Batan Akui Sejumlah Daerah Tertarik Bangun PLTN Atasi Krisis Listrik

Several Local Govts in Indonesia Want to Have Nuclear Power Plant to End Crisis in Power Supply

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Batan Akui Sejumlah Daerah Tertarik Bangun PLTN Atasi Krisis Listrik
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto (kiri) Foto: B2B/Mya

Jakarta (B2B) - Krisis listrik yang dialami sejumlah daerah di Indonesia mendorong ketertarikan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), sebagai jalan keluar untuk mengatasi krisis listrik.

"Pak Basuri Tjahaja Purnama, Bupati Belitung Timur bilang ke saya untuk membangun PLTN mini di daerahnya," kata Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto kepada pers di Jakarta, Jumat.

Basuri yang merupakan adik dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, sambung Djarot, tertarik dengan PLTN sebagai jalan keluar untuk mengatasi krisis listrik di daerahnya.

"TIdak hanya Belitung Timur, Kalimantan dan Batam juga tertarik membangun PLTN," tambah dia.

Namun Batan, kata Djarot, tidak bisa serta merta membangun PLTN, karena yang memutuskan adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Batan siap jika diminta untuk membangun PLTN. Sekarang hanya tinggal kesiapan pemerintah," jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bangka Belitung, Rustam Efendi, menyetujui pembangunan PLTN di daerahnya. Rencananya di daerah tersebut akan dibangun PLTN. Namun hingga saat ini, belum ada rencana pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk melanjutkannya.

Hasil studi tapak dan non tapak di Bangka Barat dan Bangka Selatan yang dilakukan PT Surveyor Indonesia menunjukkan bahwa kedua lokasi tersebut memenuhi kriteria sehingga layak untuk dibangun PLTN.

PT Surveyor Indonesia bekerja sama dengan AF Consult (Swiss) di Teluk Menggiris-Pantai Tanah Merah, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat dan di Tanjung Barani ? Tanjung Krasak, Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan.

Studi tapak meliputi aspek geografi, topografi, geologi, kegempaan, kegunungapian, kelautan, banjir pantai, meteorologi, sosial dan ekonomi.

Jakarta (B2B) -  Several districts in Indonesia want to build a nuclear power plant (PLTN) to cope with crisis in power supply in their respective areas to end crisis in power supply.

"Mr Basuri Tjahaja Purnama, regent of Belitung Timur proposed to me to build a mini PLTN in his area," head of the National Nuclear Energy Agency (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto said here on Friday.

Basuri, who is a younger brother of Jakarta Governor Basuki Tjahaja Purnama, wanted to build a small capacity PLTN to end crisis in power supply in his district, Djarot said.

Not only Belitung Timur, Kalimantan and Batam also wanted to have their own PLTN, he said, adding but the decision lies with the energy and mineral resource ministry, he said.

"BATAN is ready if asked to build PLTN. It is up to the government," he said.

Earlier Governor of Bangka Belitung Rustam Efendi said he agreed to built PLTN in his province. There has been plan to build the countrys first nuclear power plant in Bangka Belitung but until now there has been no sign that the new government would go ahead with the plan.

A study by PT Surveyor Indonesia showed that Bangka Barat and Belitung Selatan meet the criteria for the location of PLTN.

PT Surveyor Indonesia carried out the study in cooperation with AF Consult (Switzerland) in Teluk Menggiris-Pantai Tanah Merah, the sub-district of Muntok, regency of Bangka Barat and in Tanjung Barani, sub-district of Simpang Rimba, regency of Bangka Selatan.

Wisnubroto said it takes at least five years to build a small capacity PLTN with an investment of around Rp1.6 trillion.