kandang´ sementara pasar di mancanegara terbentang luas.

Kemitraan Usaha
Deputi Yuana Sutyowati mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan KUKM yang sudah dan potensial bermitra usaha, misalnya hampir 200 pelaku KUKM yang hadir pada kegiatan di Hotel Harmoni Tasikmalaya tersebut. Langkah tersebut diikuti dengan fasilitasi kemitraan usaha bagi pelaku usaha KUMK.

"Saat ini banyak pelaku KUKM yang menjalin kemitraan dengan jaringan retail Lotte Mart Wholesale yang memberi peluang bagi KUKM kita menjadi mitra bisnis, dan kehadiran CEO MICH Risti Yuni Lestari akan membuka wawasan kita tentang peluang pasar Malaysia. Nanti Risti saya beri waktu khusus untuk presentasi dan dialog dengan bapak dan ibu semua," kata Yuana yang hadir di Tasikmalaya didampingi Asisten Deputi Perlindungan Usaha, Karimuddin.

Pengusaha muda Ade Supardi, yang mengembangkan penganan abon ikan lele mengaku kegiatan temu mitra KUKM membuka wawasan bagi dirinya untuk mengembangkan usahanya dengan rata-rata produksi satu ton abon ikan lele.

"Kegiatan ini sangat membantu saya untuk membuka peluang usaha ke luar Tasikmalaya, bahkan kalau perlu ke luar negeri seperti Malaysia yang dipaparkan bos cewek dari MICH itu tadi," kata Ade Supardi.

Tasikmalaya, West Java (B2B) - The presence of CEO Malaysia Indonesia Corporate House (MICH) who was looking good and communicative, Risti Yuni Lestari became a magnet for 200 small and medium entrepreneurs in Tasikmalaya of West Java province, Friday (March 31) at the ´business partners meeting´ who was opened by Secretary of of Cooperatives and SMEs Minister, Agus Muharram and the host is Deputy Minister of Business Restructuring, Yuana Sutyowati Barnas

Mrs Lestari revealed that the international market, especially Malaysia is very promising for Indonesian entrepreneurs, because Malaysians spend US$ 1,188 a year compared to Indonesian is only US$ 404 per year, while development of retail industry in Malaysia has reached 15% a year compared to Singapore 0% a year.

"Indonesia has a great opportunity as the world´s most populous Muslim nation, and Malaysia is very concerned about everything of halal product, include TV and radio," Mrs Lestari began her speech before elaborated in the panel discussion.

Mr Muharram reminds small and medium entrepreneurs in Tasikmalaya and across the country to thinking about opportunities in the global market, because of free trade in Southeast Asia (MEA) will displace the losers who are not ready to compete against the competition of business with SMEs from other countries in the region, and will soon enter the Indonesian market.

"It´s no longer just thinking produce but how your products can compete in domestic and international market. Do not blame anyone if not compete facing the MEA. We must think about the quality of products, attractive packaging, competitive prices, and understand the market demand. Do not thinking business as usual but should be out ot the box," Mr Muharram said.

Hermes Products
He was refers to world-class branding such as Hermes, hundreds of millions to billions of rupiah just for a bag lady, "Imagine that, our products must be competitive .... no need expensive as Hermes, which is essential to compete. If consumers are satisfied and proud of it, then the image of Indonesian SME products also famous in the world," said Mr. Muharram who travel overland from Jakarta to Tasikmalaya for seven hours.

He appreciated initiation of Deputy Yuana Sutyowati invite Mrs. Lestari, a successful entrepreneur in Malaysia from Indonesia, to share experiences and tips to compete in international markets, SMEs entrepreneurs do not get cocky after winning in the domestic market, because the market in many countries is very promising.

Business Partnership
Deputy Yuana Sutyowati said that her office has mapped potential of SME entrepreneurs do business partnerships with large companies such as MICH, and SMEs entrepreneurs who came in meeting business partners in Tasikmalaya´s Harmoni Hotel have the opportunity become as business partners in Indonesia and abroad.

"Currently, many of SME entrepreneurs are a partnership with retail chain Lotte Mart Wholesale which provides an opportunity for us as a business partner, and the presence of the CEO MICH will open our insights about the market opportunities in Malaysia. Mrs. Lestari will receive a special time for presentations and dialogues crustaceans , "said Mrs. Barnas who came to Tasikmalaya accompanied by Assistant Deputy for Business Advocacy, Karimuddin.

SME entrepreneurs, Ade Supardi, who developed the typical snacks of catfish recognize SME partners meeting activities open his view about development of his business, with average production reached one tons per month at this time.

"This event really helped me to opened up business opportunities outside of Tasikmalaya, and even abroad like the MICH in Malaysia," he said.