Pemerintah Akan Bentuk Badan Khusus Tangkal Berita Palsu

Indonesia to Set Up Agency to Combat Fake News

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pemerintah Akan Bentuk Badan Khusus Tangkal Berita Palsu
Foto: MailOnline

PEMERINTAH RI menyiapkan sebuah lembaga untuk menangkal banyaknya berita bohong atau hoax di media sosial, termasuk menyikapi klaim di jagat maya tentang China yang dituding melancarkan perang biologis terhadap Indonesia menggunakan benih cabai terkontaminasi.

Lembaga yang akan disebut sebagai Badan Cyber Nasional juga berupaya melindungi lembaga/instansi pemerintah dari serangan peretas (hacker), kata juru bicara kepresidenan Johan Budi.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengatakan bahwa langkah itu diperlukan untuk memerangi banjir berita di media sosial yang 'memfitnah, palsu, menyesatkan dan menebar kebencian.'

"Kebebasan (berbicara) adalah hak dalam demokrasi tetapi juga ada kewajiban untuk mematuhi hukum," kata Wiranto.

Wiranto mengatakan tugas badan tersebut akan memantau berita yang beredar secara online untuk memeriksa kabar palsu. Hal ini akan diawasi oleh Kementerian Polhukam dan akan bekerja bersama instansi pemerintah lainnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Badan tersebut menyikapi kegundahan Presiden Joko Widodo yang dinyatakan pada rapat kabinet pada Desember untuk memerangi berita palsu di Indonesia yang merebak dengan cepat karena kepingin eksis di jagat maya untuk pertama kalinya, dimana lebih 130 juta dari 255 juta penduduk Indonesia menjadi pengguna internet.

Salah satu kasus yang tergolong rawan dengan implikasi serius adalah klaim palsu di media sosial pada Desember tentang Beijing sedang melancarkan perang biologis terhadap Indonesia, setelah ditangkapnya empat warga China karena menggunakan benih cabai impor terinfeksi bakteri pada lahan pertanian di Tangerang, Banten.

Kedutaan Besar Cina di Jakarta harus mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa laporan itu "menyesatkan dan mengakibatkan keprihatinan besar".

Kabar palsu lain yang tersebar secara online mengatakan bahwa jutaan pekerja Cina memasuki Indonesia untuk menggantikan pekerja lokal. Hal itu merebak lantaran sentimen anti-Cina terkait dengan kasus Gubernur DKI nonaktif yang kini menjadi terdakwa kasus penistaan agama.

Pakar internet Indonesia Nukman Luthfie mengatakan dia berharap lembaga baru tidak akan melanggar privasi warga, seraya menambahkan bahwa hal itu terlalu dini untuk dikatakan.

"Hal itu akan sangat disayangkan jika akan digunakan untuk memantau diskusi di ruang publik karena merupakan hak rakyat," katanya.

Muncul kekhawatiran global mengenai penyebaran berita palsu, dengan beberapa kritikus mengklaim banjir cerita palsu yang beredar secara online dituding mendukung terpilihnya milyuner Donald Trump memenangkan Pilpres AS seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

INDONESIA is setting up an agency that will tackle fake news after a flood of untrue stories on social media, an official said Thursday, including claims China was waging biological warfare against the country using contaminated chilli seeds.

The new cyber agency will also seek to protect state institutions from hackers, said presidential spokesman Johan Budi.

Chief Security Minister Wiranto said that the move was necessary to combat a flood of news on social media that was "slanderous, fake, misleading and spread hate".

"Freedom (of speech) is a right in a democracy but there is also an obligation to obey the law," he said.

Officials said among the agency's tasks would be to monitor news circulating online to check for false stories. It will be overseen by the security ministry and will work alongside other government agencies, they said, without giving further details.

It came after President Joko Widodo declared his intention at a cabinet meeting in December to combat fake news in a country where people are rapidly getting online for the first time, with over 130 million out of 255 million inhabitants now estimated to be internet users.

One of the most high-profile cases in recent times was a false claim circulating on social media in December that Beijing was seeking to wage biological warfare against Indonesia, after a true story that four Chinese citizens were arrested for using imported chilli seeds infected with bacteria on a farm south of Jakarta.

The Chinese embassy in Jakarta was forced to issue a statement saying that the reports were "misleading and have caused great concerns".

Another fake story that spread online said that millions of Chinese workers had entered Indonesia to replace local workers. It comes as anti-Chinese sentiment is running high with Jakarta's ethnic Chinese governor standing trial for alleged blasphemy.

Indonesian internet expert Nukman Luthfie said he hoped the new agency would not breach people's privacy, but added it was too early to tell.

"It would be really unfortunate if it was going to be used to monitor public discussions because that's people's right," he said.

There has been growing global concern about the spread of fake news, with some critics claiming a flood of false stories circulating online may have helped brash billionaire Donald Trump win the US election.