Hatta Rajasa: Pemanfaatan Biodiesel Tekan Defisit Neraca Perdagangan

Hatta Rajasa: Biodiesel Use to Reduce Indonesia Trade Deficit

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Hatta Rajasa: Pemanfaatan Biodiesel Tekan Defisit Neraca Perdagangan
Foto: biodiesel.org

Jakarta (B2B) - Pemanfaatan energi biodiesel secara maksimal dapat mengurangi impor migas dan menekan defisit neraca perdagangan dalam jangka panjang.

"Indonesia berupaya untuk mengurangi beban defisit neraca migas, salah satunya adalah konsisten untuk menerapkan penggunaan biodiesel," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa kepada pers di Jakarta, Kamis (5/3).

Pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi yang mewajibkan penggunaan biodiesel pada Agustus 2013, untuk menghemat devisa US$3,5 miliar serta mengurangi beban belanja subsidi energi pada 2014.

Paket kewajiban pemanfaatan biodiesel dalam solar sebesar 10% itu juga bertujuan untuk mengurangi impor migas, yang secara signifikan menyumbang peranan terbesar dalam defisit neraca transaksi berjalan selama 26 bulan.

Selain itu, Hatta mengatakan untuk mengurangi impor, pemerintah juga akan membangun kilang di dalam negeri, agar produksi migas terpenuhi dan pengadaan bahan bakar minyak (BBM) tidak lagi bergantung pada pasokan impor.

"Penggunaan BBM kita meningkat delapan persen setahun, bukan tidak mungkin suplai BBM untuk dunia makin terbatas. Untuk itu bicara membangun kilang, kita bicara soal keamanan suplai bangsa ini. Ini kita kawal agar bisa berjalan," ujarnya.

Jakarta (B2B) -  Indonesia is striving to maximize the use of bio-diesel as part of efforts to reduce imports of oil and gas to reduce trade deficit in a long term.

"We are trying to reduce the burden of deficit in the oil and gas balance of trade by among others consistently using bio-diesel," Coordinating Minister for Economic Affairs Hatta Rajasa said here on Thursday.

He said the government has issued a package of economic policies requiring the use of bio-diesel in August 2013, to save US$3.5 billion in foreign exchange and reduce spending for energy subsidy in 2014.

The package that requires the use of bio-diesel up to 10 percent is also aimed at reducing oil and gas imports, which has significantly contributed to the current account deficit for the past 26 months, he said.

Apart from that he said the government also wished to build refineries at home to meet the countrys oil and gas demand and avoid dependence on imports.

"Our use of fuel oils rises eight percent a year and it is not impossible that fuel oil supply in the world would be more limited. So when we talk about building refineries we also talk about the countrys supply security. So we must lead it so that it will work well," he said.