JK: 60% Warga Indonesia Tinggal di Perkotaan pada 2020

Indonesian VP-elected Urges to Get Accustomed Vertical Housing

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


JK: 60% Warga Indonesia Tinggal di Perkotaan pada 2020
Wapres terpilih, Jusuf Kalla (JK) bersama Presiden terpilih Joko Widodo (Foto: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - Jumlah penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan akan semakin besar pada 2020. Hal ini karena masyarakat pedesaan lebih tertarik untuk tinggal di kota ketimbang di desa.

"Tahun 2020 diperkirakan 60 persen akan tinggal di kota. Maka jarak antar kota jadi pendek karena semua jadi pindah ke perkotaan," ujar Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/8/2014).

Dia mengatakan, perpindahan masyarakat dari kota ke desa ini lapangan pekerjaan di desa semakin sedikit dan lahan pertanian yang biasa digarap semakin sempit sehingga masyarakat pedesaan lebih memilih mencari pekerjaan lain selain bertani. Pekerjaan tersebut didapatkan di wilayah perkotaan.

Di Jawa petani hanya punya seperempat hektare lahan, secara ekonomis hanya bisa untuk menghidupi dua orang, sisanya keluar cari pekerjaan lain, masuk jadi kontraktor, mesin dan lain-lain yang semuanya ada di perkotaan," jelasnya.

Oleh sebab itu, JK meminta para pengembang turut membantu pembangunan rumah susun untuk memenuhi kebutuhan hunian di perkotaan.

"Hambatan ini menjadi tangung jawab kita. Pengusaha tanpa hambatan bukan pengusaha namanya. Berhasil tidaknya, tergantung bagaimana mengatasi hambatan ini bersama," tandasnya.

Jakarta (B2B) - Indonesian vice President-elect Jusuf M. Kalla has urged Indonesia's urban population to accustom themselves to living in vertical housing complexes due to lack of space.

"In cities, space is limited, and so the only solution is to live in vertical housing complexes to save space," Jusuf Kalla emphasized here on Thursday.

Due to the country's rapid urbanization rate, some 60 percent of its population is estimated to live in cities by 2020, he forecast.

Due to a reduction in agricultural areas, the farmers have moved to working in the service industry in cities, according to him.

"In Java, on an average, a farmer has only 1/4 hectare of farming area. Economically, it is only enough to feed two persons. For a family having more than two members, they have to find another job such as in the industry and service sectors in cities," Kalla stated.

He called on Indonesians to adjust themselves to living in vertical housing facilities, such as flats and apartments, similar to the people of Singapore.

The next government will focus on infrastructure development and low-cost housing for the public.