Polri dan Ulama Sepakat Demo 2 Desember 2016 Berlangsung Damai

Indonesia Police, Muslim Leaders Aim for `Super Peaceful` Rally

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Polri dan Ulama Sepakat Demo 2 Desember 2016 Berlangsung Damai
Demo 4 November 2016 (Foto2: MailOnline)

KEPOLISIAN RI (Polri) mengatakan bahwa unjuk rasa yang akan digelar oleh kelompok-kelompok Muslim pada Jumat untuk menyerukan penahanan Gubernur DKI nonaktif akan berlangsung "damai" dan dibatasi berlangsung di Monumen Nasional (Monas) untuk mencegah terulangnya aksi anarkis pada demo sebelumnya.

Lebih dari 100.000 Muslim, yang dipimpin oleh kelompok garis keras, turun ke jalan pada 4 November untuk memprotes Basuki Tjahaja Purnama, yang dituduh menghina Alquran.

Satu orang tewas dan lebih dari 100 pendemo luka-luka ketika berlangsung unjuk rasa, yang terbesar di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir, yang kemudian berubah menjadi tindakan anarkis, dan polisi menembakkan gas air mata dan meriam air.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia yang hidup rukun dengan warga non Muslim seperti Kristen dan Hindu.

Kapolri Tito Karnavian mengatakan pihak berwenang telah sepakat dengan para ulama bahwa demo akan diadakan di Monas di Jakarta Pusat, bukan di jalan protokol yang mengakibatkan ibukota semakin macet.

"Kami akan mempersiapkan segalanya, jadi kami berharap semuanya akan berjalan tertib dan damai," kata Karnavian dalam konferensi pers.

Dengan menempuh langkah koordinasi antara pemerintah dan ualama, konferensi pers juga dihadiri oleh para pemimpin Islam.

Habib Rizieq, ketua Front Pembela Islam (FPI), sebuah kelompok garis keras mendukung demonstrasi baru-baru ini, mendesak Ahok untuk segera ditangkap seraya berjanji akan menggelar demo secara damai.

Karnavian mengatakan ia berharap bahwa kelompok-kelompok lain, seperti persatuan buruh, akan menunda demo yang direncanakan berlangsung pada hari yang sama dan memastikan bahwa tidak ada pihak ketiga yang akan mencoba untuk mengganggu demonstrasi.

Presiden Joko Widodo menuding "para aktor politik" di balik tindakan yang diduga berniat makar tanpa menyebut siapa pun dan Kapolri juga mengatakan beberapa demonstran mungkin mencoba untuk memanfaatkan unjuk rasa untuk menduduki gedung parlemen.

Pemicu ketegangan terkait dugaan penistaan agama baru-baru ini dipicu oleh pernyataan Gubernur Ahok, warga non Muslim pertama dan keturunan China yang memimpin DKI, menuding lawan-lawan politiknya akan mengutip ayat-ayat suci Alquran untuk mengalahkannya dalam Pilkada DKI.

Polri telah menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus penistaan agama. Dia terancam hukuman penjara lima tahun jika terbukti bersalah.

Polisi telah menuntaskan penyelidikan dan menyerahkan berkas perkara ke kantor Kejaksaan Agung, yang kemudian akan memutuskan apakah melanjutkan perkara ke pengadilan seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

INDONESIA´S police chief said that a rally to be held by Muslim groups on Friday calling for the ouster of Jakarta´s Christian governor would be "super peaceful" and confined to a park to help prevent a repeat of protest violence earlier this month.

More than 100,000 Muslims, led by hardliners, took to the streets on Nov. 4 to protest against Basuki Tjahaja Purnama, who is accused of insulting the Koran.

One person was killed and more than 100 were wounded when the protest, the biggest in the city in recent years, briefly turned violent, and police fired tear gas and water cannon.

Indonesia has the world´s largest Muslim population and is home to Christian and Hindu communities.

National Police Chief Tito Karnavian said authorities had agreed with organisers that the rally would be held in a park in central Jakarta, rather than on streets running through traffic-clogged central Jakarta.

"We will prepare everything, so we hope everything will be orderly and super peaceful," Karnavian told a news conference.

In a sign of greater coordination between authorities and protest organisers, Muslim leaders also attended the news conference.

Habib Rizieq, the head of the Islamic Defenders Front (FPI), a hardline group backing the recent rallies, said it wanted the governor to be arrested immediately but pledged the demonstration would be peaceful.

Karnavian said he hoped that other groups, such as trades unions, would delay protests planned for the same day and that no third party would try to disrupt the demonstration.

President Joko Widodo has blamed "political actors" for fanning violence without naming anyone and the police chief has also said some demonstrators may try to use the rallies to storm parliament.

The trigger for the recent religious tensions was a comment that Jakarta governor Purnama, the first Christian and ethnic Chinese in the job, made about his opponents´ use of the Koran in political campaigning.

Police have named Purnama a suspect in the blasphemy probe. He faces up to five years in prison if found guilty.

Police have concluded their investigation and given the dossier to the Attorney General´s office, which will decide whether to proceed.

Purnama, popularly known as Ahok, is running for re-election in February against two Muslim candidates. He denies any wrongdoing but has apologised for his comments.