Perusahaan Indonesia Raih Lisensi BB Merah Putih, BlackBerry Stop Produksi

BlackBerry, Once a Phone Innovator, to Stop Making Its Own

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Perusahaan Indonesia Raih Lisensi BB Merah Putih, BlackBerry Stop Produksi
Presiden dan CEO BlackBerry, John Chen (Foto: MailOnline)

BLACKBERRY menandatangani satu perjanjian dengan perusahaan patungan telekomunikasi di Indonesia untuk memproduksi BB Merah Putih yang akan memproduksi, mendistribusikan dan mempromosikan perangkat merek BlackBerry yang akan menerapkan sistem operasi Android berikut aplikasinya untuk pasar Indonesia.

Kendati begitu BlackBerry memiliki opsi untuk mendistribusikan perangkat ini di luar Indonesia, namun bos BlackBerry mengatakan hal itu tergantung kondisi pasar.

Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana BlackBerry untuk menghentikan produksi smartphone sesuai hasil kesepakatan internal, menandakan pergeseran strategis untuk sebuah perusahaan yang membangun reputasinya sebagai inovator teknologi smartphone.

Sebaliknya, semua pengembangan untuk ponsel merek BlackBerry akan dilanjutkan kepada mitra BlackBerry, yang mendapatkan lisensi teknologi dan merek BlackBerry, sementara perusahaan Kanada tersebut berkonsentrasi pada pertumbuhan bisnis software-nya.

"Kami percaya bahwa ini adalah cara terbaik untuk mendorong perolehan keuntungan dalam bisnis perangkat," kata CEO BlackBerry John Chen dalam sebuah pernyataan Rabu.

Dia mengatakan langkah tersebut akan mengurangi biaya BlackBerry dengan menghilangkan kebutuhan untuk belanja modal dan mengurangi pegawai maupun staf dan biaya operasional perusahaan.

BlackBerry dianggap sebagai pengubah konsep penggunaan ponsel pada 1999 ketika mengusung RIM 950 yang memungkinkan pelaku on-the-go untuk mengakses email nirkabel. Perangkat Blackberry yang populer selama hampir satu dekade; penggunanya tidak bisa meninggalkan yang kemudian memunculkan istilah 'Crackberry'. Namun dengan kehadiran iPhone pada 2007, Apple menunjukkan ponsel dapat menangani lebih dari sekadar email dan panggilan telepon. Blackberry kemudian coba mengikuti arus pasar.

BlackBerry saat ini memegang sebagian kecil dari pasar smartphone AS. Selama kuartal kedua perusahaan yang berakhir pada 31 Agustus, Chen mengatakan, perusahaan menjual sekitar 400.000 smartphone. Sebaliknya, Apple menjual 40 juta iPhone pada kuartal terakhir.

BlackBerry, yang melaporkan hasilnya dalam dolar AS, mengatakan mengalami kerugian bersih $372 juta pada tiga bulan yang berakhir 31 Agustus, setara dengan 71 sen per saham, tetapi kemudian terus merugi. Pendapatan U$334 juta atau US$352 juta setelah penyesuaian. Itu berada di bawah US$391 juta menurut perkiraan analis yang disurvei oleh Zacks.

Perusahaan berencana untuk menggeser pengembangan perangkat keras kepada mitra mulai 28 Februari, sesuai ketentuan tahun finansial perusahaan. BlackBerry akan melaporkan pendapatan perangkat keras berdasarkan royalti yang diterima dari perjanjian lisensi seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

BLACKBERRY plans to stop making its signature smartphones internally, signaling a strategic shift for a company that built its reputation on innovative smartphone technology.

Rather, all development for BlackBerry-branded phones will be left to BlackBerry's partners, which will license BlackBerry's technology and brand, while the Canadian company concentrates on growing its software business.

"We believe that this is the best way to drive profitability in the device business," BlackBerry chairman and CEO John Chen said in a statement Wednesday.

He said the move will reduce BlackBerry's expenses by eliminating the need to carry inventory and by reducing staff and equipment requirements.

BlackBerry was considered a game changer in 1999 when its RIM 950 allowed on-the-go business people to access email wirelessly. BlackBerry devices were popular for nearly a decade; users couldn't part with them, leading to the term "CrackBerry." But with the introduction of the iPhone in 2007, Apple showed that phones can handle much more than email and phone calls. Blackberry was late in overhauling its operating system to compete.

BlackBerry now holds a small fraction of the U.S. smartphone market. During the company's second quarter that ended Aug. 31, Chen said, the company sold about 400,000 smartphones. By contrast, Apple sold 40 million iPhones in its most recent quarter.

BlackBerry, which reports its results in U.S. dollars, said it had a $372 million net loss in the three months ended Aug. 31, equivalent to 71 cents per share, but broke even after excluding one-time items. Revenue was $334 million, or $352 million after adjustments. That was below the $391 million estimated by analysts surveyed by Zacks.

The company plans to shift hardware development to partners by Feb. 28, when the company's financial year ends. BlackBerry will report its hardware revenue based on royalties it receives from licensing agreements.

BlackBerry has signed one agreement already with a telecom joint venture in Indonesia. BB Merah Putih will manufacture, distribute and promote BlackBerry-branded devices running the company's secure versions of Android software and applications for the Indonesian market.

BlackBerry has the option to distribute these devices outside of Indonesia, but Chen said it is not likely to do so.