Jokowi Temukan dan Telusuri Duplikasi di APBD 2014

Jokowi Found and Investigates Doubled Budgets in the 2014 City Budget

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Jokowi Temukan dan Telusuri Duplikasi di APBD 2014
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Foto: langsungpilih.com)

Jakarta (B2B) - Indikasi duplikasi atau anggaran ganda dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2014. Pasalnya, hingga kini ditemukan 18 ribu mata anggaran senilai Rp 1,8 triliun disinyalir ganda sehingga  mendorong Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo akan langsung dikunci sehingga tidak bisa digunakan.

"Ya ini ditelusuri terus di setiap dinas, kemarin yang di Dinas Pendidikan kan sudah, yang lain belum," ujar Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (22/4).

Menurut Jokowi, Duplikasi anggaran bukan karena perpindahan sistem, dari sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) menjadi sistem anggaran elektronik atau e-budgeting, melainkan karena satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang boros menggunakan anggaran.

"Kami ini boros, ya seperti itu. Barang yang tidak diperlukan tetapi dibeli, itu yang kita kunci," katanya.

Menurut Jokowi, anggaran yang dikunci akan digunakan dalam APBD Perubahan dengan kegiatan yang berbeda dan lebih bermanfaat.

Seperti diketahui, hingga kini, setidaknya sudah dua SKPD yakni Dinas PU dan Dinas Pendidikan DKI yang menemukan duplikasi anggaran kegiatannya. Dinas Pendidikan mengkoreksi anggaran ganda senilai Rp 700 miliar dari anggaran yang dialokasikan. Kemudian Dinas PU tercatat setidaknya ada 10 mata anggaran yang telah dikunci karena ganda.

"Nanti diganti untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, real dan konkret. Itu dikunci dulu. Inilah fungsi e-budgeting," kata Jokowi.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Endang Widjajanti mengakui, adanya duplikasi anggaran yang jumlahnya mencapai Rp 1,8 triliun dari total anggaran Rp 72 triliun. Biasanya, duplikasi anggaran ini terjadi di unit kerja serumpun. Misalnya banyak program serupa dengan Dinas Pelayanan Pajak. Lalu, Dinas PU dengan Dinas Perumahan Gedung Pemda DKI dan Dinas Perhubungan. Kemudian, Dinas Tata Ruang dengan Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B).

Dikatakan Endang, hal itu juga yang menyebabkan APBD 2014 belum bisa dipublikasi ke publik. "Persoalan ini membuat kami belum bisa menampilkan transparansi anggaran ke publik dan menyebutkan total anggaran yang ganda itu," kata Endang.

Ditambahkan Endang, sistem penganggaran pada APBD DKI kini sedang mengalami masa transisi. Dari semula sistem SIPKD menjadi sistem e-budgeting. Peralihan ini, kata dia, membutuhkan penyesuaian dan verifikasi yang cukup lama. Verifikasi ini untuk memastikan tidak ada anggaran serupa di internal dinas maupun antar dinas yang lain. Lamanya verifikasi karena dimulai dari anggaran di kantor kelurahan hingga setiap dinas, badan, hingga sekretaris daerah (Sekda).

Jakarta (B2B) - Jakarta Governor Joko Widodo (Jokowi) will investigate the indication of doubled budgets or duplication in the 2014 City Budget (APBD). Until now, at least 18,000 budget items worth Rp 1.8 trillion are allegedly double. If found again, the budget will be instantly locked, thus it cannot be used.

“We’re investigating it (budget duplication) in every department. Jakarta Education Department has been investigated, other departments have not,” stated Jokowi at City Hall, Tuesday (4/22).

According to Jokowi, the budget duplication found happened not because of the system switched from Regional Finance Management Information System (SIPKD) system to e-budgeting system, but because of the regional working units (SKPD) are wasteful in using the budget.

“We are wasteful, buy things that are not important. That’s what we locked. The locked budgets will be used in City Budget Amendment (APBDP) with different activities that are more useful, real, and concrete. This is the function of e-budgeting,” he said.

For information, two SKPDs, namely Jakarta Education Department and Jakarta Public Works Department, found budget duplication in their activities. Jakarta Education Department corrects doubled budgets worth Rp 700 millon from the allocated budget, while in Jakarta Public Works Department at least 10 budget items are locked due to double.

Head of Jakarta Finance Management Board (BPKD), Endang Widjajanti, admitted there is duplication of budgets worth Rp 1.8 trillion from total budget of Rp 72 trillion. Such a thing usually happened in similar working unit, such as Spatial Department with Building Control (P2B) Department.

“This matter (budget duplication) makes us cannot publish the 2014 APBD yet to the public and mention the total of doubled budgets,” she uttered.

Widjajanti explained that city’s budgeting system is currently in a transition period from SIPKD system to e-budgeting system, which needs quite a long adjustment and verification. The verification itself is to make sure there is no same budget in other departments. It takes time because the process starts from budget in urban village offices to departments and boards until city secretary.