Menkop: Tanpa Inovasi Teknologi, Koperasi Tergilas Jaman
No Information Technology Innovation, Cooperatives in Indonesia Will Lose Members: Minister
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Koperasi harus melakukan inovasi teknologi informasi untuk melayani kepentingan anggota misalnya menyediakan anjungan tunai mandiri (ATM) khusus untuk menarik dan menyetor dana tunai, dan teknologi informasi yang mendorong lahirnya perusahaan besar seperti Grab, Uber dan Ojek yang tidak memiliki armada motor ojek tapi mengendalikan puluhan ribu pengemudi ojek di Indonesia.
"10 tahun yang lalu, kita tidak pernah membayangkan perusahaan seperti Grab, Uber dan Gojek dapat berdiri tanpa memiliki satu pun motor ojek tapi mampu menguasai pasar dan mengendalikan anggotanya, karena mereka menguasai teknologi. Koperasi pun mampu melakukan kalau melakukan inovasi," kata Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga di kota Bogor belum lama ini.
Menurut Puspayoga, inovasi teknologi merupakan bagian dari reformasi koperasi yang sudah dicanangkan pemerintah melalui kementerian untuk meningkatkan peranan koperasi dengan melakukan rehabilitasi, reorientasi dan pengembangan koperasi.
"Tujuannya, membangun koperasi yang berkualitas, jumlah koperasi tidak perlu banyak, cukup sedikit tapi berkualitas yang mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan anggota koperasi," kata Menkop kepada pers usai mengikuti sosialisasi hasil rapat anggota tahunan elektronik (e-RAT) dari Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama (KSP SB).
Ketua Pengawas KSP SB Iwan Setiawan mengatakan bahwa e-RAT sudah dilakukan dua kali, dan tahun lalu mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai koperasi pertama di Indonesia yang melakukan RAT secara online.
"RAT online ini terbukti efektif dan efisien karena semakin banyak anggota mengikuti RAT, ke depan akan terus meningkatkan pelayanan terhadap anggota," kata Iwan Setiawan.
Jakarta (B2B) - Cooperatives should innovate information technology to serve the interests of members such as providing automated teller machines (ATMs) and information technology that encourages Grab, Uber and Ojek that do not have motorbike taxis but controlled tens of thousands of motorbike taxi drivers in Indonesia, according to the minister.
"10 years ago, we never imagined companies like Grab, Uber and Gojek could stand without having motorbike taxis but control the market and its members. Cooperatives are also capable of mastering information technology if innovating," said Cooperatives and SMEs Minister AAGN Puspayoga in Bogor city of West Java province recently.
According Puspayoga, technological innovation is part of cooperative reforms already launched by government through the ministry to increase role of cooperatives with rehabilitation, reorientation and development of cooperatives.
"The goal is to build qualified cooperatives, not necessarily a lot of cooperatives, which is important for quality by prioritizing the interests and welfare of cooperative members," he said to the press after dissemination of electronic electronic member meeting (e-RAT) by Sejahtera Bersama Cooperative Savings and Loans called the KSP SB.
Chairman Supervisor of the KSP SB Iwan Setiawan said that e-RAT has been done twice, and last year won an award from the Indonesian Record Museum (Muri) as the first cooperative in Indonesia to do RAT online.
"RAT online proved to be effective and efficient, as more and more members follow and in the future we will continue to improve service to members," Mr Setiawan said.
