Tujuh Pelaut Indonesia Kembali Diculik di Perairan Filipina

Seven Indonesian Sailors Kidnapped, Held Hostage: Govt

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Tujuh Pelaut Indonesia Kembali Diculik di Perairan Filipina
Tentara Filipina berpatroli di bagian selatan Pulau Mindanao dalam upaya memburu kelompok militan Abu Sayyaf (Foto: MailOnline)

TUJUH pelaut Indonesia telah diculik di laut di Filipina selatan, kata pemerintah di Jakarta, Jumat, kabar terbaru tentang upaya penculikan oleh kelompok bersenjata di wilayah yang dilanda konfilik.

Para pelaut adalah awak kapal tongkang batubara di laut Sulu pada Senin ketika kapal tunda mereka dibajak oleh kelompok-kelompok bersenjata, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Tujuh pelaut disandera dalam dua serangan terpisah di kapal sekitar satu jam terpisah, kata Marsudi. Enam awak lainnya di kapal tugboat dilepaskan tanpa mengalami cidera.

"Pemerintah akan melakukan segala kemungkinan untuk membebaskan para sandera tersebut," kata Marsudi kepada wartawan.

"Keamanan tujuh warga negara Indonesia ini adalah prioritas kami."

Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan dia tidak bisa mengkonfirmasi apakah permintaan uang tebusan telah dibuat, atau kelompok militan Islam Abu Sayyaf yang berbasis di Filipina bertanggung jawab atas penculikan.

Awal tahun ini kelompok militan tersebut menculik empat pelaut Malaysia dan 14 pelaut Indonesia, menahan mereka di markas mereka di Filipina selatan. Mereka dibebaskan beberapa bulan kemudian, tapi tidak ada informasi apakah uang tebusan dibayarkan.

Seorang juru bicara pemerintah Filipina mengatakan mereka berupaya untuk memverifikasi laporan tersebut.

Jika terkonfirmasi, itu akan menjadi penculikan ketiga pelaut Indonesia pada tahun ini.

Menteri pertahanan Filipina, Malaysia dan Indonesia pada pekan ini sepakat untuk mempertimbangkan langkah terkoordinasi termasuk kemungkinan patroli bersama untuk mengatasi gelombang kejahatan di laut di perairan Sulu dan Laut Sulawesi, dengan bersama-sama membentuk jalur perairan utama di antara tiga negara.

Abu Sayyaf, sebuah kelompok kecil militan Islam, sangat aktif di wilayah tersebut dan mengkhususkan diri dalam penculikan untuk mendapatkan uang tebusan.

Kelompok ini telah memenggal dua sandera Kanada tahun ini setelah tuntutan tebusan mereka tidak dipenuhi, seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

SEVEN Indonesian sailors have been kidnapped at sea in the southern Philippines, the government in Jakarta said on Friday, the latest in a spree of abductions by armed gangs in the strife-torn region.

The crew were towing a coal barge in the Sulu sea on Monday when their tugboat was hijacked by armed groups, Indonesian foreign minister Retno Marsudi said.

Seven sailors were taken hostage in two separate attacks on the vessel around an hour apart, Marsudi added. The six other crew aboard the tugboat were left unharmed.

"The government will do everything possible to free these hostages," Marsudi told reporters.

"The safety of these seven Indonesian citizens is our priority."

A spokesman for the foreign ministry said he could not confirm whether a ransom demand had been made, or if the Philippine-based Islamic militant group Abu Sayyaf was responsible for the abductions.

Earlier this year the group kidnapped four Malaysian seamen and 14 Indonesian sailors, holding them in their stronghold in the southern Philippines. They were freed several months later but there was no information on whether a ransom was paid.

A spokesman for the Philippine government said they were working to verify the report.

If confirmed, it would be the third kidnapping of Indonesian sailors this year.

The defence ministers of the Philippines, Malaysia and Indonesia agreed this week to consider coordinated steps including possible joint patrols to tackle a wave of seaborne crime in the Sulu and Celebes seas, which together form a key waterway among the three countries.

Abu Sayyaf, a small band of Islamic militants, is highly active in the region and specialises in kidnappings-for-ransom.

The group has beheaded two Canadian hostages this year after their ransom demands were not met.