Pemerintah Siapkan Skenario Antisipasi Naiknya Subsidi BBM

Indonesian Govt Preparing Scenario to Anticipate Soaring Fuel Subsidy

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pemerintah Siapkan Skenario Antisipasi Naiknya Subsidi BBM
Foto: liputan6.com

Jakarta (B2B) - Kementerian Keuangan sedang menyiapkan skenario antisipasi meningkatnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.

"Semuanya (skenario) masih disiapkan, apakah dari penghematan anggaran di kementerian/lembaga atau tidak perlu menaikkan harga. Jadi semua alternatif disiapkan, mana yang paling feasible," kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anny Ratnawati, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Jumat.

Anny mengatakan Kemenkeu juga sudah membahas skenario fiskal misalnya penerimaan pajak dan bagaimana belanja negara yang defisit. Hal itu terkait berapa nilai defiasi ke atas yang sudah dihitung semua.

"Kami siapkan sehingga mana yang paling baik, karena melihat pada implikasinya pada pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan (tingkat) kemiskinan," ujarnya.

Menurut dia, pemerintah juga sedang mempersiapkan langkah-langkah mengantisipasi membengkaknya subsidi BBM yang melebihi kuota seperti penggunaan bio solar, penggunaan gas, dan langkah provinsi, kabupaten/kota yang ingin menerapkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.

Selain itu, menurut dia, neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret 2014 bisa surplus disebabkan impor minyak dan gas bisa dikontrol.

"Kita harus menjaga kondisi itu karena akan menghadapi Idul Fitri 2014, natal, dan tahun baru 2015 dengan konsumsi BBM yang tinggi," katanya.

Anny mengatakan Kemenkeu sudah bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk melakukan penghematan BBM bersubsidi yaitu di bawah dari 48 juta kilo liter.  Kedua kementerian tersebut sedang mempersiapkan langkah penghematan subsidi BBM bersubsidi tersebut.

"Mudah-mudahan konsumsinya hanya 46 juta kilo liter," katanya.

Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengumumkan neraca perdagangan Indonesia (NPI) pada Maret 2014 mengalami surplus sebesar 673,2 juta dolar AS.

Ia menyebutkan ekspor Maret 2014 tercatat US$15,21 miliar, sementara impor tercatat mencapai US$14,54 miliar.

Menurut dia, pada Maret 2014, migas masih defisit sebesar US$1,363 miliar karena minyak mentah defisit US$547 juta. Namun nonmigas surplus US$2,037 miliar sehingga secara total masih surplus.

Apabila diakumulasikan dari Januari--Maret 2014, maka neraca perdagangan masih mencatatkan surplus sebesar US$1,07 miliar,  yaitu neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus US$4,2315 miliar, dan neraca perdagangan migas tercatat defisit US$3,14miliar.

Jakarta (B2B) - Indonesian Deputy Finance Minister Anny Ratnawati stated the Indonesian government is preparing a scenario to anticipate soaring fuel subsidies.

"Everything (alternatives) is being prepared, including whether to curtail budget at ministries and government agencies. We will choose the alternative that is the most visible," she said here on Friday.

Ratnawati said the ministry also had discussed a fiscal scenario covering tax receipts and budget deficits. This was related to the deviation value, which had been computed.

"We have prepared them in such way that we can choose what the best are. We have considered the implications (of all the alternatives) on economic growth, the inflation rate and the poverty rate," she said.

The Indonesian government was also preparing steps to anticipate the possibility of fuel subsidy outstripping its quota. The steps included raising the use of bio diesel oil and gas and encouraging provincial, district and municipal governments to limit the use of subsidized fuels, she added.

She said Indonesia reported a trade surplus in March because the import of oil and gas can be controlled.

"We must maintain the condition as soon we will celebrate Idul Fitri, Christmas and the New Year 2015, which will raise fuel consumption," she said.

Ratnawati noted that the Finance Ministry was coordinating with the Energy and Mineral Resources Ministry to keep subsidized fuel consumption at below 48 million kiloliters this year.

The two ministries were preparing measures to use subsidized fuel more efficiently, she said.

"We hope that the fuel consumption will only reach 46 million kiloliters," she remarked.

The Central Statistics Agency (BPS) announced earlier in the day that Indonesia reported a trade surplus of US$673.2 million in March 2014.

The agency claimed that the non-oil/non-gas sector experienced a surplus of US$2.05 billion, while the oil and gas sector suffered a deficit of US$1.37 billion in March 2014.

In terms of volume, Indonesias trade balance showed a surplus of 38.08 million tons in March 2014, with the non-oil/non-gas sector enjoying a surplus of 38.53 million tons and the oil and gas sector suffering a deficit of 0.45 million tons.