Ahok: Kartu Jakarta Pintar Berhasil Tekan Jumlah Siswa Putus Sekolah

Jakarta Smart Card Suppresses School Dropouts Rate in Indonesian Capital

Reporter : Roni Said
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Ahok: Kartu Jakarta Pintar Berhasil Tekan Jumlah Siswa Putus Sekolah
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama dengan siswa di Jakarta (Foto: tempo.co)

Jakarta (B2B) - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan komitmen pemerintah provinsi yang dipimpinnya untuk mempertahankan tingkat anak putus sekolah di bawah 0,5 persen. Caranya dengan memberikan subsidi di bidang pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Gubernur Ahok mengatakan tidak ingin ada siswa di Jakarta yang putus sekolah, sehingga pihaknya berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.

"Pendidikan harus jelas, yang putus sekolah tingkat SMA harus tetap dibawah 0,5 persen," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (5/10).

Menurut Ahok, angka itu masih lebih rendah ketimbang dengan anak putus sekolah di Provinsi DI Yogyakarta yang mencapai 13%, sementara saat ini di Jakarta tercatat berada pada 0,4%.

"Makanya penduduk kami pindahkan ke rusun (rumah susun), ini lebih manusiawi buat mereka. Dikasih dokter, dikasih bus, anak sekolah diurusin, ada operasi pasar. Itu yang kami maksud manusiawi," katanya.

Bahkan mulai tahun ini, Pemprov DKI Jakarta telah memberikan KJP hingga perguruan tinggi dengan nama program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), khususnya bagi pemegang KJP yang lolos ke perguruan tinggi negeri (PTN).

Jakarta (B2B) - Indonesia's Jakarta Governor Basuki Tjahaja Purnama stated that his office tries to maintain the school dropouts rate under 0.5 percent, that is by allocating subsidy in education sector through Jakarta Smart Card (KJP).

Basuki locally known as Ahok said the Jakartans should not drop out of school, thus his party tries to improve the quality of its citizen life.

"Education must be clear, we must maintain school dropouts rate under 0.5 percent," Ahok said here on Wednesday (October 10).

According to him, such number is lower than school dropouts in Yogyakarta, which is 13 percent but at this time, in Jakarta, the number only reaches 0.4 percent.

"That's why, people moved to the flat, that is more humane. Given the doctor, given a bus, free school and market operation. That's what we mean human," Ahok said.

Even, starting this year, Jakarta government has given KJP until college with Jakarta Card program of Superior Student (KJMU), especially for KJP holders who qualify for public universities (PTN).