Rp18 T, Investasi Indonesia untuk Pengembangan Jet Tempur KF-X/IF-X

Indonesia and South Korea Sign Fighter Jet Development Deal

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Rp18 T, Investasi Indonesia untuk Pengembangan Jet Tempur KF-X/IF-X
Foto: MailOnline

Jakarta (B2B) - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah investasi Rp18 triliun untuk pengembangan program pesawat jet tempur KF-X/IF-X dengan Korea Selatan melalui cost sharing agreement/kontrak kesepakatan pembagian biaya.

"Total Rp18 triliun yang dikeluarkan pemerintah, dana tersebut belum sampai ke lini produksi massal melainkan baru di tingkat produksi purwarupa, yang dicadangkan sebanyak tiga unit," kata Ryamizard di Jakarta pada Kamis.

Menurutnya, dana tersebut 20% dari nilai keseluruhan biaya proyek pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X, di mana pihak Korea Selatan akan membiayai 80% dari total biaya.

KF-X/IF-X untuk Indonesia diproyeksikan selesai pada 2025 dan Indonesia memerlukan dua skuadron KF-X/IF-X, yang akan dibiayai melalui mekanisme berbeda.

Jika program ini tetap berlanjut sampai lini produksi, belum diungkap harga perunit KF-X/IF-X, begitupun belum diungkap spesifikasi yang akan diterapkan bagi kedua negara pengguna, Indonesia dan Korea Selatan.

Jakarta (B2B) - Indonesian Defence Minister, Ryamizard Ryacudu stated that the government is
invest 18 trillion rupiahs through a cost sharing agreement (CSA) with South Korea for the development of KF-X/IF-X fighter aircraft.

"We are spending a total of Rp18 trillion," Defense Minister Ryamizard Ryacudu stated here on Thursday.

The Rp18 trillion funds account for 20 percent of the total value of the project where South Korea will finance the remaining 80 percent of the total cost.

Two prototypes will be built in South Korea and the other in Indonesia. Besides the three prototypes, two squadrons of the same fighter aircraft will also be built for Indonesia.

The production of two squadrons of KF-X/IF-Xs designed for Indonesia will be financed using different funds. The production is expected to be completed in 2025.