Washington Ucapkan Selamat pada Jokowi - JK

Washington Looks Forward to Working with Joko Widodo

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Washington Ucapkan Selamat pada Jokowi - JK
Menlu AS John Kerry di antara para penari Bali saat menghadiri KTT APEC 2013 di Bali (Foto: MailOnline)

Washington (B2B) - Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungan terhadap presiden RI terpilih, Jokowi -JK dan mengharapkan peningkatan kerja sama bilateral kedua negara setelah dinyatakan menang Pilpres oleh KPU Pusat.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengucapkan selamat kepada Jokowi - JK setelah menang Pilpres 2014, meskipun rivalnya Prabowo - Hatta menolak hasil rekapitulasi KPU, seperti dilansir AP.

Kerry mengatakan bahwa sebagai negara kedua dan ketiga demokrasi terbesar di dunia, Amerika Serikat dan Indonesia menjadi "teladan bagi dunia" dan berbagi nilai-nilai demokrasi bersama, termasuk menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum.

Kerry mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Amerika Serikat berharap untuk bekerja sama dengan Presiden terpilih Joko Widodo untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara."

Joko Widodo adalah Gubernur DKI Jakarta saat ini. Dia adalah calon presiden pertama dalam pemilihan presiden langsung di Indonesia tanpa keterkaitan dengan mantan diktator Suharto, yang memerintah selama 30 tahun sebelum digulingkan pada 1998.

Washington - The U.S. says it looks forward to working with Joko Widodo who was elected Tuesday to become Indonesia's next president.

Secretary of State John Kerry congratulated Widodo on his victory, although the losing contender, Prabowo Subianto, has rejected the result.

Kerry said that as the world's second and third largest democracies, the U.S. and Indonesia "set an example for the world" and share common values, including respect for human rights and the rule of law.

Kerry said in a statement: "The United States looks forward to working with President-elect Widodo as we deepen our partnership."

Widodo is currently Jakarta governor. He was the first candidate in a direct presidential election in Indonesia with no ties to the former dictator Suharto, who ruled for 30 years before being overthrown in 1998.