Ditjen PSP Ajak Pers Kenali Pengolahan Pupuk Organik di Sleman
Development of Organic Fertilizer in Indonesia`s Yogyakarta
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Sleman, Yogyakarta (B2B) - Pengembangan pengolahan pupuk organik, dan manajemen pengelolaan unit usaha Kelompok Tani Ternak Sapi Potong Ngudi Makmur di Dusun Wonorejo, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta menjadi perhatian utama Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI.
Pada kunjungan pers ke Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta yang dipimpin Sekretaris Direktorat Jenderal PSP, Abdul Madjid atas inisiasi Direktur Jenderal PSP, Sumarjo Gatot Irianto, para jurnalis dari Jakarta diajak melihat langsung kondisi kelompok maupun kelembagaan kelompok.
"Para jurnalis maupun tim dari Ditjen PSP dapat melihat cara kerja kelompok apakah masih dengan cara tradisional maupun telah menerapkan teknologi modern, kami juga memberi saran dan masukan apabila ada kekurangan dan melihat prospek yang lebih baik," kata Abdul Madjid yang didampingi Kepala Bagian Umum Ditjen PSP, Soehoed.
Penyuluh peternakan Rini Pispanti mengatakan kelompok tani ternak Ngudi Makmur berdiri pada 10 Mei 2005 menempati lahan tanah kas Desa Sariharjo seluas tiga ribu meter persegi. Kelompok tani ternak berpredikat madya ini memiliki anggota 47 orang dengan populasi hewan ternak hampir 70 ekor terdiri atas induk, jantan, dan anakan.
Kegiatan usaha pokok yang dilakukan Kelompok Ternak Ngudi Makmur berupa pembibitan sapi potong, pembuatan pupuk organik padat, dan usaha pupuk cair.
"Proses pembuatan pupuk organik cukup sederhana, dengan mencampur kotoran ternak sapi dengan kulit pisang, serbuk gergaji dan bahan fermentasi yaitu mikro organisme lokal. Proses fermentasi memerlukan waktu 21 hari, untuk selanjutnya dilakukan proses penggilingan dan pengemasan," kata Rini Pispanti.
Sleman, Indonesia (B2B) - The development of organic fertilizer, and management of business units Ngudi Makmur Beef Cattle Farmers Group in Wonorejo hamlet, Sariharjo village of Ngaglik sub-district in Sleman district of Yogyakarta province is a major concern by Indonesia Directorate General of Infrastructure and Facilities of Agriculture Ministry.
At the press visit to Yogyakarta province was led by the Secretary of Directorate General, Abdul Madjid initiated by the director general, Sumarjo Gatot Irianto the Jakarta-based journalist invited to review the success stories of farmer group.
"The journalists and our team can see how they work, whether they have applied traditional or modern technology, we will also provide advice and input of any deficiencies, to see better prospects," Mr Madjid said who was accompanied by his head of general affairs, Soehoed.
Extension workers of livestock Pispanti Rini said Ngudi Makmur farmer group was founded May 10, 2005, utilizing land owned Sariharjo village of three thousand square meters. Members of farmer groups of about 47 people and has 70 cows.
Principal business activity is the beef cattle breeding, produces solid organic fertilizer and liquid fertilizer.
"Making organic fertilizer is quite simple, by mixing cow manure with banana bark, sawdust, and local micro-organisms for fermentation material. The process of fermentation 21 days followed milling and packaging process," Mrs Pispanti said.