The Corrs Kembali Bermusik, setelah 10 Tahun Berpisah

Ten Years Since They Split, The Corrs are Back

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


The Corrs Kembali Bermusik, setelah 10 Tahun Berpisah
Dengan lima album platinum dan rekor penjualan 40 juta kopi, tur konser dunia yang menguntungkan bisnis pariwisata dan album terlaris pada 1997, Talk On Corners (Foto: MailOnline)

DIDUKUNG oleh U2, melambung tinggi dengan lagu Breathless, mereka sensasi Irlandia yang menghilang begitu saja. Sekarang mereka kembali berkumpul setelah menghilang selama sepuluh tahun, dengan kisah yang menarik ....

Sepuluh tahun yang lalu, The Corrs memiliki semuanya. Mereka berhasil meramu irama rakyat Celtic dengan dentum rock yang enak didengar mengantar tiga wanita bersaudara dan kakak pria mereka dari bar jalanan di Dublin ke puncak blantika musik pop dunia.

Dengan lima album platinum dan rekor penjualan 40 juta kopi, tur konser dunia yang menguntungkan bisnis pariwisata dan album terlaris pada 1997, Talk On Corners, mereka mencetak tembang hit melalui Breathless, What Can I Do dan Only When I Sleep.

Patron band Irlandia, Bono U2, memuja dan memuji mereka, bergabung dengan grupnya di atas panggung mereka saat mereka menaklukkan Amerika dan dengan kepala tegak kembali ke Dublin di tengah perjalanan tur untuk menghadiri pernikahan sang vokalis, seperti dilansir MailOnline.

Tidak dipungkiri mereka (semua piawai dengan instrumen musik, meramu biola Irlandia yang memabukkan, seruling, drum dan gitar) Musisi dipungkiri mereka (mereka semua bermain instrumen mereka sendiri, rebusan Irlandia memabukkan biola, peluit timah, drum dan gitar) hampir tidak terhambat oleh kenyataan bahwa mereka memiliki kecantikan jarang di pihak mereka.

Andrea - yang termuda - dijuluki The Most Beautiful Girl In The World oleh Vogue Amerika pada 1998 dan disebutkan pernah menjalin cinta dengan Robbie Williams, Simon Fuller dan, ya, Bono.

"Dan selebihnya," katanya dengan senyum kecut. 'Sering kali orang yang disebut itu saya tidak pernah mengenalnya."

Namun pada 2005, setelah sepuluh tahun di puncak sukses, mereka meninggalkan semua itu.

Namun sekarang mereka kembali, dengan album baru berikut kisah perjalanan mereka, dengan harap-harap cemas mampukah mengulang sukses, badai finansial, dan tragedi keluarga.

"Cuma kelelahan,' kata Andrea, kini 41 tahun, seraya menambahkan. "Itulah yang terjadi pada band. Anda tidak pernah berhenti bekerja, Anda tidak berhenti tur.'

'Saya mendapati banyak selebriti kesulitan untuk menghadapinya. Saya merasa terekspose - dan harus mampu mengritik diri sendiri.'

Di balik citra sebagai pengusung musik rakyat Irlandia, namun, mereka mampu bertahan.

"Kami sangat bergairah," kata Sharon. "Darah Spanyol mengalir di tubuh kami berpadu dengan semangat Irlandia di pembuluh darah kami."

"Kami mampu mengatasi tantangan, akan tetap terdengar teriakan dan jeritan. Beberapa musisi berbasis keluarga tidak mampu bertahan. Lihat saja The Kinks, lihat juga Oasis.'

"Memang tidak mudah bekerja di grup yang sama dari hari ke hari, bepergian bersama, tampil bersama, apalagi menjadi saudara sekandung dalam situasi tersebut."

Keberhasilan yang paling luar biasa bagi kami karena mampu bertahan sepuluh tahun kemudian dan berada di tempat di mana kami semua masih berbicara satu sama lain. Itu benar-benar kemenangan."

FETED by U2, riding high with Breathless, they were the Irish sensations who simply vanished. Now they’ve emerged from ten years in the wilderness, with tales of burn-out, bickering and blowing millions...

Ten years ago, The Corrs had it all. Their irresistible blend of Celtic folk and radio-friendly rock had catapulted the band of three beautiful sisters and their big brother from the back-street bars of Dublin into the stratosphere of the pop world.

With five platinum albums and 40 million sales, hugely lucrative world tours and the biggest-selling album of 1997, Talk On Corners, they notched up hit after hit with songs such as Breathless, What Can I Do and Only When I Sleep.

The patron saint of Irish bands, U2’s Bono, adored and feted them, joining the group on stage as they conquered America and even dashing back to Dublin for the day mid-tour to attend the lead singer’s wedding.

Their undeniable musicianship (they all played their own instruments, a heady Irish stew of fiddles, tin whistles, drums and guitars) was hardly hampered by the fact that they had uncommon beauty on their side.

Andrea – the youngest – was named The Most Beautiful Girl In The World by American Vogue in 1998 and was romantically linked to Robbie Williams, Simon Fuller and, yes, Bono.

‘And the rest,’ she says today with a wry smile. ‘Often people I’d never met.’

And yet in 2005, after ten years at the top, they walked away from it all.

But now they’re back, with a rousing new album and a cautionary tale of band bust-ups, anxiety attacks, financial meltdowns and family tragedies.

‘It was burnout,’ Andrea, now 41, reveals. ‘It happens to bands. You don’t stop working, you don’t stop touring.

'I found the whole celebrity thing difficult to handle. I felt exposed by it all – I was very self-critical.’

Behind the folky image of flowing skirts and floating melodies, however, fiery arguments were frequent.

‘We are passionate’, says Sharon. ‘We have Spanish blood running through the Irish in our veins.

'We would have rows; there would be lots of shouting and screaming. Some families don’t survive working together. Look at The Kinks, look at Oasis.

‘It’s hard enough working with the same group of people day in day out, travelling together, performing together, let alone being a family in that situation.

'Our most remarkable success was ending after ten years and being in a place where we were all still speaking to each other. That was actually a triumph.’