Panglima TNI: "Gubernur DKI Jakarta Jangan Sungkan Koordinasi dengan Pangdam"

TNI Commander: "If Needed Anything, Jakarta Governor Don`t Hesitate to Ask a Favor to Me"

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Panglima TNI: "Gubernur DKI Jakarta Jangan Sungkan Koordinasi dengan Pangdam"
Panglima TNI Jenderal Moeldoko berjabat tangan ala militer dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Foto2: Puspen TNI)

Jakarta (B2B) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengingatkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak sungkan-sungkan untuk meminta dukungan militer di wilayah pemerintahannya apabila terjadi gangguan yang mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di DKI Jakarta.

“Gubernur tidak boleh malu untuk berkoordinasi kepada Pangdam setempat untuk meminta bantuan demi keamanan dan kesejahteraan rakyat. Makna pemakaian baret agar dapat digunakan gubernur ketika memimpin upacara militer tertentu, kemudian gubernur se-Indonesia memiliki kekuatan militer di daerahnya," kata Jenderal Moeldoko dalam sambutannya saat menyerahkan baret dan brevet kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.

Moeldoko mengatakan, penyematan brevet dan pemasangan baret kepada Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama adalah sebagai mitra strategis dalam pertahanan negara.

Penyematan baret kepada mantan Bupati Belitung Timur ini seharusnya diberikan di Surabaya pada Oktober silam. Namun, Ahok saat itu berhalangan hadir karena masih menjadi wakil gubernur DKI. Sementara Joko Widodo Jokowi yang saat itu masih menjabat gubernur DKI tengah menanti dilantik menjadi Presiden RI.

Menurut, doktrin dari sistem pertahanan negara adalah pertahanan rakyat semesta, sehingga, apabila Indonesia diserang negara luar, maka seluruh sumber daya nasional (SDN) akan lumpuh.

"Pemilik sumber daya nasional dalah pemerintah daerah. Sarana prasarana, alat kelengkapan, kondisi masyarakat, semuanya di tangan gubernur sehingga diperlukan sinergitas, sikap proaktif dalam menyusun sistem pertahanan ini," kata Panglima TNI usai penyematan brevet dan baret di Mabes TNI AD.

Ia menegaskan, Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama pasca menerima baret dan brevet TNI dapat memimpin apel di saat-saat tertentu saat ada upacara militer.

"TNI memberikan penguatan atas leadership gubernur. Kalau ada apa-apa, Ahok jangan sungkan meminta bantuan ke Pangdam," tegasnya.

Sementara Basuki mengucapkan terima kasih kepada Panglima TNI dalam penyematan brevet dan baret tersebut.

Jakarta (B2B) - Indonesian Military Commander, Gen. Moeldoko reminded Jakarta Governor, Basuki Tjahaja Purnama do not hesitate to ask for military support in case of disturbances that threaten the security and order in society in Jakarta.

"The governor should not be ashamed for coordinate security to the chief military command and call for help," Gen. Moeldoko said stated after embedding the beret and brevet to Basuki at TNI Headquarters, Cilangkap, East Jakarta, Friday (12/12).

According to Moeldoko, the doctrine of national defense system is the people’s defense. So, if Indonesia was invaded by foreign countries, the entire national resources (SDN) would paralyze.

“The owner of SDN is regional government. All facilities, infrastructures, equipment, fittings, and citizens’ condition, are all in governor’s hands. Thus, to draft this defense system, synergy and proactive are needed,” he stated after embedding the beret and brevet to Basuki at TNI Headquarters, Cilangkap, East Jakarta, Friday (12/12).

Since Basuki has received the beret and brevet, from now on he can lead the ceremony in special occasions during military’s event.

“TNI gives reinforcement for the governor’s leadership. If needed anything, Basuki must not hesitate to ask a favor to me,” Moeldoko said.

Meanwhile, Basuki is thankful for the beret and brevet.