Kelas Menengah Indonesia, Populasinya Naik ke 56,7% pada 2013

Indonesia`s Middle Class People Increased to 56.7 Percent in 2013

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kelas Menengah Indonesia, Populasinya Naik ke 56,7% pada 2013
Foto: mahesajenar.com

Jakarta (B2B) - Masyarakat kelas menengah Indonesia meningkat dari 37% pada 2004 menjadi 56,7% pada 2013 dari total penduduk Indonesia pada 2013 selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Data tersebut terungkap dari buku "Satu Dasawarsa Membangun Untuk Kesejahteraan Rakyat" di Jakarta, Rabu. Dengan indikasi itu, dalam satu dasawarsa pemerintah dinilai telah mengangkat lebih dari 25 persen penduduk Indonesia menjadi kelompok kelas menengah.

Kelas menengah, menurut buku yang diterbitkan Sekretariat Kabinet itu, merupakan kelompok masyarakat yang membelanjakan uang per harinya dengan kisaran dua dollar AS atau setara dengan Rp22.756 (dengan kurs 1 Dollar AS : Rp11.378) hingga 20 dollar AS.

Tumbuhnya kelas menengah di Indonesia juga dapat dilihat dari data statistik jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, jumlah penumpang pesawat terbang, jumlah rumah tangga yang memiliki HP atau telepon genggam, dan rumah tangga yang memiliki komputer serta memiliki akses internet.

Dari data terakhir, yang dikutip buku tersebut, pada 2004 hingga 2012, jumlah kendaraan bermotor baik roda dua dan roda empat meningkat dari 30,5 juta menjadi 94,4 juta unit.

Jumlah penumpang pesawat terbang juga meningkat dari 33,21 juta pada 2004 menjadi 82,43 juta pada 2012. Mengenai kepemilikan ponsel, terjadi peningkatan dari 19,94% pada 2005 mencapai 83,52% pada 2012.

Begitu juga kepemilikan komputer meningkat dari 3,67% pada 2005 menjadi 14,86% pada 2012. Kemudian, akses internet juga meningkat 2,32% pada 2005 menjadi 30,66% pada 2012.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat juga dinilai sejalan dengan membaiknya kondisi keuangan negara yang ditandai dengan peningkatan nilai APBN dari Rp427,2 triliun menjadi Rp1.726 triliun pada APBN-P 2013 atau meningkat 400%, dan kembali meningkat menjadi Rp1842,5 triliun pada 2014.

Selain itu, cadangan devisa juga dinilai terus meningkat dari US$36,3 miliar pada 2004 menjadi US$97 miliar pada November 2013 atau meningkat 30%. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga mengalami penurunan dari sekitar 56,6% di 2004 menjadi 23% pada 2013.

Empat program pemerintah pro-rakyat , yang didesain dalam empat klaster yakni Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin), Program Keluar Harapan (PKH), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Penyediaan Rumah Laik Huni, juga dinilai telah menurunkan jumlah pengangguran dan kemiskinan.

Jumlah pengangguran pada 2004 yang tercatat 9,9 persen menurun menjadi 6,25 persen pada 2013. Sedangkan angka kemiskinan turun dari 16,7 persen pada 2004 menjadi 11,37 persen pada 2013.

Jakarta (B2B) - Indonesia´s middle class people increased significantly in the past ten years, from 37 percent to 56.7 percent of the total population in 2013.

As reported in the "Satu Dasawarsa Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat" or "A Decade of developing for Social Welfare," the current government was able to raise more than 25 percent of Indonesias population to the ranks of the middle class.

According to the book published by the Cabinet Secretariat, the middle class is classified as those who spend about 2 to 20 US dollars per day.

The growing middle-class population in Indonesia can also be gauged from data on the number of motor vehicle ownership, the number of aircraft passenger, household mobile phone ownership and households that have a computer with Internet access.

According to the most recent data between 2004 and 2012, reported in the book, the number of vehicles both motorcycles and car ownership increased from 30.5 million to 94.4 million units.

The number of airline passengers rose from 33.21 million in 2004 to 82.43 million in 2012. As for the ownership of mobile phones, it also experienced an increase from 19.94 percent in 2005 to 83.52 percent in 2012.

Computer ownership also rose from 3.67 percent in 2005 to 14.86 percent in 2012. Internet access also increased from 2.32 percent in 2005 to 30.66 percent in 2012.

Improvement of social welfare was also assessed in line with the national improvement in financial condition, which was characterized by an increase in the value of the state budget of Rp427.2 trillion to Rp1.726 trillion in the state budget in 2013 or a 400 percent rise; it climbed to Rp1,842.5 billion in 2014.

In addition, foreign exchange reserves also continuously increased 30 percent from 36.3 billion US dollars in 2004 to 97 billion US dollars in November 2013. The ratio of debt to gross domestic product (GDP) also decreased from about 56.6 percent in 2004 to 23 percent in 2013.

The pro-citizen government program, which is designed in four clusters namely the School Operational Assistance (BOS), Community Health Insurance (Jamkesmas) and Keluarga Harapan (PKH), a family-based poverty alleviation program; the rice-for-the-poor program (Raskin); the National Program for Community Empowerment (PNPM); and Peoples Business Credit (KUR) and the provision of habitable house, is also considered to have lowered the unemployment and poverty level.

The number of registered unemployed declined from 9.9 percent in 2004 to 6.25 percent in 2013. Meanwhile, the poverty rate fell from 16.7 percent in 2004 to 11.37 percent in 2013.