LCC Akan Dihapus, Kebijakan Menteri Ignasius Jonan Dikritik

Indonesian Transportation Minister Plan to Ban LCC Operation Regrettable

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


LCC Akan Dihapus, Kebijakan Menteri Ignasius Jonan Dikritik
Foto: B2B/Mac

Jakarta (B2B) - Indah Sukmaningsih, mantan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengkritik kebijakan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan akan mencabut low cost carrier (LCC) atau biaya penerbangan murah.

"Sekarang apakah juga penerbangan dengan tarif yang diberlakukan baru ini juga bisa dijamin keselamatannya dan paling aman," kata dia, Jumat (9/1/2015).

Dia mempertanyakan, jika alasannya penerbangan berbiaya murah itu tak menjamin keselamatan, hal itu merupakan keputusan yang ceroboh.

"Masalah keselamatan bukan hanya harga murah, seharusnya berkaca apakah standar pengawasan sudah sempurna dilakukannya," ujar Indah.

Seperti diketahui, LCC adalah penerbangan dengan biaya rendah atau sebuah maskapai penerbangan yang menyediakan harga tiket pesawat dengan harga terjangkau dengan mengurangi beberapa layanan umum bagi penumpang pesawat.

Kebijakan Jonan untuk membatasi tarif batas bawah bagi maskapai LCC banyak dikritik. Banyak maskapai penerbangan yang menjerit, sehingga dikhawatirkan akan mengurangi standar keselamatan.

Jakarta (B2B) - Following the AirAsia QZ8501 tragedy, Indonesian Transportation Minister Ignasius Jonans plan to ban low-cost carrier operation in Indonesia is unfortunate as it will deprive consumers of cheap flight fares.

"The Transportation Ministry is unable to supervise and create a safety system for plane passengers, which is what led to the AirAsia QZ8501 tragedy. Now, the government wants to sacrifice consumer satisfaction by banning low-cost carrier operation," former Chairman of Indonesian Consumers Foundation Indah Sukmaningsih said here on Friday.

Indah noted the government should not have banned low-cost carriers on the argument that they do not ensure the safety of passengers.

"Safety is not only about cheap ticket prices but also about supervisory standards in airport," she added.

AirAsia flight QZ8501, which was going from Surabaya (East Java province) to Singapore, lost contact with air traffic control on Dec 28. After days, search and rescue teams found the debris of the plane, which had gone missing with 162 passengers on board, in waters near Pangkalan Bun, Central Kalimantan province.

Later, the Transportation Ministry revealed that AirAsia QZ8501 plane had no permit to fly that day.