Raja Salman dan Jokowi Sepakati Kerjama Ekonomi RI dan Arab Saudi

Saudi Arabia Announces Indonesia Investments as King Visits

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Raja Salman dan Jokowi Sepakati Kerjama Ekonomi RI dan Arab Saudi
Presiden RI Joko Widodo menyambut kedatangan Raja Salman dari Arab Saudi (Foto: MailOnline)

ARAB Saudi memastikan kerjasama pendanaan US$1 miliar terhadap pembiayaan proyek pembangunan di Indonesia, sebagai komitmen untuk meningkatkan kerjasama ekonomi setelah Raja Salman dan rombongan tiba pada Rabu untuk kunjungan sembilan hari.

Warga Jakarta dan Bogor menyambut antusias kedatangan Raja Salman yang langsung menuju Istana Bogor.

Raja Salman disambut di Bandara Internasional Halim PK oleh Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, sejumlah menteri Kabinet Kerja.

Pada konferensi pers bersama, menteri luar negeri dari kedua negara menegaskan kerjasama perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco dan Pertamina dalam kemitraan pembangunan kilang Cilacap senilai US$6 miliar. Kedua negara juga meneken 11 perjanjian yang termasuk komitmen Arab Saudi untuk memberikan US$1 miliar untuk pembangunan ekonomi dan kerjasama untuk memerangi kejahatan transnasional seperti aksi penyelundupan, terorisme dan perdagangan narkoba.

Raja Salman melakukan lawatan di Asia untuk mengembangkan kepentingan ekonomi dan bisnis Arab Saudi. Lawatan pertamanya di Malaysia, Aramco Saudi meneken kesepakatan US$7 miliar untuk meraih 50% saham di kilang minyak Malaysia. Raja juga akan mengunjungi Brunei Darussalam, Jepang, China dan Maladewa seperti dilaporkan kantor berita Saudi Press Agency.

Kunjungan pertama raja Arab Saudi ke Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dilakukan hampir 50 tahun lalu.

Siaran langsung memperlihatkan Raja Salman keluar dair pesawatnya di Halim PK menggunakan eskalator berwarna emas yang didatangkan dari Arab Saudi, untuk memudahkan pria berusia 81 tahun ini menuruni tangga pesawat.

Salman akan menghabiskan enam dari sembilan hari di Indonesia untuk berlibur di Bali, provinsi yang didominasi umat Hindu di Indonesia.

"Sebagai bangsa Muslim terbesar di dunia, Indonesia akan selalu memiliki ikatan khusus dengan Arab Saudi," kata Jokowi. "Indonesia dan Arab Saudi adalah dua negara besar yang memiliki pengaruh penting di Asia, dan kedua negara harus terus meningkatkan kerjasama baik dalam konteks bilateral dan internasional."

Indonesia menerapkan bentuk moderat Islam dan  pemerintahan yang demokratis, tetapi lembaga yang didanai oleh Saudi di Indonesia diketahui menerapkan aturan perdagangan sesuai ajaran Islam seperti diperintahkan Alquran. Indonesia menjadi penting bagi Arab Saudi karena ingin menambah kuota tahunan bagi rakyat Indonesia untuk menunaikan ibadah Haji ke kota suci Mekkah dan Madinah.
Jokowi mengatakan dia mengapresiasi kuota haji untuk Indonesia, yang berkurang pasca tragedi haji 2015, telah ditambah mulai 2017 menjadi 221.000 calon jemaah haji.

Pemerintah Indonesia mengatakan Raja Salman dan rombongan yang berjumlah sekitar 1.500 orang. Mereka telah memesan empat hotel mewah di Jakarta selama sepekan dan sekitar 10.000 polisi dan tentara dikerahkan untuk keamanan, termasuk perjalanan ke Bali.

Patung laki-laki telanjang dan perempuan di Istana Bogor telah dipindahkan atau ditutupi untuk menghormati tamu negara dari Arab Saudi. Langkah yang sama dilakukan ketika PM Jepang Shinzo Abe mengunjungi Indonesia pada Januari.

Indonesia mengatakan pihaknya berharap meraih investasi baru US$25 miliar dari Arab Saudi. Kedua pemimpin membahas peluang kerjasama pembangunan tiga kilang minyak, pembangkit listrik dan infrastruktur utama seperti jalan, perumahan dan sanitasi.

Selain kedua negara yang memiliki kedekatan dalam Islam, Arab Saudi mempekerjakan ratusan ribu orang Indonesia meskipun pemerintah menetapkan moratorium pengiriman pekerja rumah tangga ke Arab Saudi setelah eksekusi pekerja Indonesia pada 2011, seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

SAUDI Arabia pledged $1 billion in development finance for Indonesia and expanded cooperation in other areas, deepening ties with Southeast Asia's biggest economy as the Saudi king and a huge entourage arrived Wednesday for a 9-day visit.

Enthusiastic crowds lined the route of King Salman's heavily guarded motorcade as it arrived in Bogor, near the capital Jakarta, where official events were held at an imposing presidential palace.

He was earlier welcomed at Jakarta's Halim airport by President Joko "Jokowi" Widodo and the minority Christian governor of Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, who is fighting a tough election battle after being charged with blaspheming the Quran.

At a joint news conference, the countries' foreign ministers affirmed Saudi Aramco and Indonesian oil company Pertamina's plans for a $6 billion refinery joint venture in Cilacap in central Java. The two countries also signed 11 agreements that included a Saudi commitment to provide $1 billion of financing for economic development and cooperation to combat transnational crime such as people smuggling, terrorism and drug trafficking.

Salman is on a tour of Asian countries to advance the kingdom's economic and business interests. On his first stop in Malaysia, Saudi Aramco signed a $7 billion deal to take a 50 percent stake in a Malaysian oil refinery. Salman will also visit Brunei, Japan, China and the Maldives, the official Saudi Press Agency has reported.

The first visit of a Saudi monarch to Indonesia, the world's most populous Muslim nation, in nearly a half century generated blanket media coverage.

Live broadcasts showed the octogenarian Salman exiting his plane at Halim using a gold-colored escalator sent from Saudi Arabia for the visit, with a portable lift carrying him the final meter or so to the ground.

Salman will spend six of his nine days in Indonesia vacationing on the resort island of Bali, a predominantly Hindu part of the Indonesian archipelago.

"As the world's biggest Muslim nation, Indonesia will always have a special bond with Saudi Arabia," said Jokowi. "Indonesia and Saudi Arabia are two big countries that have important influence in the region, and our countries should continue to improve cooperation both in bilateral and international contexts."

Indonesia practices a moderate form of Islam and has a democratic secular government, but Saudi-funded institutes in the country are known to spread a highly doctrinaire interpretation of the Quran. They are tolerated in part because Indonesia wants to at least maintain its annual quota of citizens who can enter Saudi Arabia to participate in the hajj to Islam's holiest city.

Jokowi said he appreciated that Indonesia's hajj quota, which was reduced in the aftermath of the 2015 hajj disasters, had been restored and expanded for 2017 with 221,000 pilgrims allowed from Indonesia.

The Indonesian government said Salman's entourage and related delegations number about 1,500 people. They have booked out four hotels in a posh Jakarta neighborhood for the week and about 10,000 police and soldiers have been deployed for security, including for Salman's Bali trip.

Statues of naked men and women at the Bogor palace were removed or covered out of courtesy to the Saudi visitors. The same step was taken when Japanese Prime Minister Shinzo Abe visited Indonesia in January.

Indonesia has said it hopes for $25 billion of new investments from Saudi Arabia. The two leaders discussed possibilities including three oil refineries, a power plant and infrastructure such as roads, housing and sanitation.

Aside from the two countries having a common faith, Saudi Arabia employs hundreds of thousands of Indonesians despite a government ban on sending domestic workers there following the execution of an Indonesian maid in 2011.