Indonesia Akan Kirim Tim Hukum ke Sudan terkait Kasus Penyelundupan Senjata

Indonesia to Probe Arms Smuggling Claims Against Peacekeepers in Sudan

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Indonesia Akan Kirim Tim Hukum ke Sudan terkait Kasus Penyelundupan Senjata
Foto: istimewa

PEMERINTAH RI pada Rabu menyatakan sedang berupaya mengirimkan tim hukum ke Sudan untuk menyelidiki tudingan bahwa pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di sana bersama PBB mencoba untuk menyelundupkan senjata ke luar negeri.

Pihak berwenang di Sudan pekan lalu menahan 139 personel Polri yang akan terbang meninggalkan Darfur setelah hasil scan mendapati senjata dan amunisi di bagasi yang diduga milik mereka.

Polri menyanggah tudingan bahwa personel polisi diduga mencoba untuk menyelundupkan senjata.

"Yang jelas tas yang berisi senjata itu bukan milik unit Indonesia," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar melalui pesan singkat.

"Sebuah penyelidikan sedang berlangsung yang melibatkan otoritas PBB, Sudan dan Polri," katanya.

Personel Polri ditempatkan di Sudan sebagai bagian dari pasukan misi perdamaian Formed Police Unit (FPU) dan merupakan bagian dari United Nations-African Union Mission in Darfur (UNAMID) seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

INDONESIA will on Wednesday send a team to Sudan to investigate allegations that its peacekeepers stationed there with the United Nations tried to smuggle arms out of the country, officials said.

Authorities in Sudan last week stopped 139 Indonesian police officers from flying out of the Darfur region after security scans found guns and ammunition in luggage believed to belong to them.

Indonesian police have denied their officers were trying to smuggle arms.

"What's clear is the bags that contained the weapons did not belong to the Indonesian unit," police spokesman Boy Rafli Amar said in a text message.

"An investigation is ongoing involving the U.N., Sudan authorities and Indonesian police," he said.

The Indonesian police officers were part of a United Nations-African Union Mission in Darfur and were due to return to Indonesia after completing a tour.