Giwo Rubianto: "Kowani Harus Lakukan Terobosan Besar, Bukan Sekadar Crash Program"

H Giwo Rubianto Wiyogo Elected as Chairman of the Indonesian Women`s Congress of 2014-2019

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Giwo Rubianto: "Kowani Harus Lakukan Terobosan Besar, Bukan Sekadar Crash Program"
Hj Giwo Rubianto Wiyogo (kiri) saat penyampaian visi dan misi, (insert) ketiga kandidat ketua umum Kowani kiri ke kanan: Hj Dewi Motik Pramono, Hj Giwo Rubianto Wiyogo dan Charletty Choesyana Taulu (Foto2: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - Sejarah berdirinya Kongres Wanita Indonesia merupakan eposide penting dalam lembaran sejarah perjuangan perempuan Indonesia sejak berdiri pada 1946. Namun harus diakui sampai saat ini tujuan pendirian Kowani belum tercapai, padahal cita-cita para pendirinya begitu luhur, visioner, tulus dan mulia untuk mengangkat peran wanita Indonesia untuk Indonesia yang lebih baik.

"Jika kita mau jujur, harus diakui sampai saat ini tujuan pendirian Kowani belum tercapai. Kowani harus mampu melakukan upaya sistemik untuk menyelesaikan masalah bangsa seperti advokasi kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif sebagai terobosan besar, dan bukan sekadar melakukan crash program," kata Hj Giwo Rubianto Wiyogo usai terpilih sebagai Ketua Umum Kowani periode 2014-2019 kepada pers di Jakarta, Jumat malam.

Menurutnya, Kowani jangan lagi sekadar organisasi papan nama tanpa motivasi dan ide kreatif  untuk mendorong perubahan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan perempuan Indonesia. Pasalnya, saat ini masalah perempuan semakin kompleks, lihat saja kekerasan seksual pada perempuan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perdagangan manusia, masalah kesehatan perempuan, dan kesejahteraan perempuan.

Sementara peran perempuan di percaturan politik masih rendah bahkan dalam konteks organisasi perempuan masih terhadang banyak kendala, khususnya sinergi antarorganisasi kewanitaan.

"Itulah pekerjaan besar bagi Kowani di masa-masa mendatang, hal itu pula yang mendorong saya untuk maju sebagai ketua umum Kowani periode lima tahun ke depan. Kita membutuhkan tata kelola organisasi yang baik, profesional, akuntabel dan transparan," ungkap Giwo, ketua umum Gerakan Wanita Sejahtera sejak tahun 2000 sampai sekarang sebelum terpilih sebagai ketua umum Kowani menggantikan Hj Dewi Motik Pramono.

Jakarta (B2B) - History of Indonesian Women's Congress, known as Kowani, is an important episode in the struggle for Indonesian women since its foundation in 1946. However, it must acknowledged until now its founding objectives has not been achieved, while the ideals the founders so noble, visionary, sincere and glorious to elevate the role of the Indonesian women to the progress nation and state.

"If we are honest, Kowani goal has not been achieved. Kowani should doing systematic effort to resolve the problem nation such as advocacy to the executive, legislative, and judicial as a major breakthrough, and not just crash programs," Hj Giwo Rubianto Wiyogo told reporters after elected as Chairman of Kowani 2014-2019 period in here on Friday night.

According to her, not just the organization without motivation and creative ideas to encourage policy changes that favor the interests Indonesian women. Problems of women in Indonesia is getting complicated, just look at the sexual violence against women, domestic violence, human trafficking, women's health issues, and welfare of women.

While the role of women in politics is still minimal, even in the context of women's organizations is still hampered many obstacles, especially the synergy between women's organizations.

"That's a big job for Kowani in the future, it that drives me to run for chairman of Kowani for the next five years. We need good organizational governance, professional, accountable and transparent," said Giwo, chairman of Movement Women's Welfare since 2000 until now before elected as chairman of Kowani replace Hj Dewi Motik Pramono.