Pindad Disuntik Pemerintah Rp700 Miliar Akan Tingkatkan Produksi

Pindad to Produce More Bullets after Indonesian Govt Inject IDR700 Billion

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pindad Disuntik Pemerintah Rp700 Miliar Akan Tingkatkan Produksi
Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim (ke-2 kiri) mendampingi Presiden RI Joko Widodo yang mencoba salah satu produksi PT Pindad (Foto: setkab.go.id)

Jakarta (B2B) - PT Perusahaan Industri Angkatan Darat (Pindad) menargetkan peningkatan produksi setelah mendapat suntikkan tambahan modal Rp 700 miliar dari pemerintah tahun ini, dan Pindad melihat peluang untuk menambah produksi peluru.

Direktur Utama PT. Pindad Silmy Karim mengatakan kebutuhan peluru di Indonesia dalam setahun mencapai 600 juta peluru, namun permintaan ke Pindad hanya 100 - 150 juta peluru per tahun.

"Pindad yang ditugasi mendukung alutsista harusnya dapat merespon itu dengan peningkatan kapasitas," katanya di kantor wakil presiden di Jakarta Pusat, Selasa.

Saat ini, 95 persen produksi Pindad masih dipakai oleh konsumen dalam negeri. Namun, dari jumlah tersebut, baru 20 persen yang dijual ke pasar komersil.

"Artinya masih banyak peluang. Jangan hanya bergantung pada TNI Polri saja," kata Presiden Joko Widodo saat meninjau PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, pekan lalu.

Jakarta (B2B) - The Indonesian military equipment manufacturers, known as Pindad Corp. will elevate its production, mainly on bullets, after government injects additional capital around IDR 700 billion. The manufacturing industry specializing in military sees bright prospect on domestic bullet market.

President Director of Pindad, Silmy Karim said Indonesia demanded 600 million bullets per year. However, Pindad only supplies 100-150 million bullets.

"Pindad must respond the growing demand on weapon system," he said recently.

The company also plans to upgrade defense weapon system, such as rockets and tanks. President Joko Widodo last week visited Pindad office in Bandung, West Java. He asked Pindad to target commercial market.

About 95 percent of Pindad's products are used by domestic market. Only 20 percent is sold to commercial market. "We still have opportunity," President Joko Widodo asking Pindad to enhance its production capacity.