Memphis Depay Siap Bergabung ke Manchester United?
Memphis Depay Has Been Billed as Manchester United`s potential New Star?
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
SEPAK BOLA Belanda membuat kejutan di pasar saham pekan ini.
Namun kebangkitannya bukan karena PSV Eindhoven memenangkan gelar Eredivisie pertama mereka sejak 2008, mengakhiri dominasi Ajax selama empat tahun terakhir. Ini kabar tentang Memphis Depay, yang mencetak gol ke-20 musim ini untuk memastikan 22 gelar juara Liga Belanda bagi klub yang dibelanya.
Ternyata dia kini berminat merumput di Manchester United. Namun Jim Lawlor, kepala pencari bakat, telah melakukan tugas pentingnya jauh sebelum Depay mencapai total target prestasi yang diinginkan Louis van Gaal.
Pertama, latar belakangnya. Dia tergolong 'pemburu mimpi' seperti tertera pada tato di dadanya, dan ingin selalu 'sukses' pada tato bertinta di bagian dalam bibir bawahnya. Bergabung dengan klub ikon seperti Manchester United tidak akan bertentangan dengan tekadnya, terutama mengingat masa sulit ketika masih anak-anak.
Sebagai anak usia empat tahun, orang tuanya berpisah. Pada 2012, setelah berusia 18 tahun, ia membuang nama 'Depay' dari belakang kemejanya sebagai penghinaan untuk ayahnya yang meninggalkan keluarga. Dibesarkan oleh ibunya di kota di selatan Belanda, Moordrecht, ia dibesarkan di 'sebuah desa kecil di mana tidak ada banyak yang harus dilakukan', begitu kata Gigi, teman masa kecil Depay, seperti dilansir MailOnline.
Namun beberapa pemain terbesar dunia berasal dari tempat seperti itu.
Ambil contoh striker Arsenal Alexis Sanchez, misalnya. Ia dibesarkan dalam kemiskinan di pedesaan Chili di sebuah kota pertambangan yang disebut Tocopilla - arti harfiah Sudut Setan. Dengan Depay siap untuk bergabung dengan Liga Premier Barclays, kabarnya dia akan mendapat baybicara tentang dia dibayar sama dengan Sanchez - 130.000 pound seminggu.
Namun pria itu memulai debutnya di timnas Belanda hanya 18 bulan yang lalu ketika Van Gaal masih belum mengenalnya. Manajer melihat sesuatu dalam dirinya.
Sebagai pemain, Depay dapat berperan sebagai penyerang di saat genting, dan kiprahnya disamakan dengan Cristiano Ronaldo oleh manajer PSV Phillip Cocu dan manajer Ajax Ronald de Boer.
Dia bergerak cepat, bikin pusing lawan, dan fisiknya trengginas. Seorang pemain sayap kiri yang mampu menusuk ke pertahanan lawan bertumpu pada kaki kanan yang kuat - berlawanan dari rekan di timnas Belanda Arjen Robben.
Spesialisasinya adalah tendangan bebas. Lima dari 20 gol berasal dari bola mati - gol terkini saat melawan Heerenveen tujuh hari lalu, ketika PSV dimahkotai juara dengan tiga pertandingan tersisa.
Bakatnya sebenarnya bukan hal baru bagi Belanda. Tak seorang pun di Eredivisie mampu menyelesaikan dribel bola (101) pada musim lalu, dan ia menciptakan peluang gol terbanyak kedua (87).
Inilah pemain yang diperlukan Manchester United, mengingat mereka menciptakan peluang gol lebih sedikit (332) dari Queens Park Rangers (342) dan Tottenham Hotspur (352) musim ini.
Dipanggil ke Piala Dunia 2014, di usia 20 tahun menjebol gawang Australia membuatnya tampl sebagai pencetak gol Belanda termuda dalam sejarah Piala Dunia, mengambil alih rekor Boudewijn Zenden di Perancis '98.
Itu adalah gol pertama Depay di Brazil, sebelum gol kedua melawan Chile.
Ketika Belanda menggunakan formasi 4-3-3, dia mendapat anggukan untuk bergabung dengan Robben dan Robin van Persie dalam serangan dari tiga penjuru.
Bandingkan Depay dengan striker Manchester United - Wayne Rooney, Van Persie, Radamel Falcao dan James Wilson - dan ia melampaui kemampuan rata-rata mereka.
Dia mencetak gol setiap 115,2 menit (saingan terdekat Van Persie pada 119,3). Dia menciptakan peluang gol setiap 41,9 menit (bandingkan dengan Rooney 62,5). Dia berlari kencang setiap 14,9 menit (Rooney, lagi, terdekat di 37,1). Dan sebagainya.
Namun, dia bukan paket lengkap. Tidak terlalu.
Dia diberi label sebagai pemain serakah oleh beberapa rekannya, rata-rata tendangan ke gawang setiap 19,9 menit, menendang ke arah gawang 277 kali di 79 penampilan di Eredivisie dalam tiga musim terakhir. Bahkan Gareth Bale, yang seharusnya lebih hebat di Real Madrid, rata-rata lebih sedikit (24,3 menit per tendangan).
Dia perlu dididik, mungkin tepat di bawah asuhan mantan manajer nasionalnya di Manchester. Depay bukanlah pemain pertama yang meninggalkan PSV untuk berlabuh di Premier League, atau bahkan Old Trafford dalam hal ini, setelah beberapa pemain.
Kamis lalu menandai 14 tahun sejak Sir Alex Ferguson mengontrak Ruud van Nistelrooy dari PSV untuk rekor transfer ke Inggris sebesar 19 juta poundsterling. Striker hebat itu tampil di 150 laga, mencetak 95 gol, rata-rata satu setiap 128,2 menit. Sebuah sukses.
DUTCH FOOTBALL made a killing in the stock market this week.
Yet its rise was not because PSV Eindhoven won their first Eredivisie title since 2008, ending Ajax's four-year reign. It was down to Memphis Depay, who scored his 20th goal of the season to confirm their 22nd championship in Holland.
It turned heads at Manchester United. Yet Jim Lawlor, their chief scout, had been doing his homework long before Depay reached the total which Louis van Gaal holds in such high regard.
First, his background. He has 'dream chaser' tattooed across his chest, and 'successful' inked on the inside of his lower lip. Joining the iconic Manchester United brand would not contradict either, particularly given his difficult childhood.
As a four-year-old, his parents separated. In 2012, after turning 18, he dropped 'Depay' from the back of his shirt as a snub to his absent father. Raised by his mother in the southern Dutch town of Moordrecht, he grew up in 'a small village where there is not much to do', so says Gigi, a childhood friend of Depay's.
Yet some of the greatest footballers were created in such places.
Take Arsenal's Alexis Sanchez, for example. He grew up in poverty-stricken rural Chile in a mining town called Tocopilla – literal meaning Devil's Corner. With Depay poised to join the Barclays Premier League, talk is of him being paid the same as Sanchez – £130,000 a week.
Yet the man handed his Holland debut just 18 months ago by Van Gaal remains relatively unknown. The manager sees something in him.
As a player, Depay can be used as a makeshift forward, and has been likened to Cristiano Ronaldo by PSV manager Phillip Cocu and Ajax great Ronald de Boer.
He's fast-paced, tricky, and physical. A left winger who cuts inside with a powerful right foot – not unlike his counterpart and compatriot Arjen Robben.
His specialty is free-kicks. Five of his 20 goals were from dead-ball situations – his latest against Heerenveen seven days ago, when PSV were crowned champions with three games to spare.
His talents aren't new to those in Holland, however. Nobody in Eredivisie completed more dribbles (101) last season, and he created the second-most chances (87), too.
It is exactly what Manchester United need, given they have created fewer chances (332) than Queens Park Rangers (342) and Tottenham Hotspur (352) this season.
Called up, the then-20-year-old's goal against Australia made him the youngest Dutch scorer in the history of the World Cup, taking over from Boudewijn Zenden at France '98.
That was Depay's first goal in Brazil, before his second against Chile.
When Holland used a 4-3-3 formation, he got the nod to join Robben and Robin van Persie in a three-pronged attack.
Compare Depay to Manchester United's other forwards – Wayne Rooney, Van Persie, Radamel Falcao and James Wilson – and he blitzes the averages of the rest.
He scores a goal every 115.2 minutes (with Van Persie nearest on 119.3). He creates a chance every 41.9 minutes (with Rooney nearest on 62.5). He makes a run every 14.9 minutes (with Rooney, again, nearest on 37.1). And so on.
And yet, he is not the complete package. Not quite.
He has been labelled greedy by some, averaging a shot every 19.9 minutes, having had 277 in 79 appearances in Eredivisie in the last three seasons. Even Gareth Bale, the supposed ball-hog at Real Madrid, averages fewer (24.3 minutes per shot).
He needs teaching, perhaps by his former national manager in Manchester. Depay wouldn't be the first to leave PSV for the Premier League, or even Old Trafford for that matter, after all.
Thursday marked 14 years since Sir Alex Ferguson signed Ruud van Nistelrooy from PSV for a then-British transfer record of £19m. The striker went on to make 150 appearances, scoring 95 goals, averaging one every 128.2 minutes. A success.