Mentan Tolak Impor Beras Meskipun Ditawari Rp4 Ribu per Liter

Indonesian Agriculture Minister Refused Rice Imports

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Mentan Tolak Impor Beras Meskipun Ditawari Rp4 Ribu per Liter
Mentan Amran Sulaiman (kiri), Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah) dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (Foto: B2B/Mac)

Bone, Sulawesi Selatan (B2B) - Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian menolak impor beras, karena bertujuan meningkatkan pendapatan petani. Kedaulatan pangan adalah ´harga mati´ bagi Indonesia karena bangsa berdaulat adalah bangsa yang mampu swasembada pangan. Indonesia pasti mampu karena lahannya luas dan tanahnya subur.

Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk menolak impor beras, setelah gubernur dari sembilan provinsi menjanjikan produksi beras tahun depan meningkat hingga 15 juta ton tahun depan, di antaranya Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang menjanjikan dua juta ton dan satu juta ton pada 2015.

"Saya katakan enggak impor beras, meskipun ada perwakilan dari 10 negara menghubungi saya. Katanya, tolong pak beras kami kalau bisa dibeli, harganya Rp4 ribu per liter, sementara beras lokal Rp8 ribu, saya tawar katakanlah Rp3 ribu dia pasti mau. Saya katakan tidak. Indonesia belum butuh beras," kata Amran Sulaiman dalam sambutannya saat pencanangan penanaman padi di Bone, Sulawesi Selatan pada Jumat pagi. (19/12).

Dalam kesempatan itu hadir Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Bone Andi Fashar Mahdin Padjalangi menyerahkan bantuan 45 unit traktor tangan kepada kelompok tani di Bone.

Menteri mengaku telah bertemu Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang menjanjikan peningkatan produksi 2 juta ton beras tahun depan, sementara Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo komitmen untuk menambah produksi beras 1 juta ton di atas produksi tahun ini. Tujuh provinsi lain janjikan kenaikan produksi hingga 12 juta ton.

"Saya ketemu gubernur Jawa Timur janjikan tambah dua juta ton. Saya cuma butuh tambahan 3 juta ton untuk swasembada pangan. Dari dua provinsi, selesai sudah persoalan bangsa padahal ada 32 provinsi. Tujuh provinsi dari 12 provinsi yang saya datangi, janjikan kenaikan produksi 12 juta ton. Doakan lebih cepat tercapai. Negara kuat dan kita disegani dunia," ungkap Mentan.

Bone, South Sulawesi (B2B) - The Indonesian government through the agriculture ministry refused to import rice, as determined to increase farmers´ income. Food sovereignty is a ´fixed price´ for Indonesia, as a sovereign nation is is able to self-sufficiency.

Agriculture Minister Amran Sulaiman affirms its commitment refuse rice imports, after nine governors promising rice production next year increased to 15 million tonnes as East Java and South Sulawesi which promises two million tonnes and one million tonnes in 2015.

"I said no rice imports, despite I was contacted representatives from 10 countries. He said, please Mr. minister buy our rice, only four thousand rupiah per liter, while local rice eight thousand rupiah, I still can bid the price. I say no. Indonesia does not need rice, "Amran Sulaiman in his speech at the launching of rice planting in Bone, South Sulawesi, on Friday morning. (12/19).

Also attended by Chief of Staff Indonesian Army Gen. Gatot Nurmantyo, South Sulawesi Governor Syahrul Yasin Limpo and Bone Regent Andi Fashar Mahdin Padjalangi in delivery 45 units of hand tractors to farmers´ groups in Bone.

Minister admitted met East Java Governor Soekarwo which promises to increase production 2 million tons of rice next year, while South Sulawesi Governor Syahrul Yasin Limpo commitment to increase the production of 1 million tons of rice last year. Seven provinces promised 12 million tons.

"I met the East Java Governor promised two million tons. I just need an extra 3 million tons for food self-sufficiency. Of the two provinces, it´s over though there are 32 provinces. Seven provinces promised an extra 12 million tonnes," he said.