Dua Tewas dan 26 Hilang Akibat Tanah Longsor di Ponorogo

At Least Two Dead, 26 Missing in Indonesia Landslide

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Dua Tewas dan 26 Hilang Akibat Tanah Longsor di Ponorogo
Anjing pelacak dari kepolisian mendukung pencarian korban tewas dan hilang di lokasi tanah longsor Ponorogo (Foto: MailOnline)

SEDIKITNYA dua orang tewas dan 26 yang dikhawatirkan terkubur di bawah lumpur setelah bencana tanah longsor di Provinsi Jawa Timur, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu.

Sembilan belas orang juga terluka ketika tanah longsor menerjang 32 rumah di Desa Banaran di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu pagi.

Tim pencari dan penyelamatan (SAR) masih mencari warga yang hilang tapi hujan lebat pada Minggu sore memaksa mereka menghentikan pencarian.

"Tantangannya adalah jalan ke zona bencana sangat sempit ... dan sekarang banyak mobil karena banyak warga yang ingin menonton, sehingga mereka mengganggu atau menghambat mobilitas tim," kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Penduduk desa telah diperingatkan tentang ancaman bencana longsor sejak dua pekan lalu dan dievakuasi pada malam hari, tapi banyak warga yang kembali ke desa pada keesokan harinya.

Banyak warga yang tengah bekerja di perkebunan jahe saat terjadi longsor.

Tahun ini saja 20 orang tewas akibat tanah longsor di Indonesia, menurut catatan BNPB.

September tahun lalu hampir 30 orang tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

AT LEAST two people were killed and 26 were feared buried under heavy mud after a landslide struck Indonesia, the national disaster agency said Sunday.

Nineteen people were also injured when the landslide slammed into 32 houses in the village of Banaran in Ponorogo district, East Java on Saturday morning.

Search and rescue teams were searching for missing people but heavy rain on Sunday afternoon forced them to stop, the national disaster agency spokesman said.

"The challenge is the road to the disaster zone is very narrow...and there are many cars now because people want to watch, so they interrupt or hinder the mobility of the team," national disaster agency spokesman Sutopo Purwo Nugroho said.

Villagers were warned about potential landslides two weeks ago and evacuated the area at night, but many returned to the village the next morning.

Many of the missing people were working on ginger farms when the landslide struck.

This year alone 20 people have died in landslides in Indonesia, the agency noted.

Last September nearly 30 people died in heavy flooding and landslides in Garut, West Java.