Deputi Restrukturisasi Tingkatkan Kapasitas Bank Sampah jadi Koperasi dan UKM

Indonesian Govt Supports Trading Platforms Make Waste a Valuable Resource

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Deputi Restrukturisasi Tingkatkan Kapasitas Bank Sampah jadi Koperasi dan UKM
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Yuana Sutyowati Barnas (kiri) Dirjen PSLB3 KLHK Tuti HM membuka Rakornas di Palembang, dan Asdep Perlindungan Usaha Karimuddin berada di antara 500 peserta (Foto2:B2B/Mac)

Palembang, Sumsel (B2B) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi inisiasi dari Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Yuana Sutyowati Barnas mendukung terwujudnya sinergi kedua kementerian untuk mengembangkan kapasitas bank sampah menjadi koperasi dan usaha kecil menengah (UKM).

Hal itu dikemukakan oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3 KLHK) Tuti Hendrawati Mintarsih pada Rakornas 'Pengelolaan Sampah' di Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan pada Rabu (15/3) yang dihadiri oleh ratusan pengelola bank sampah dari 450 kabupaten di seluruh Indonesia.

"Sampah adalah masalah kita bersama, dan sampah bisa kita olah menjadi bernilai ekonomis serta bagaimana menjadikan suatu daerah itu bisa maju dalam pembangunan berkelanjutan dengan pengolahan sampah melalui bank sampah. Artinya, kita dapat menjaga lingkungan tetap bersih dengan menjadikan sampah sebagai sesuatu yang menguntungkan," kata Dirjen Tuti setelah membuka Rakornas PSLB3.

Menurutnya, dukungan Kemenkop UKM dapat mendorong masyarakat untuk menjadi proaktif dalam mengelola sampah secara berkelanjutan, dan mendapatkan manfaat ekonomis dari sampah tersebut. Bank sampah menjadi solusi dari pemilihan sampah yang dilaksanakan warga setiap hari dengan membawa dampak positif secara sosial dan ekonomi dari sampah.

Pemberdayaan Komunitas
Deputi Yuana Sutyawati mengatakan Kemenkop dan UKM menerapkan beberapa tahap kegiatan, dengan melakukan pemetaan sosial (social mapping) untuk memetakan program apa yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada, didukung sumber daya manusia (SDM) dari komunitas anggota bank sampah untuk mengelolanya secara baik.

Tahap berikutnya, membentuk basis lembaga yang akan mengelola bank sampah melalui kajian awal, identifikasi, pelatihan manajemen kelembagaan dan keuangan, dan penguatan modal bank sampah untuk mengakses modal dari perbankan misalnya mendapatkan pinjaman untuk membeli teknologi.

"Tahap pendampingan menjadi krusial bagi bank sampah untuk menguatkan pondasi lembaga bank sampah, dengan pendampingan teknis secara berkesinambungan, perijinan kelembagaan, inovasi produk daur ulang sampah, mengembangkan outlet penjualan produk daur ulang," kata Yuana saat memaparkan strategi dan kebijakan Kemenkop dan UKM mendukung pengembangan bank sampah.

Menurut Yuana, pihaknya akan mendukung pengembangan program percontohan usaha koperasi dan UMKM di bidang pengelolaan bank sampah, sehingga pengelolaan bank sampah menjadi koperasi dan UKM dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, karena sampah yang dikelola memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat sekitarnya.

"Kemenkop UKM bertanggung jawab melaksanakan sosialisasi penerbitan izin usaha mikro kecil atau IUMK bagi usaha mikro dan kecil di bidang pengelolaan bank sampah," katanya.

Palembang, South Sumatera (B2B) - Indonesian Environment and Forests Ministry appreciates initiation of Cooperatives and SMEs Ministry through the Deputy Minister of Business Restructuring, Yuana Sutyowati Barnas support the development of waste banks into cooperatives and small and medium enterprises (SMEs).

It was said by Director General of Waste Management, Sewage and Toxic Materials (PSLB3 KLHK) Tuti Hendrawati Mintarsih here on Wednesday (March 15) which was attended by hundreds of waste banks managers from 450 districts/cities across the country.

"Garbage is a common problem, and garbage can be processed into economic value as well as how to make an area support sustainable development in the waste bank.  It means we can maintain a healthy environment by processing garbage into economic value," Mrs Mintarsih said after opened the national working meeting was attended by 500 participants of across the country.

According to her, support of Cooperatives and SMEs Ministry can encourage people to be proactive in supporting the sustainable waste management and economic benefit. The waste bank into a solution of the activities carried out every day by the people, and the positive impact on their social and economic life.

Community Empowerment
Deputy Yuana Sutyawati said her ministry  implement several strategies, by doing social mapping to determine the programs according to the potential and needs of the community are supported by human resources.

The next phase, to conduct the initial assessment, identification, training, institutional management, financial management, and access to capital from banks for example, get a loan from banks to buy garbage processing machine.

"Mentoring activities become crucial to the waste bank to strengthen the institutional function, with continuous technical assistance, licensing, innovative recycled products, and development of marketing outlets," Mrs Barnas said.

According to her, it will support the development of a pilot project so that the development of waste bank into the cooperative and SMEs can provide education to the community, because the garbage has economic value to the community.

"The Cooperatives and SMEs Ministry is responsible for the dissemination of business legality for small micro enterprises or IUMK for the management of waste bank," Mrs Barnas said.