Sembako, Harganya Melonjak di Pasar Tradisional di Jakarta

Staple Food Prices at Several Traditional Markets in Jakarta to Creep Up

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Sembako, Harganya Melonjak di Pasar Tradisional di Jakarta
Foto: republika.co.id

Jakarta (B2B) - Tingginya permintaan masyarakat di bulan Ramadhan membuat harga kebutuhan pokok terus melonjak tajam. Kenaikan harga bahan pokok ini diperkirakan akan terus terjadi hingga mendekati Hari Raya Idul Fitri.

Yusron (45) pedagang sembako di Pasar Tomang, Jakarta Barat mengatakan, harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan sejak memasuki bulan Ramadhan. Kenaikan harga-harga tersebut terjadi karena tersendatnya pengiriman dari daerah akibat cuaca buruk dan jalan rusak. Selain itu, juga karena banyak petani yang gagal panen akibat tingginya curah hujan. 

"Memang sudah menjadi tradisi, harga kebutuhan pokok melonjak tajam di bulan puasa dan mendekati Lebaran,” kata Yusron, Senin (14/7).

Ia mengatakan, sebelum Ramadhan minyak goreng curah dijual seharga Rp 12.000 per kg. Memasuki Ramadhan naik menjadi Rp 13.000. Saat ini harganya naik menjadi Rp 13.500 per kg. Gula, yang sebelumnya dijual seharga Rp 10.000 per kg, kini naik menjadi Rp 12.000 per kg.

Yang mengalami kenaikan drastis, kata Yusron, yakni telur ayam negeri. Sebelum puasa harganya Rp 16.000‎ per kg. Saat memasuki bulan puasa naik menjadi Rp 17.000 dan sekarang Rp 20.000 per kg.

Hal senada juga diutarakan Yeyen (50) pedagang sayur mayur dan bumbu dapur di PD Pasar Jaya Kembangan. Sejumlah komoditi menjelang puasa dan sampai saat ini terus mengalami kenaikan.

Misalnya, cabai merah keriting dari Rp 10.000 per kg naik menjadi 12.000 per kg, dan sekarang menjadi Rp 13.000 per kg, cabai merah besar dari Rp 15.000 per kilogram menjadi Rp 18.500 per kilogram, cabai rawit dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 16.500 per kg. Demikian pula untuk harga bawang merah dari Rp 22.000 per kg menjadi Rp 24.000 per kg, bawang putih dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 22.000 per kg.

Jakarta (B2B) - Staple food prices at several traditional markets in Jakarta have begun to creep up two weeks ahead of Eid ul Fitr.

Yusron, (45), a staple food peddler at Tomang Market, West Jakarta, said staple food price keeps rising since entering Ramadan. It happens because difficult of food transportation from supplier area due to bad weather and road damaged, as well as harvest failures in key rice production centers due to erratic weather.

"This condition has been a tradition long ago, food price keeps creeping up in the fasting month and approaching Eid ul Fitr," he expressed, Monday (7/14).

He stated, free-range chicken egg, cooking oil, and sugar are among those food items whose prices have risen. In details, cooking oil was sold at Rp 12,000/kg prior to Ramadan, but it increased from Rp 13,000/kg to Rp 13,500/kg after entering Ramadan, sugar from Rp 10,000/kg to Rp 12,000/kg, as well as free-range chicken egg Rp 17,000/kg to Rp 20,000/kg.

Similar statement also came out from Yeyen (50), a peddler of vegetable and cooking ingredients at PD Pasar Jaya Kembangan. A number of staple food keeps rising approaching Ramadan and until now.

He details, curly chili has risen from Rp 12,000/kg to Rp 13,000/kg, large red chili Rp 15,000/kg to Rp 18,500/kg, cayenne pepper Rp 14,000/kg to Rp 16,500/kg, red onion Rp 22,000/kg to Rp 24,000/kg, and garlic Rp 15,000/kg to Rp 22,000/kg.