Mafia Minyak Tidak Terlibat Kegiatan Impor Pertamina?

Indonesian State-owned Oil and Gas Denies Crude Import by `Oil Mafia`

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mafia Minyak Tidak Terlibat Kegiatan Impor Pertamina?
Foto: telegraph.co.uk

Jakarta (B2B) - PT Pertamina (Persero) membantah keterlibatan mafia minyak dalam kegiatan proses pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan minyak mentah yang akan diolah kilangnya. Ini ditunjukkan dengan komitmen mengutamakan efisiensi melalui transparansi.

Vice Presiden Corporate Communication Ali Mundakir mengatakan, komitmen tersebut dilatarbelakangi pentingnya pemenuhan kebutuhan BBM bagi masyarakat, di mana tingkat pertumbuhan konsumsi BBM yang rata-rata mencapai 8 persen per tahun. Sedangkan di sisi lain, produksi minyak mentah dalam negeri yang cenderung turun.

"Maka untuk menjamin ketersediaan pasokan BBM dan ketahanan energi secara keseluruhan impor BBM maupun minyak mentah saat ini dan beberapa tahun mendatang menjadi keniscayaan untuk dilakukan," kata Ali, di Jakarta, Rabu (18/6/2014).

Ali menambahkan, dengan kondisi tersebut,  pengadaan BBM dan minyak mentah yang dilakukan melalui anak perusahaan Pertamina, yaitu Pertamina Energy Sevices yang 100% sahamnya dimiliki Pertamina.

"Hanya dilakukan dengan mengundang langsung National Oil Company (NOC) untuk minyak mentah dan NOC serta produsen BBM (pemilik kilang) untuk produk BBM," tutur dia.

Dengan demikian, tidak ada lagi peran trader minyak apalagi broker dalam proses pengadaan BBM dan minyak mentah oleh Pertamina.

“Kami tegaskan bahwa dalam proses pengadaan BBM dan minyak mentah di Pertamina, tidak ada lagi peran trader atau broker minyak yang selama ini disebut-sebut sebagai mafia minyak,” tuturnya. (Ant)

Jakarta (B2B) - Indonesian state-owned oil and gas company Pertamina has denied that crude imports have been done by involving traders and brokers, often referred to as oil mafia.

Vice President of Pertaminas Communications Affairs Ali Mundakir said in a release on Wednesday that oil imports were done by inviting the oil and other fuel producers. 

The imports were carried out through Pertaminas subsidiary Pertamina Energy Service whose stake is 100 percent owned by Pertamina.

Thus, Ali said, there was no longer any role played by traders--let alone by brokers--in the imports of crude oil and other fuels.

"Traders or brokers who till now are considered a group of oil mafia no longer have any roles," he added.

He said that Pertamina regretted the accusation that a group of brokers were involved in the importation of crude oil into the country.

"Every year, Pertamina--including Petral--is also audited by the State Audit Board (BPK), and the procedures of the importation continue to be monitored by the BPK," Ali asserted.

He also said that some of the requirements for crude oil and other fuels had to be met with imports.