Jokowi Elektabilitasnya Tetap Tertinggi, Prabowo 12,8% dan Ical Mentok 2,2%

Jokowi`s Electability Remains at the Top Survey

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Jokowi Elektabilitasnya Tetap Tertinggi, Prabowo 12,8% dan Ical Mentok 2,2%
Ilustrasi: kompasiana.com

Jakarta (B2B) - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo "mentok" di kisaran 30% berdasarkan rangkaian survei yang diselenggarakan Lembaga riset Pusat Data Bersatu (PDB) menyatakan sejak awal tahun lalu.

"Calon presiden yang paling menonjol di masyarakat saat ini adalah Jokowi, tapi sampai saat ini elektabilitasnya mentok di kisaran 30 persen," kata Peneliti PDB Didik J Rachbini dalam paparan bertajuk "Publikasi Hasil Survei Serial PDB: Indonesia Mencari Pemimpin" di Jakarta, Jumat.

Dalam survei terakhir yang digelar 7--10 Februari 2014, lembaga riset itu mencatat elektabilitas Jokowi mencapai 31,8%, fluktuatif sejak September 2013 di kisaran 30% hingga 40%.

Sementara itu, Prabowo Subianto menempati urutan kedua dengan elektabilitas yang berbeda jauh yakni 12,8%, disusul dengan Dahlan Iskan sebesar 5,8%, Wiranto 5,6%, Jusuf Kalla 3,3%, Megawati Soekarnoputri 2,8%, Aburizal Bakrie 2,2%, Anies Baswedan 2,2%, Mahfud MD 1,7% dan Hidayat Nur Wahid 1,3%.

"Meski demikian, 30 persenan itu masih cukup tinggi karena dia tinggi di media juga," katanya.

Lebih lanjut, Didik juga mengatakan belakangan media juga mengkritisi Jokowi karena sejumlah kasus, misal kasus bus karatan atau gagal mengatasi banjir. Kasus semacam itu pulalah yang menurut dia membuat elektabilitasnya turun naik.

Dalam catatan rangkaian survei lembaga itu, elektabilitas Jokowi pada September 2013 mencapai 36%, pada Oktober 2013 elektabilitasnya naik menjadi 37,6%, November 2013 turun sekitar 33,5% dan Januari 2014 kembali turun menjadi 28%, sedangkan pada Februari 2014 mencapai 31,8%.

"Mungkin orang-orang yang suka dengan Jokowi mafhum masalah Jakarta tidak bisa cepat selesai makanya elektabilitas masih tinggi," katanya.

Riset yang dilakukan dengan wawancara melalui telepon (telepolling) itu mengambil sampel sebanyak 1.200 responden dari 15 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Banjarmasin, Mataram, Ambon dan Jayapura.

Responden dipilih secara acak dengan "margin of error" kurang lebih 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%.

Jakarta (B2B) - The electability ratings of Jakarta Governor Joko Widodo as president still tops the list at 31.8 percent, according to a recent survey conducted by "Pusat Data Bersatu" (PDB).

"As vice president, his electability is also high at 14.5 percent," PDB researcher Agus Herta noted while presenting the survey results here on Friday.

In the meantime, former vice president Jusuf Kallas electability as vice president is ranked second at 11.2 percent followed by Dahlan Iskan (the current state enterprises minister) at 6.4 percent, he claimed.

Jakartas Deputy Governor, Basuki Tjahaja Purnama, was ranked fourth at 5.9 percent, while Hatta Radjasa, the chief economic minister was ranked fifth at 4.5 percent, former constitutional court chief justice Mahfud MD was ranked sixth at 4.4 percent, businessman Hary Tanoesudibjo was ranked seventh at 3.9 percent, businessman Chairul Tanjung stood eighth at 3.1 percent, Puan Maharani, the daughter of former president Megawati was ranked ninth at 2.3 percent, and former trade minister Gita Wirjawan was ranked tenth at 2.0 percent.

PDB researcher Didik J Rachbini emphasized that despite the fact that around 40.6 percent of respondents did not answer or were still undecided about their votes, they could still vote for other candidates, including those that have not been mentioned in the survey.

"Those who are still undecided are usually more neutral and bring new hope for a better situation," he added.

The survey conducted through telephonic polling on February 7-10, involved 1.2 thousand respondents from 15 cities in the country such as Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Banjarmasin, Mataram, Ambon, and Jayapura.

The respondents were randomly chosen, while the results have a margin of error of 2.8 percent with 95 percent reliability.