Penerbit Buku `Aku Berani Tidur Sendiri` Minta Maaf

Indonesia Orders Recall of `Vulgar` Children`s Sex-education Book

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Penerbit Buku `Aku Berani Tidur Sendiri` Minta Maaf
Buku `Aku Berani Tidur Sendiri dan Aku Belajar Mengendalikan Diri` ditulis Fita Chakra dan diterbitkan oleh Tiga Serangkai (Foto: istimewa)

PEMERINTAH RI memerintahkan penerbit buku pendidikan seks untuk anak-anak segera menarik bukunya dari peredaran, yang membahas tentang masturbasi, karena terlalu vulgar.

Penerbit 'Aku Berani Tidur Sendiri dan Aku Belajar Mengendalikan Diri' meminta maaf karena dinilai terlalu vulgar seraya mengatakan buku tersebut bertujuan membantu orang tua mengajar pada anak-anak bagaimana melindungi dari dari pelecehan seksual.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan buku tersebut, ditulis oleh Fita Chakra, berisi konten pornografi dan digambarkan dalam gambar kartun saat dia memeluk bantal guling ketika dia tidak bisa tidur. Ini juga termasuk bagian di mana anak itu menemukan permainan baru dengan menaruh tangannya di dalam celananya.

"Isi buku tersebut tidak sesuai bagi anak-anak. Itu terlalu vulgar," kata kementerian melalui pernyataan resmi, seraya menambahkan penerbit harus mendapat "sanksi yang berat."

Pendidikan seks di Indonesia, di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, bukan percakapan biasa dan membicarakan seks dianggap tabu.

Awaluddin Tjalla, Kepala Pusat Kurikulum dan Buku di Kemendikbud mengatakan bahwa kementerian telah berbicara dengan asosiasi penerbit buku dan mendesak untuk mengambil tindakan tegas terhadap penerbit. Namun dia tidak menjelaskan bentuk sanksi tegas tersebut.

Penulis buku belum memberikan komentar, namun pihak penerbit, Tiga Serangkai, mengatakan telah berkonsultasi dengan psikolog serta dokter anak pada tahap penyusunan buku.

"Tujuan kami dalam meluncurkan buku itu agar dapat membantu orang tua untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang pentingnya melindungi diri... dari orang-orang yang berniat jahat terhadap mereka," katanya melalui pernyataan resmi.

Buku ini juga berisi materi pendidikan tentang penyakit seksual menular dan "pengetahuan dasar yang penting bagi seorang anak untuk tahu sejak usia dini", katanya.

Pada akun Instagram-nya, Tiga Serangkai mengatakan: "Kami memahami bahwa masyarakat kita belum siap untuk pendidikan seks pada usia dini", seraya menambahkan bahwa mereka yang telah membeli buku tersebut bisa mengembalikannya dan mendapatkan pengembalian dana.

Penerbit mengatakan buku itu sudah ditarik sejak Desember, tetapi tidak dipungkiri masih ditemukan sejumlah buku yang dijual di beberapa toko online.

Sejumlah orang memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan keluhan. Pengguna Instagram dengan @revitatiaman mengatakan: "Saya telah melihat beberapa halaman buku dan saya tidak berpikir ada pendidikan di situ. Isinya hanya merusak moral dan otak anak."

"Lebih baik menenangkan seorang anak yang sedang belajar untuk tidur sendiri di malam hari melalui membaca atau mengajarkan membaca doa," kata @pipijippie. "Bagi umat Islam, hal itu bisa dilakukan dengan membaca Al-Quran, tidak dengan memperkenalkan anak untuk aktivitas seksual," seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

INDONESIA has ordered a publisher to withdraw a sex-education book for children, which addresses the subject of masturbation, for being too vulgar.

The publisher of "I Dare to Sleep Alone and I Learn to Control Myself" apologised for causing any offence but said the book aimed to help parents teach children how to protect themselves from sexual harassment.

The Education Ministry said the book, written by Fita Chakra, contained pornographic content and cited a depiction of a cartoon boy's thoughts as he hugs a bolster pillow when he can't sleep. It also includes a part where the boy finds a new game of putting his hand inside his trousers.

"The content of the book is not appropriate for children. It's too vulgar," the ministry said in a statement, adding the publisher must recall the book or face "strict sanction".

Sex education in Indonesia, which has the world's largest Muslim population, is uncommon and casual conversations about sex are considered taboo.

Awaluddin Tjalla, head of the ministry's centre of curriculum and books, also said the ministry was speaking to an association of publishers to urge it to take action against the publisher. He did not elaborate.

The author was not immediately available for comment, but the publisher, Tiga Serangkai, said it had consulted psychologists as well as paediatricians when compiling the book.

"Our intention in launching the book was so that we can help parents explain to children about the importance of protecting themselves ... from people with ill-intention towards them," it said in a statement.

The book also contained educational material on sexually transmitted diseases and "basic knowledge that is important for a child to know from early age", it said.

On its Instagram account, Tiga Serangkai said: "We understand that some in our society are not ready for sex education at an early age", adding that those who had bought the book could return it and get a refund.

The publisher said the book had been withdrawn since December, but that it had found copies still on sale in some online stores.

Some Indonesians turned to social media to complain. An Instagram user with handler @revitatiaman said: "I've seen a few pages of the book and I don't think there's any education in here. Only damaging a child's moral and brain."

"It is better to soothe a kid who is learning to sleep by himself at night through reading or reciting a praying," said @pipijippie. "For Muslims, it can be done by reading the Koran, not by introducing the kid to sexual activity."