RI, Malaysia dan Filipina Luncurkan Patroli Laut Antisipasi ISIS

Indonesia, Malaysia, Philippines launch naval patrols

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


RI, Malaysia dan Filipina Luncurkan Patroli Laut Antisipasi ISIS
Foto: MailOnline

INDONESIA, Malaysia dan Filipina memulai patroli angkatan laut bersama di wilayah mereka pada Senin mengantisipasi ancaman dari kelompok ekstrimis ISIS yang terus meningkat.

"Patroli maritim koordinasi trilateral" diluncurkan di tengah pertempuran yang terus berlanjut antara tentara Filipina dan orang-orang bersenjata pendukung kelompok Negara Islam ISIS, yang telah merebut sebagian kota Marawi di pulau Mindanao, Filipina selatan.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan patroli siap siaga mengantisipasi gerakan dari kelompok militan ISIS dari Marawi yang melarikan diri ke Indonesia yang menyamar sebagai pengungsi.

Ketiga negara tetangga tersebut sepakat pada Mei 2016 untuk melakukan patroli bersama dan aksi intelijen, setelah serangkaian penculikan warga asing oleh Abu Sayyaf, sebuah kelompok Islam yang sebagian besar berbasis di kepulauan Filipina selatan yang memenggal beberapa korban setelah uang tebusan tidak dibayar.

"Serangkaian serangan pembajakan disertai oleh penculikan yang sering terjadi di perairan Sulu (Laut) memiliki dampak keamanan yang sangat besar di negara-negara pantai di sekitarnya ... dan telah mendorong kami untuk melakukan patroli terkoordinasi di antara tiga negara," kata Jenderal Nurmantyo saat peluncuran patroli bersama di Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Ketiga negara juga mendirikan pusat komando maritim - di Tarakan untuk Indonesia, Tawau untuk Malaysia dan Bongao untuk Filipina - untuk mengumpulkan informasi dan mengkoordinasikan patroli.

Ini akan memungkinkan kapal terdekat dari negara manapun untuk siaga tempur menjawab panggilan marabahaya dan memungkinkan pengejaran terus-menerus, kata Nurmantyo.

Peluncuran tersebut dihadiri oleh menteri pertahanan tiga negara dan ditandai dengan sebuah kapal angkatan laut Indonesia yang lepas sauh untuk melancarkan patroli dan jet tempur Sukhoi TNI AU seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

INDONESIA, Malaysia and the Philippines began joint naval patrols in their region Monday as threats from extremist groups increase.

The "trilateral coordinated maritime patrol" was launched amid continuing battles between Philippine troops and Islamist gunmen loyal to the Islamic State group, who have seized part of the city of Marawi in the southern Philippine island of Mindanao.

Indonesia's military chief Gatot Nurmantyo said the patrols are timely as his country tries to stop any militants from Marawi escaping to Indonesia while posing as refugees.

The three neighbours agreed in May 2016 to conduct the joint patrols and share intelligence, after a series of kidnaps of foreigners by the Abu Sayyaf, an Islamist group based mainly in the southernmost Philippine islands who beheaded several victims after ransoms were not paid.

"The series of piracy attacks accompanied by kidnappings that occured frequently in the Sulu (Sea) waters have had a huge security impact on surrounding coastal countries ... and have pushed us to conduct a coordinated patrol among three countries," said Nurmantyo when the joint patrol was launched at the Indonesian island of Tarakan off Borneo island.

The three countries also set up maritime command centres -- in Tarakan for Indonesia, Tawau for Malaysia and Bongao for the Philippines -- to collect information and coordinate the patrols.

This will enable the closest ship from any nation to be sent to answer distress calls and allow for hot pursuit, Nurmantyo said.

The launch was attended by the three countries' defence ministers and marked by an Indonesian navy sail-past and a fly-past of Sukhoi fighter jets.